ILUSTRASI Datangnya bulan Syaban menjadi momen untuk mempersiapkan diri jelang Ramadhan. | DOK ANTARA IRWANSYAH PUTRA

Khazanah

Jangan Lengah Jelang Ramadhan

Umat diimbau tetap sabar bila Covid-19 masih mewabah pada bulan puasa nanti.

JAKARTA — Majelis Ulama Indonesia (MUI) mengimbau umat Islam untuk tetap waspada terhadap Covid-19. Ketua MUI Bidang Dakwah dan Ukhuwah KH Muhammad Cholil Nafis mengatakan, tren penurunan laju kasus SARS-CoV-2 dalam beberapa hari terakhir jangan sampai membuat lengah.

Hal ini karena pada faktanya penyakit yang disebabkan oleh virus korona itu masih ada. “Tetap berhati-hati meskipun sudah ada arah ke endemi,” kata Kiai Cholil Nafis kepada Republika, Selasa (8/3).

Ia berharap kedisiplinan masyarakat dalam menerapkan protokol kesehatan (prokes) tidak kendor menjelang datangnya Ramadhan. Mubaligh tersebut mengajak kaum Muslimin untuk terus memantapkan ikhtiar dalam menyongsong bulan suci. Bukan hanya prokes, melainkan juga mengikuti vaksinasi dengan dosis penuh. Apabila diperlukan, dapat dilengkapi dengan dosis penguat atau booster.

Menurut Kiai Cholil, jikalau kasus penularan Covid-19 masih terjadi dalam bulan puasa pada tahun ini, setiap Muslim hendaknya menguatkan niat. Dengan demikian, masalah yang ada dapat dihadapi dengan penuh ketabahan.

“Sehingga insya Allah kita akan memperoleh dua pahala. Pertama, karena berpuasa Ramadhan dan kedua, berkenaan dengan kesabaran kita dalam menghadapi wabah,” ujar alumnus University of Malaya itu.

Ia menjelaskan, kemuliaan Ramadhan tidak akan berubah, dengan maupun tanpa adanya wabah penyakit. Karena itu, persiapan sebelum memasuki bulan suci dapat dilakukan sejak bulan Sya’ban ini.

Ramadhan, Kiai Cholil melanjutkan, adalah masa latihan (riyadhah) yang sangat berharga bagi setiap mukmin. Inilah momentum untuk kembali menjadi manusia yang sejati serta memperbaiki ketakwaan kepada Allah Ta’ala.

“Seperti sahabat Nabi, Abu Qatadah, yang setiap pekannya khatam Alquran, tetapi saat masuk Ramadhan itu (khatamnya) menjadi per tiga hari. Saat memasuki 10 hari terakhir Ramadhan, setiap hari beliau khatam Alquran,” katanya.

Ia tidak memungkiri, umat Islam menginginkan suasana Ramadhan yang meriah dan semarak. Misalnya, jamaah dapat kembali memenuhi masjid-masjid, khususnya saat shalat Tarawih atau pengajian Alquran. Bila dihitung, Ramadhan pada tahun ini menjadi kali ketiga sejak timbulnya pandemi Covid-19. “Kami berharap, Ramadhan ketiga ini sudah bisa lebih meriah, lebih memberikan syiar, dan menambah kekhusyukan,” ujar sang kiai.

Beberapa pekan menjelang Ramadhan, Indonesia mengalami tren penurunan kasus Covid-19 yang terkonfirmasi. Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI Siti Nadia Tarmizi mengatakan, Selasa (8/3), positivity rate Covid-19 nasional dalam sepekan terakhir sebesar 13,56 persen.

Angka itu menurun sejak data akhir Februari 2022, yang menyentuh 16,3 persen. Hingga Senin (7/3), sudah ada 24 provinsi yang menunjukkan penurunan jumlah kasus konfirmasi Covid-19. Tinggal 10 daerah yang masih mengalami peningkatan.

Syarat longgar

Direktur Pascasarjana Universitas YARSI Prof Tjandra Yoga Aditama mengatakan, ada beberapa hal yang perlu diwujudkan sebelum pelonggaran aktivitas publik dapat diterapkan secara bertahap. Pertama, jumlah kasus infeksi dan kematian akibat Covid-19 terus mengalami penurunan. Kedua, angka positivity rate berada di bawah lima persen, sedangkan angka reproduksi efektif (Rt) Covid-19 di bawah satu poin.

Kemudian, tidak muncul varian baru yang mengkhawatirkan. Dalam keadaan demikian, Prof Yoga melanjutkan, berbagai kegiatan umum bisa dilakukan dengan aturan mobilitas yang lebih longgar.

“Ramadhan masih sebulan lagi. Kita masih harus mengikuti bagaimana perkembangan kasus (Covid-19) dalam satu bulan ke depan sebelum dapat memastikan bagaimana situasi untuk bulan puasa,” ujar mantan direktur Urusan Penyakit Menular WHO Asia Tenggara itu, kemarin.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat