Tangkapan Layar film Akad. | Youtube

Geni

Mengangkat Keindahan Lirik 'Akad' ke Layar Lebar

Film Akad telah tertunda hampir 2,5 tahun karena pandemi Covid-19.

OLEH GUMANTI AWALIYAH 

Masih ingatkah kamu dengan lagu “Akad” yang fenomenal? Sejak diperkenalkan pada 2017, tembang karya Mohammad Istiqamah Djamad (Is) diputar di mana-mana. 

Liriknya yang sederhana namun indah mengilhami lahirnya film Akad. Film yang dibintangi Indah Permatasari dan Kevin Julio ini merupakan hasil interpretasi dari lirik lagu “Akad” dengan garis cerita yang simpel dan mudah dipahami. Setiap bait dalam lirik lagu tersebut menggambarkan berbagai emosi yang menghidupkan jalan cerita film.

Film yang telah tayang di bioskop mulai 3 Februari tersebut adalah kolaborasi apik antara berbagai pemangku kepentingan di sektor pariwisata dan industri film. Film Akad memadukan problematika percintaan dengan keindahan alam di destinasi pariwisata superprioritas (DPSP) The Mandalika di Lombok, Nusa Tenggara Barat.

Film ini berkisah tentang Pak Abdi (Mathias Muchus), seorang sopir taksi daring yang menginginkan anaknya Indira (Indah Permatasari) segera bertemu jodohnya dan menikah. Indira digambarkan sebagai wanita mandiri yang merasa tidak ingin terburu-buru menikah dan membangun rumah tangga. Dia tidak mau merasakan kesedihan seperti yang dirasakan ketika ibunya meninggal.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by akadfilm

Mantan sekaligus cinta pertama Indira bernama Dion (Kevin Julio) tiba-tiba hadir kembali di kehidupannya. Dion adalah seorang konsultan ahli konservasi alam yang bekerja di Lombok. Semasa kecil, dia tinggal di Jakarta, kemudian dia dan keluarganya pindah ke Lombok untuk mengurus tanah dan kebun milik mendiang ayahnya. 

Dion yang sedang mengerjakan proyek konservasi alam Mandalika harus kembali ke Jakarta untuk mengerjakan beberapa pekerjaan administrasinya. Indira dan Dion bertemu dalam suasana yang tidak tepat, tapi semesta menentukan berbeda.

“Pada prinsipnya, film ini adalah film tentang bagaimana manusia bertemu dan menjalani hidup dengan pasangan yang dicintainya,” ujar sutradara film Akad, Reka Wijaya, di XXI Epicentrum, Jakarta, Rabu (2/2).

Proses pengembangan ide film sudah dimulai sejak 2018, sementara syuting baru dimulai pada 2019 dan selesai pada awal 2020. Film ini telah tertunda hampir 2,5 tahun karena pandemi Covid-19.

Menurut Reka, alasan dipilihnya lagu “Akad” sebagai ide cerita dan original soundtrack untuk film adalah karena popularitas lagunya yang telah ditonton lebih dari 132 juta kali di kanal Youtube. “Akad” juga menjadi salah satu lagu yang di-cover terbanyak, lebih dari 75 ribu video dengan lebih dari 200 juta views di Youtube.

Film Akad menjadi duet pertama bagi Indah Permatasari dan Kevin Julio. Meski begitu, keduanya mengaku tak merasa kesulitan dalam membangun chemistry. Menurut Indah, Kevin merupakan mitra kerja yang sangat terbuka sehingga lebih mudah untuk mendiskusikan berbagai hal untuk proyek film ini.

“Dia enak diajak ngobrol. Jadi walaupun baru pertama kali (adu peran), enggak canggung untuk saling ngasih masukan,” kata Indah.

Kevin merasa bangga dipasangkan dengan Indah. Baginya, Indah termasuk aktris profesional dan enak diajak diskusi mengenai proyek film. “Indah juga selalu serius kalau diajak diskusi, jadi bangun chemistry-nya gampang juga,” kata Kevin.

Dia juga mengajak semua penggemar untuk menonton film Akad di bioskop. Dengan makin banyak yang mengapresiasi, industri film di Tanah Air bisa segera bangkit. 

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by ITDC (itdc_id)

Film Akad merupakan kerja sama antara PT Pengembangan Pariwisata Indonesia (Persero)/Indonesia Tourism Development Corporation (ITDC), BUMN Pengelola DPSP The Mandalika, dengan rumah produksi IFI sinema dan E-motion Entertainment, MAXstream, serta didukung oleh Wuling Motors Indonesia dan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero).

Film ini juga menjadi satu dari 22 film yang mendapatkan dukungan pemerintah melalui program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) Bidang Perfilman dari Kementerian Pariwisata & Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif RI.

Menurut Direktur Utama ITDC Abdulbar M Mansoer, dukungan terhadap pembuatan film ini merupakan salah satu upaya kreatif dalam mempromosikan DPSP The Mandalika. Dia melihat, promosi wisata menggunakan konsep Film Induced Tourism memiliki pengaruh yang kuat serta terbukti mampu meningkatkan minat wisatawan untuk berkunjung.

“Saya berharap, film Akad dapat menangkap keindahan alam Mandalika dan menimbulkan impresi yang kuat bagi penonton sehingga mereka tertarik untuk datang ke kawasan kami,” kata Abdulbar.

Kawasan The Mandalika yang menjadi latar dari film ini merupakan sebuah destinasi pariwisata seluas 1.175 hektare yang dikembangkan dengan tema Sports & Entertainment Destination. Salah satu atraksi unggulan di The Mandalika adalah Pertamina Mandalika Circuit, sebuah sirkuit berkelas internasional yang akan menjadi tuan rumah penyelenggaraan MotoGP Grand Prix of Indonesia 2022 pada Maret 2022.

Sebelumnya, kawasan tersebut menjamu event balap motor internasional lainnya, yaitu WSBK dan IATC 2021 pada November lalu.

Sejumlah atraksi alam yang indah juga dimiliki oleh The Mandalika, seperti pantai dan perbukitan hijau, di antaranya, Pantai Kuta, Seger, Tanjung Aan, Serenting, dan Gerupuk serta Bukit Merese dan Bukit Seger. Seluruh spot wisata tersebut sudah terhubung dengan jalan kawasan sehingga mudah dijangkau wisatawan. 

 

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat