Masjid Al-Hakim, Padang, Sumatra Barat, menjadi ikon wisata halal. | ANTARA FOTO/Iggoy el Fitra

Khazanah

Sandiaga: Wisata Halal Jadi Kesempatan Besar Umat Islam

Pemerintah telah berkomitmen untuk mendukung pariwisata halal dengan mulai membangun berbagai infrastruktur.

JAKARTA -- Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Uno, menyampaikan, umat Islam memiliki peluang besar untuk mengembangkan pariwisata halal. Selain memiliki pasar yang bagus, menurut dia, wisata halal juga prospektif.

"Wisata ini juga melibatkan banyak rumah tangga umat Islam. Itu yang menjadi pertimbangan. Maka, sekali lagi salah satu agenda peningkatan ekonomi umat adalah wisata halal, karena melibatkan rumah tangga umat," ujar dia dalam kegiatan diskusi Dinamiku Darul Hikam bertajuk ‘’Program dan Agenda Umat Islam Menuju Indonesia Emas 2045’’ secara daring, Ahad (24/4).

Sandiaga melanjutkan, pemerintah telah berkomitmen untuk mendukung pariwisata halal dengan mulai membangun berbagai infrastruktur. "Karena ini adalah ekonomi kerakyatan. Orang menjual, bukan hanya menjual dagangannya, melainkan juga menjual tempat tinggalnya dengan disewakan, dan menjual produk-produk lainnya," tuturnya.

Pada forum yang sama, Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Bidang Fatwa, KH Asrorun Niam Sholeh menyampaikan, umat Islam dituntut mengokohkan fondasi kehidupan yang memiliki nilai kebaikan. Dalam setiap situasi dan kondisi, nilai kebaikan ini tidak boleh larut dalam perubahan yang terjadi.

"Ini perlu dikokohkan agar ada pijakan sehingga kita tidak menjadi buih yang diterjang oleh ombak perubahan. Dan, fondasi ini tentunya adalah agama kita, di mana hukum Islam ini tidak lekang oleh waktu dan tempat," tutur dia.

Kiai Niam juga mengingatkan untuk melakukan upaya perbaikan terus-menerus. Dia menjelaskan, faktor yang memicu perubahan saat ini ialah teknologi dan informasi. Penguasaan keduanya didominasi oleh belahan dunia maju yang rata-rata bukan dari dunia Islam.

Meski demikian, Kiai Niam mengatakan, teknologi dan informasi itu tetap diperlukan dengan beradaptasi terhadap perubahan tersebut. 

"Adaptasi agar ketika ada perubahan kita tetap memiliki identitas keislaman dan juga identitas budaya," tuturnya.

Kiai Niam melanjutkan, dinamika perkembangan teknologi memang sangat cepat, tetapi bisa dioptimalisasi untuk memudahkan umat Islam menunaikan ibadah. Misalnya, dalam menentukan awal Ramadhan, menunaikan zakat, berinfak, dan lainnya. 

"Berinfak, kalau dulu manual, meletakkan kotak di masjid, tetapi sekarang muncul platform alternatif yang memungkinkan jangkuan lebih luas,"  katanya.

Sementara itu, Ketua Umum Ikatan Cendekiawan Muslim se-Indonesia (ICMI), Arif Satria, mengingatkan, umat Islam memiliki dorongan yang besar untuk terus bergerak membuat lompatan besar. Sebab, dia mengatakan, ada misi besar rahmatan lil ‘alamin.

"Sehingga, kalau dunia ini runtuh, dunia ini tidak beradab, itu tanggung jawab umat Islam. Tanggung jawab kita semua karena kita tidak menjalankan fungsi khalifah fil ardh dengan baik," ujar dia.

Arif juga mengajak untuk menggunakan sains dan teknologi yang bisa mendukung penciptaan sesuatu yang baru. Masa depan memang tidak ada yang tahu apa yang terjadi, kecuali orang-orang yang menciptakan masa depan di saat ini.

"Karena kita mau menciptakan masa depan hari ini, maka itulah tugas creativity, future practice, sesuatu yang baru seperti sifat salah satu Asmaul Husna," ucapnya.

Dalam Asmaul Husna, terang Arif, ada sifat Allah SWT bernama al-Badi yang memiliki makna berbeda dengan Khalik. Keduanya memang memiliki arti menciptakan langit dan bumi. Namun, al-Badi berarti menciptakan langit dan bumi sebagai sesuatu yang baru dan belum pernah ada.

"Itu sifat Allah SWT. Menciptakan sesuatu yang baru dan belum pernah ada. Inovator. Karena itu, ciri-ciri Asmaul Husna ini harus terus kita ikuti dan dalami. Kita dorong diri kita untuk menjadi inovator, seseorang yang menciptakan sesuatu yang baru.’’

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (kemenparekraf.ri)

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat

Dirut Garuda: PMN untuk Biaya Operasional 

Dana PMN tak akan digunakan Garuda untuk membayar utang

SELENGKAPNYA

Mudik Jangan Bawa ‘Oleh-Oleh’ Penyakit

Pemudik diminta untuk melengkapi status vaksinasi Covid-19 sebelum pulang kampung.

SELENGKAPNYA

Kementerian ESDM Jamin Pasokan BBM Saat Libur Lebaran

Kementerian ESDM memantau pendistribusian BBM di sejumlah SPBU.

SELENGKAPNYA