Penyanyi Raisa. | ANTARA FOTO

Geni

Sisi Personal Raisa

Raisa merasa sudah aman blak-blakan soal kehidupan pribadinya.

Bagi musisi, inspirasi bisa datang dari mana saja, termasuk pengalaman pribadi. Hal inilah yang dilakukan Raisa di album terbarunya, It’s Personal

Di album studio keempatnya ini, penyanyi sekaligus penulis lagu tersebut membongkar kisah hidupnya. Raisa merasa sudah aman blak-blakan soal kehidupan pribadinya kepada penggemar. “Jadinya saya bisa menceritakan semuanya,” kata Raisa dalam acara perilisan album It’s Personal di Plaza Senayan XXI Lounge, Jakarta Pusat, Kamis (17/3).

Kehidupan pribadi yang dimaksud Raisa di antaranya tentang hubungannya dengan sang buah hati, Zalina; hingga pemahamannya tentang cinta yang mungkin hanya terjadi sekali dalam hidup. Perempuan kelahiran 6 Juni 1990 itu menuangkan semua perasaannya secara mendalam. Masih banyak pengalaman hidup lainnya yang baru Raisa rasakan yang turut menjadi inspirasi karyanya kali ini.

Istri dari Hamish Daud ini merasa lega dapat meracik pengalaman hidupnya menjadi sebuah karya yang akhirnya didengar publik. Album di bawah naungan label rekaman Juni Records ini terdiri atas 11 lagu, yakni “Cinta Sederhana”, “Teman Biasa”, “Someday (feat Sam Kim)”, “Kutukan (Cinta Pertama)”, dan “Ragu”. Ada pula “Long Nights, Slow Mornings”, “Tentang Dirimu”, “You Better Believe Me”, “Berdamai”, “Love & Let Go”, dan “Jangan Cepat Berlalu”.

Menurut Raisa, semua lagu di dalam album ini personal baginya. Namun, ada beberapa lagu yang menjadi favoritnya seperti "Jangan Cepat Berlalu" dan "Cinta Sederhana".

Lagu "Cinta Sederhana" terinspirasi dari bentuk cintanya kepada sang anak dan keluarganya. Melalui lagu tersebut, Raisa hendak menyatakan bahwa konsep cinta yang diungkapkan melalui hal-hal kecil atau sederhana justru lebih bermakna.

"Lagu ini juga merupakan doa, semoga aku selalu dikelilingi dengan bentuk cinta yang seperti ini. Aku menulis (lirik) 'tak selalu berbunga-bunga'. Bukan sekadar dikasih bunga atau apa, tapi benar-benar yang kecil, tapi konstan yang sehari-hari dilakukan," katanya.

Raisa terakhir kali mengeluarkan album studio pada 2016 berjudul Handmade. Dalam rentang waktu enam tahun hingga It's Personal dirilis, ia mengakui banyak hal yang terjadi dalam kehidupan pribadi yang menambah sudut pandang baru.

“Itu semua lagu-lagu yang tidak akan mungkin aku bisa tulis kalau aku masih ada di fase album Handmade, apalagi sebelumnya. Jadi, sangat-sangat berbeda," ujar Raisa.

Meskipun menceritakan tentang kehidupan Raisa, beberapa lagu dapat berkaitan dengan kehidupan banyak orang. CEO Juni Records, Adryanto Pratono, membebaskan Raisa untuk berkarya di album baru ini. 

“Kami sadar ini memang space Yaya (panggilan akrab Raisa) untuk berkembang, ini next fase Yaya,” kata Boim, sapaan Adryanto.

Meski begitu, dia juga meminta Raisa membuat lagu yang bisa berhubungan dengan kehidupan banyak orang. Menurut Boim, lagu “Berdamai” sangat mewakili perasaan banyak orang.

“Lagu ‘Berdamai’ ini paling enak didengerin sambil nyetir sendiri,” ujar Boim.

Di album baru ini, Raisa tak hanya menggandeng produser dari Indonesia, tapi juga dari Korea Selatan dan Amerika Serikat (AS). “Untuk pertama kalinya album Raisa dikerjakan enam produser; ada dari Korea, tiga orang dari AS,” kata Adryanto.

Para produser yang menangani album Raisa, yakni Aldi Nada Permana, Colin Rahim, Sam Kim, dan JukJae, S/EEK (Marco Steffiano, Jessi Mates, Adrian Rahmat Purwanto, dan Josh Kunze), Camden Bench, serta Erskine Hawkins III. Sam Kim juga bernyanyi bersama Raisa untuk lagu “Someday” di album ini. 

Adryanto menyebut, album studio keempat Raisa ini sangat menantang. “Ini album sangat challenging, khususnya dalam mengumpulkan materi,” ujarnya.

Proses penggarapan album ini dilakukan selama era pandemi. Tidak mudah bagi Raisa dan tim, termasuk S/EEK, kumpulan produser yang membantu mewujudkan album ini. “Karena pandemi, dengan keadaan yang susah ditebak, saya dan tim seperti punya deeper gratitude. Lebih menghargai kebersamaan yang terjalin ketika produksi,” kata Raisa.

Namun, secara bersamaan, pandemi memberi berkah bagi pengerjaan albumnya ini. “Justru karena pandemi, kami menyadari borderless (tanpa batas) dunia dan musik. Akhirnya bisa kolaborasi sama musisi luar Indonesia,” ujar Raisa.

Adryanto pun sependapat. Baginya, mengerjakan album pada masa pandemi memiliki tingkat kesulitan tersendiri. Namun, bukan berarti tidak bisa dilakukan oleh label Raisa dan Juni Records. Sering kali jadwal workshop berubah, bahkan ditunda. “Makanya, album ini memakan waktu produksi kurang lebih dua tahun. Mungkin kalau tidak terbentur pandemi, album ini selesai lebih cepat,” kata dia.

Bekerja dengan banyak produser bukan perkara mudah. Raisa harus melepaskan semua ego sebelum masuk ke dapur rekaman. “Cara mendapatkan mood konstan itu rekaman di tempat sama, tim sama,” kata dia. 

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by raisa6690

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat