Umat Muslim melaksanakan Shalat Sunah usai melaksanakan Shalat Jumat di Masjid Cut Meutia, Jakarta, Jumat (4/2/2022). Komisi Fatwa MUI mengimbau umat Islam untuk mengganti Shalat Jumat berjamaah di masjid dengan Shalat Zuhur di rumah masing-masing di teng | Republika/Putra M. Akbar

Fatwa

Bolehkah Mengulang Shalat karena tak Khusyuk?

Ada setan yang tugasnya membisikkan waswas agar merasa tidak khusyuk, padahal shalatnya sudah baik

OLEH IMAS DAMAYANTI

Shalat merupakan ibadah yang menjadi tiang agama. Karena itu, kekhusyukan seorang Muslim dalam menjalani shalat teramat penting. Meski demikian, ada kalanya kekhusyukan seseorang terganggu dalam shalatnya. Lantas, bolehkah shalat tersebut diulang karena merasa tidak khusyuk? 

Penceramah yang juga pendiri Quantum Akhyar Institut, Ustaz Adi Hidayat, menjelaskan boleh bagi seorang Muslim mengulang shalatnya ketika merasa tidak khusyuk sepanjang masih berada di waktu shalat tersebut. Ustaz Adi menjelaskan seseorang yang baru menyadari adanya perkara yang membatalkan shalat ketika waktu shalat itu telah lewat maka boleh mengulang shalatnya ketika mengingatnya atau ketika saat itu juga. 

Ustaz Adi menjelaskan, dalam mazhab Imam Syafi'i ada yang disebut taqrib dalam waktu shalat, seperti seseorang yang tengah berada di dalam perjalanan, tapi dia tidak dapat memastikan pakaiannya bersih atau kotor, terkena najis atau tidak, sedang waktu shalat sudah masuk. Dalam pertimbangannya, bila melaksanakan shalat ketika sudah di tempat tujuan maka waktu shalatnya sudah terlewat.

Dalam kondisi demikian, Ustaz Adi mengatakan ada yang disebut dengan takrim aw qati shalat atau memuliakan atau segera menjemput waktu shalat. Orang tersebut dapat melaksanakan shalat di waktu itu dengan keyakinan yang baik dan ketika telah sampai di tempat tujuan orang tersebut mengulang lagi shalatnya.

Begitu pun ketika seseorang yang menjadi makmum mendapati bacaan imamnya tidak baik karena kondisi tertentu. Menurut Ustaz Adi, makmum itu diperkenankan mengulang kembali shalatnya.

 
Tidak ada masalah, kita shalat merasa kurang khusyuk kurang baik, setelah itu kita mencoba mengulangi, tidak ada masalah.
 
 

 

"Tidak ada masalah, kita shalat merasa kurang khusyuk kurang baik, setelah itu kita mencoba mengulangi, tidak ada masalah. Silakan, tidak ada larangan untuk mengulangi itu," kata Ustaz Adi dalam tanya jawab singkat dalam kajian daring yang disiarkan di laman resmi YouTube-nya beberapa waktu lalu. 

Namun demikian, Ustaz Adi menjelaskan, seseorang tidak boleh membiarkan kondisi tersebut berlarut-larut. Artinya membiarkan shalatnya terus menerus karena tidak bisa khusyuk. Maka dari itu, seorang Muslim harus mempelajari fiqih yang dapat mendorong diri agar bisa khusyuk dalam shalat.

Seseorang dapat mengetahui apa-apa yang menjadi bagian ketidakkhusyukan dalam shalat. Ketidakkhusyukan juga merupakan waswas setan agar selalu gelisah dan selalu mengulang shalatnya.

photo
Seseorang yang melaksanakan shalat saja, terdapat ulama yang mengatakan bahwa orang tersebut telah khusyuk. Meskipun tingkatan khusyuknya paling rendah. - (DOK REP Thoudy Badai)

Menurut Ustaz Adi, ada setan yang menggoda seorang hamba yang akan mengerjakan shalat sejak hamba tersebut selesai berwudhu. Setan tersebut bernama walhan dan setan yang menggoda ketika shalat bermana khinzib. Keduanya membisikkan waswas kepada hamba sehingga merasa tidak khusyuk, padahal shalatnya sudah baik.

Ustaz Adi menjelaskan bahwa di antara makna khusyuk adalah khudu, yakni merendah, yang digambarkan dalam sujud. Ketika seseorang telah khudu dalam shalatnya maka menurut para ulama telah disebut khusyuk.

 
Ada setan yang tugasnya membisikkan waswas kepada hamba sehingga merasa tidak khusyuk, padahal shalatnya sudah baik.
 
 

 

Lebih lanjut, Ustaz Adi menjelaskan, kondisi seorang hamba bersujud membuat setan akan histeris. Maka dari itu, untuk seseorang yang melaksanakan shalat saja, terdapat ulama yang mengatakan bahwa orang tersebut telah khusyuk. Meskipun tingkatan khusyuknya paling rendah atau praktikal, yakni sebatas menunaikan shalat untuk bersujud kepada Allah.

Ada juga khusyuk tingkatan sukun, yakni khusyuk secara maknawi di mana shalat mendatangkan ketenangan, tumakninah, dan berdampak pada perubahan diri menjadi lebih baik. Untuk mencapai khusyuk, seseorang dapat memulainya dengan mempersiapkan pakaian yang baik untuk shalat. Kemudian menghadirkan suasana akan menghadap Allah dengan menyempurnakan wudhu sebagaimana dijelaskan dalam Alquran surah al-Maidah ayat 6.

Seseorang juga dapat menggapai kekhusyukan dengan merasakan seolah itu merupakan shalat terakhir yang ditunaikan sebagaimana dijelaskan dalam Alquran surah al-Baqarah ayat 45-46.

"Maka dalam kondisi tersebut kita pelajari supaya kita tidak dijebak dalam waswas setan. Jadi setiap shalat diulang-ulang, kalau ada perasaan seperti itu, itu setan yang sedang bermain. Kalau kondisinya waswas cepat ambil yang yakin. Lalu pelajari penjelasan tentang fiqih shalat supaya tidak larut dalam godaan setan," kata dia.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat