Ilustrasi banjir. | ANTARA FOTO/Fauzan

Bodetabek

Ratusan Kepala Keluarga di Tangerang Terdampak Banjir

Banjir di Desa Laksana dan Gaga Tangerang akibat curah hujan dan limpasan dari Sungai Cisadane.

TANGERANG – Ratusan kepala keluarga (KK) di Desa Laksana dan Gaga, Kecamatan Pakuhaji, Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten, Kamis (20/1), menjadi korban banjir. Banjir di wilayah itu sebagai imbas luapan sungai dan curah hujan tinggi yang terjadi dalam beberapa hari terakhir.

Camat Pakuhaji, Asmawi, mengatakan, meskipun sebagian permukiman terendam air, tidak ada warga yang mengungsi. Mereka memilih bertahan di rumahnya masing-masing. "Warga tidak mau dievakuasi karena menganggap (banjir) hal yang biasa," ujar Asmawi saat dikonfirmasi di Kabupaten Tangerang, Kamis.

Asmawi menjelaskan, petugas telah melakukan monitoring ke titik terdampak banjir akibat curah hujan dan luapan air saluran penghubung Sungai Cisadane. Dia memaparkan, banjir di RT 01 dan 02, RW 10, Kampung Sungai Turi, Desa Laksana, memiliki ketinggian 50-80 sentimeter (cm) dengan jumlah warga yang terdampak sekitar 175 KK. Kemudian, di RT 01 dan 02, RW 11, Kampung Sungai Turi, Desa Laksana, dengan genangan yang sama dengan jumlah terdampak 175 KK.

Berikutnya, RT 01, RW 01, Kampung Kebon Mahi, Desa Gaga, ketinggian air sekitar 30-50 cm dengan jumlah warga yang terdampak sebanyak 80 KK. “Juga Kampung Kamal RT 02, RW 05, Desa Gaga, Kecamatan Pakuhaji, ketinggian air 30 cm sampai dengan 50 cm. Jumlah warga yang terdampak banjir sebanyak 230 KK," kata Asnawi.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by BPBD Kabupaten Tangerang (bpbd.kabtangerang)

Meskipun warga enggan mengungsi, kata dia, pemerintah kecamatan tetap menyediakan lokasi pengungsian sebagai antisipasi hal buruk. Dia pun berpesan kepada asyarakat agar tidak panik dengan kondisi banjir. Apabila ketinggian air meningkat, Asnawi mengajak warga bersiap meninggalkan rumah untuk mencari tempat lebih aman di pengungsian.

"Lokasi pengungsian yang disiapkan depan pos satpam pergudangan 19 dan pergudangan BLP (PT Bangun Laksana Persada)," ujarnya.

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Tangerang melaporkan, awalnya jumlah warga terdampak banjir di dua desa di Kecamatan Pakuhaji sekitar 350 KK. Namun, karena pada Kamis pagi sempat hujan dan limpahan aliran sungai kiriman dari Kabupaten Bogor, wilayah yang terendam semakin meluas.

"Penyebab banjir, tingginya curah hujan dan limpasan dari Sungai Cisadane yang menyebabkan banjir di Kampung Sungai Turi. Itu pun cepat surut kalau curah hujan sudah berhenti," kata Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Tangerang, Abdul Munir.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by BPBD Kabupaten Tangerang (bpbd.kabtangerang)

 

Masih mengungsi

Banjir di dua kelurahan di Jakarta Barat (Jakbar) hingga Kamis siang WIB, belum juga surut. Banjir yang melanda Kelurahan Tegal Alur, Kecamatan Kalideres, dan Kelurahan Cengkareng Barat, Kecamatan Cengkareng, sejak Rabu (19/1), menyebabkan sebanyak 610 jiwa warga dari 188 KK harus mengungsi.

Kepala Pusat Data dan Informasi Kebencanaan BPBD DKI Jakarta, M Insyaf, menjelaskan, ratusan pengungsi itu ditampung di 10 titik di Kelurahan Tegal Alur dan Kelurahan Cengkareng Barat. Jumlah pengungsi tersebut berkurang drastis dibandingkan pada Rabu, yang mencapai 1.194 jiwa dari 310 KK.

"Sembilan lokasi pengungsian itu berdasarkan data BPBD DKI, yakni di Rumah Warga RT 005, RW 02, Majelis Ta’lim Nurul Falah, Mushala al-Ikhlas RT 002 RW 02, dan RPTRA Kemuning RT 008, RW 02. Kemudian di Tanah Kosong RT 003, RW 03, Rusunawa RT 015, RW 03, SDN 11 Pagi, RPTRA Alur Anggrek, dan Masjid Darul Hikmah RW 011," kata Insyaf pada Kamis.

Insyaf mengatakan, titik banjir dari 77 RT pada Rabu, berkurang menjadi 68 RT di dua kelurahan di Jakbar pada Kamis. Namun, banjir setinggi 40 cm tidak cepat surut lantaran selain dipicu intensitas hujan tinggi, juga diakibatkan rob pesisir dan luapan Kali Semongol.

Camat Cengkareng, Ahmad Faqih, menambahkan, banjir yang menggenangi RW 11, 08, dan 10, makin menyusut tinggal kedalaman 10-20 sentimeter. "Banjir itu karena pengaruh rob juga," kata Faqih.

Dia menuturkan, awalnya ketinggian air di Kelurahan Cengkareng Barat sempat mencapai 40 cm. Menurut Faqih, banjir bahkan sempat menggenangi lebih dari 1.000 rumah, tapi sebagian besar enggan mengungsi ke posko.

Pihaknya pun mengerahkan petugas Suku Dinas Sumber Daya Air Jakbar menggunakan tiga pompa penyedot untuk mengalirkan air banjir dan membersihkan saluran.  Tiga pompa itu difungsikan untuk menyedot air di Kompleks Film dan Televisi di Cengkareng dan membuangnya ke aliran Kali Semonggol yang lebih dulu surut. 

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat