Testimoni Jokowi | republika

Ekonomi

Jokowi: Hentikan Rivalitas

Jokowi melihat, sektor ekonomi yang berbasis kesehatan akan menjadi tren pertumbuhan baru.

JAKARTA -- Presiden Joko Widodo meminta para pemimpin dunia menghentikan rivalitas dan fokus memulihkan kondisi dunia yang masih menghadapi pandemi dan gejolak ekonomi global. Ia menekankan, dalam situasi saat ini, bukan saatnya untuk membangkitkan rivalitas dan membuat ketegangan baru yang dapat mengganggu pemulihan dunia, bahkan membahayakan keselamatan dunia seperti yang terjadi di Ukraina.  

“Bukan saatnya membuat ketegangan baru yang mengganggu pemulihan dunia, apalagi yang membahayakan keselamatan dunia, sebagaimana yang terjadi di Ukraina saat ini. Saat ini, semua pihak harus menghentikan rivalitas dan ketegangan,” ujar Jokowi dalam sambutannya pada Pertemuan Pertama Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral dalam Presidensi G-20 Indonesia, Kamis (17/2).

Jokowi mengingatkan, seluruh negara harus fokus untuk bersinergi dan berkolaborasi menyelamatkan dan membangkitkan dunia agar segera bangkit dan pulih kembali. Di tengah kondisi saat ini, ia mengingatkan semua negara saling terkoneksi. Kebangkitan satu kawasan akan membangkitkan kawasan yang lainnya, begitu juga sebaliknya.

“Ketidakpastian global harus kita hadapi dengan sinergi dan kolaborasi,” kata Jokowi.

Jokowi juga mendorong kerja sama seluruh negara untuk mengendalikan inflasi yang cenderung meningkat, mengantisipasi kelangkaan dan kenaikan harga pangan, serta mengatasi kelangkaan kontainer dan rantai logistik.

Jokowi mengatakan, Indonesia sangat antusias menjalankan peran presidensi G20 untuk memberikan kontribusi pada dunia. Indonesia akan mendorong sinergi dan kolaborasi, termasuk kolaborasi antarmenteri keuangan dan gubernur bank sentral G20 dalam merumuskan kebijakan fiskal dan moneter untuk mengatasi permasalahan dunia.

Pemerintah Indonesia bersama negara-negara anggota G20 juga akan membahas stimulus fiskal serta exit strategy akibat pandemi Covid-19.

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan, selama tiga tahun pandemi, seluruh negara telah mengeluarkan berbagai kebijakan agar perekonomian tidak terperosok. Berbagai kebijakan dan insentif tersebut akan dicabut secara bertahap ketika kondisi ekonomi sebuah negara sudah lebih baik.

"Pengalihan pemulihan ekonomi bisa berimplikasi signifikan karena dapat menyebabkan normalisasi kebijakan yang berbeda dan berpotensi menciptakan kondisi keuangan global yang lebih ketat. Dalam hal ini, koordinasi global, termasuk pembahasan exit strategy, menjadi sangat penting," ujar Sri.

Menurutnya, koordinasi itu dapat menjaga agar negara-negara lain dapat bersiap ketika terdapat suatu negara yang akan melakukan normalisasi demi pemulihan ekonomi. Dia menyebut, koordinasi Amerika Serikat (AS) dan negara-negara G20 menjadi penting ketika bank sentral AS The Fed hendak menerbitkan suatu kebijakan.

“Aksi The Fed dapat memengaruhi arus modal banyak negara sehingga negara-negara terkait dapat bersiap terlebih dahulu dengan adanya koordinasi. Untuk mencapai pemulihan yang lancar, mencapai keseimbangan ekonomi yang berkelanjutan dan kuat, serta pertumbuhan inklusif, perlu adanya koordinasi," ujarnya.

Selain itu, Sri mengatakan, perlu ada identifikasi dan optimalisasi peluang pertumbuhan ekonomi pascapandemi Covid-19. Hal ini seiring berubahnya gaya hidup masyarakat, salah satunya yang mendorong aspek kesehatan. Menurut dia, sektor ekonomi yang berbasis kesehatan akan menjadi tren pertumbuhan baru pascapandemi Covid-19 karena meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap kesehatan.

"Maka, reformasi industri kesehatan akan menjadi sangat penting, baik dari sisi industri alat kesehatan maupun dari sisi penyelenggaraan jasa kesehatan yang sangat penting untuk ditingkatkan," katanya.

Kedua, pertumbuhan ekonomi akan turut terpusat pada industri. Dengan demikian, reformasi bidang investasi dan perdagangan menjadi sangat penting bagi perkembangan manufaktur.

Selain itu, Sri juga menyoroti kesadaran ekonomi hijau. Menurut dia, nilai ekonomi yang berasal teknologi ataupun energi terbarukan akan semakin diandalkan sebagai sumber pertumbuhan ekonomi baru. 

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by Fanbase Airlangga Hartato (airlangga.fanbase2024)

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat