Ketua MUI Bidang Dakwah dan Ukhuwah KH Cholil Nafis memberikan Tausiyah pada acara Muhasabah dan Istighotsah Kubra Akhir Tahun 2021 di Masjid Istiqlal, Jakarta, Kamis (30/12). Komisi Dakwah Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat mengelar acara Muhasabah dan | Prayogi/Republika.

Khazanah

Kuatkan Dakwah Era Digital

Saat ini, dakwah sudah sangat erat kaitannya dengan media sosial.

JAKARTA — Komisi Dakwah Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat menggelar Multaqa Duat Nasional yang diikuti para dai utusan dari semua MUI provinsi seluruh Indonesia. Kegiatan yang dimaksudkan untuk memperkuat kualitas dakwah para dai seluruh Indonesia ini mengangkat tema “Peningkatan Kualitas Dakwah untuk Perbaikan Bangsa di Era Digital”.  

Ketua MUI Pusat Bidang Dakwah dan Ukhuwah KH Cholil Nafis menjelaskan, Multaqa akan membahas tentang pedoman dakwah digital dan pedomaan dakwah Islam wasathiyah berikut penerapannya di era digital.

“Karena saat ini dai bukan hanya bukan penceramah yang diundang dalam acara-acara keagamaan, tapi sudah bisa berkiprah di berbagai platform digital yang dimilikinya tanpa harus menunggu diundang,” kata dia saat dihubungi Republika, Ahad (23/1). 

Kiai Cholil berharap para dai dapat menjadi pelopor kemajuan penyebaran Islam. Dia menegaskan, baik atau buruknya citra Islam bergantung pada wajah Islam yang ditampilkan para dai sebagai ujung tombak penyebaran Islam rahmatan lil a’lamin.

Multaqa Duat Nasional diawali dengan standardisasi angkatan 10 pada Sabtu (22/1). Untuk acara Ahad (23/1) kemarin, panitia menggelar wisuda akbar untuk 600 lebih dai berstandar MUI. “Jika ditambah wisudawan tahun lalu maka ada lebih dari 800 dai yang telah berkomitmen menjadi dai berstandar MUI,” kata Kiai Cholil. 

Setelah wisuda, para dai akan mendapatkan pembekalan dari berbagai narasumber, salah satunya Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Johnny G Plate. Kiai Cholil mengatakan, saat ini dakwah sudah sangat erat kaitannya dengan media sosial. Karena itu, sangat penting bagi dai untuk memahami urgensi dakwah digital agar mampu menghalau penyebaran ektremisme dan konservatisme di media sosial.

“Menag juga dijadwalkan hadir, dan akan memberikan pembekalan tentang tiga hal yang harus dipegang teguh oleh para dai dalam berdakwah, yaitu Islam wasatiyah, wawasan kebangsaan NKRI, dan pedoman dakwah yang rahmatan lil a’lamin,” ujar dia. 

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by Habib Nabiel Almusawa (habib_nabiel_almusawa)

Ketua Komisi Dakwah MUI KH Ahmad Zubaidi mengatakan, tujuan digelarnya Multaqa Duat Nasional untuk melakukan koordinasi dengan para dai secara nasional. Dengan demikian, dapat ditemukan visi dan misi dakwah yang sama serta bisa disepakati kesamaan-kesamaan dalam manhajnya.

“Dan yang terpenting lagi dengan adanya pertemuan ini kita harapkan sesama dai bisa saling bersinergi, bertoleransi, serta dai-dai kita bisa berdakwah dengan memperhatikan kondisi objek dakwahnya," kata Kiai Zubaidi kepada Republika, Jumat (21/1). 

Dalam pertemuan ini, dia menjelaskan, para dai akan mendapat pemahaman beberapa pedoman dasar dalam berdakwah. Menurut Kiai Zubaidi, sekarang banyak persoalan umat yang perlu dicarikan solusinya.

Contohnya, kata dia, merebaknya gaya hidup baru yang bertentangan dengan Islam, persentase Muslim yang makin turun di Indonesia, munculnya aliran-aliran yang menyimpang, paham radikal dan liberal, hingga musibah pandemi Covid-19.

"Di sisi lain aktivitas dakwah belum mencapai harapan dakwah yang memiliki efek yang tinggi, realitas dunia dakwah kita masih dipenuhi masalah,” ujar dia.  

Kiai Zubaidi menambahkan, Multaqa Duat Nasional akan digelar secara daring dan luring dengan menerapkan protokol kesehatan. Peserta adalah Komisi Dakwah MUI Pusat dan provinsi, perwakilan ormas Islam pendiri MUI, dan akademisi dari fakultas-fakultas dakwah di Indonesia.

Ia menjelaskan, target dari Multaqa Duat Nasional ini tersusunnya nilai-nilai strategis dakwah yang berbasis Islam wasathiyah sebagai panduan dalam menyelesaikan berbagai problematik umat di tengah kemajuan dan pandemi Covid-19.

"Serta bergeraknya kaderisasi pendakwah dan pendidik agama dari level pusat sampai daerah untuk melakukan penguatan Islam wasathiyah dalam rangka menangkal gerakan radikal atas nama agama," ujar Kiai Zubaidi.

Ia menambahkan, target selanjutnya dari Multaqa Duat Nasional adalah semakin menguatnya ukhuwah Islamiyah dan wathaniyah umat Islam Indonesia, melalui upaya dakwah yang simultan, kreatif, serta integratif dan bermanhaj. Lewat Multaqa Duat Nasional, dia berharap lahirnyadai yang memiliki paham keagamaan yang toleran, inklusif, dan berwawasan kebangsaan serta turut mendukung tegaknya Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.

 

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat