Aulia (20) salah satu pengurus vihara membersihkan lelehan lilin saat prosesi sembahyang Tahun Baru Imlek 2573 di Vihara Amurva Bhumi, Setiabudi, Jakarta Selatan, Selasa (1/2/2022). Aulia mengawali pekerjaan sebagai pengurus vihara sejak usia 12 tahun men | Republika/Thoudy Badai
Aulia (20) salah satu pengurus vihara membersihkan lelehan lilin saat prosesi sembahyang Tahun Baru Imlek 2573 di Vihara Amurva Bhumi, Setiabudi, Jakarta Selatan, Selasa (1/2/2022). Aulia mengawali pekerjaan sebagai pengurus vihara sejak usia 12 tahun men | Republika/Thoudy Badai
Aulia (20) salah satu pengurus vihara membersihkan lelehan lilin saat prosesi sembahyang Tahun Baru Imlek 2573 di Vihara Amurva Bhumi, Setiabudi, Jakarta Selatan, Selasa (1/2/2022). Aulia mengawali pekerjaan sebagai pengurus vihara sejak usia 12 tahun men | Republika/Thoudy Badai
Aulia (20) salah satu pengurus vihara menuangkan minyak untuk prosesi sembahyang Tahun Baru Imlek 2573 di Vihara Amurva Bhumi, Setiabudi, Jakarta Selatan, Selasa (1/2/2022). Aulia mengawali pekerjaan sebagai pengurus vihara sejak usia 12 tahun mengikuti j | Republika/Thoudy Badai
Aulia (20) salah satu pengurus vihara beraktivitas saat masyarakat Tionghoa melakukan prosesi sembahyang Tahun Baru Imlek 2573 di Vihara Amurva Bhumi, Setiabudi, Jakarta Selatan, Selasa (1/2/2022). Aulia mengawali pekerjaan sebagai pengurus vihara sejak u | Republika/Thoudy Badai
Terkait
Peristiwa
Toleransi di Vihara Saat Imlek
Sejak usia 12 tahun mengikuti jejak ayahnya
Vihara Amurva Bhumi, Setiabudi, Jakarta Selatan, Selasa (1/2/2022). Aulia mengawali pekerjaan sebagai pengurus vihara sejak usia 12 tahun mengikuti jejak ayahnya. Baginya hidup damai berdampingan bersama warga keturunan Tionghoa merupakan bentuk toleransi sekaligus saling menghargai dalam hal perbedaan keyakinan. Republika/Thoudy BadaiBaca Selengkapnya';