Ilustrasi pipa gas yang dikelola PGN. | ANTARA FOTO/ADWIT B PRAMONO

Ekonomi

Serapan Gas Industri Terus Didorong

Total serapan gas khusus untuk industri pada 2021 sebesar 1.006 BBTUD.

JAKARTA -- Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mencatat, realisasi serapan gas industri mencapai 81,08 persen pada 2021. Realisasi serapan ini lebih baik dibandingkan 2020 yang sebesar 76,8 persen. Kendati demikian, serapan gas khusus industri memiliki peluang untuk terus ditingkatkan pada tahun ini.

Corporate Secretary Subholding Gas Pertamina, Rachmat Hutama, menjelaskan, salah satu kendala serapan gas industri belum optimal karena suplai gas dari hulu sempat mengalami keterlambatan dan kendala. Hal ini karena beberapa lapangan melakukan pemeliharaan sehingga menyebabkan pasokan gas tersendat.

"Kedua, beberapa sektor utilitasnya masih belum normal," ujar Rachmat kepada Republika, Ahad (16/1).

Rachmat menjelaskan, evaluasi realisasi serapan gas industri masih terus dilakukan baik dengan pemerintah maupun pelaku industri. Evaluasi akan dilakukan juga terhadap ketersediaan gas agar sesuai dengan yang harus dialokasikan.

Pupuk Indonesia selaku BUMN yang mendapatkan alokasi khusus gas industri menjelaskan, sejauh ini serapan gas industri pupuk masih normal. Tahun ini, perseroan juga akan terus mengoptimalkan penggunaan alokasi gas industri untuk meningkatkan utilitas pabrik.

"Apabila ada yang tidak terserap 100 persen memang ada beberapa pabrik yang menjalani perbaikan tahunan. Sehinigga, secara operasional sempat berhenti beberapa saat," ujar Corporate Secretary Pupuk Indonesia, Achmad Wijaya.

Kementerian ESDM mencatat, total serapan gas khusus untuk industri pada 2021 sebesar 1.006 BBTUD. Realisasi ini meningkat dibandingkan 2020 yang sebesar 920 BBTUD dari total alokasi 1.241 BBTUD.

Untuk industri pupuk, realisasi serapan pada 2021 mencapai 730 BBTUD atau setara 86,69 persen dari alokasi yang ada. Angka ini meningkat dibandingkan realisasi pada 2020 yang sebesar 84,5 persen.

Sementara itu, industri sarung tangan karet dengan alokasi gas 1,23 BBTUD mencatatkan serapan sebesar 1,15 BBTUD atau setara 93,49 persen. Industri petrokimia mencatatkan realisasi sebesar 77,29 BBTUD atau sebanyak 81,82 persen dari total alokasi sebesar 94,46 BBTUD.

Kemudian, industri kaca dengan alokasi sebesar 56,01 BBTUD membukukan serapan 39,08 BBTUD atau setara 69,77 persen. Selanjutnya, industri keramik dengan alokasi sebesar 130,59 BBTUD, serapannya tercatat sebesar 87,91 BBTUD atau setara 67,32 persen.

Dua industri lainnya, yakni industri oleokimia dengan alokasi total 40,11 BBTUD membukukan realisasi serapan 26,89 BBTUD. Serapan ini setara 67,04 persen. Selanjutnya, industri baja dengan alokasi 76,34 BBTUD membukukan realisasi serapan sebesar 43,77 BBTUD atau sebesar 57,33 persen.

Penetapan harga gas akan mendorong terciptanya multiplier effect.

 

 

Harga gas yang kompetitif akan meningkatkan efisiensi industri nasional serta menarik investasi asing. Ini adalah misi Kementerian ESDM yang bisa menumbuhkan industri serta menyerap lapangan kerja baru

 

ARIFIN TASRIF, Menteri ESDM
 

 

Sebelumnya, PT PGN (Tbk) sebagai subholding gas PT Pertamina (Persero) berkomitmen memperkuat pasokan gas dan perluasan infrastruktur gas bumi. Hal ini dilakukan di tengah upaya pemerintah dan masyarakat global untuk mewujudkan zero net emission pada 2050-2060.

PGN melihat hal tersebut sebagai peluang. Gas bumi sebagai salah satu produk energi fosil terbukti bersih, ramah lingkungan, dan efisien. Dengan keunggulan tersebut gas akan memiliki peran strategis dalam proses transisi menuju zero net emission tersebut.

 “Terkait renewable energy, kita harus melihat dan mempertimbangkan energi yang lebih bisa diharapkan untuk memenuhi kebutuhan energi yang bersih. Energi masa transisi untuk mencapai target tersebut (adalah) energi yang bersih dari fosil, yaitu gas,” ujar Komisaris Utama PGN Arcandra Tahar.

Direktur Utama PGN M Haryo Yunianto menyampaikan, PGN akan mengoptimalkan setiap peluang yang ada untuk memenuhi kebutuhan energi. Pengembangan infrastruktur gas bumi yang terintegrasi dalam masa transisi energi saat ini diharapkan dapat menumbuhkan bisnis gas PGN. Pada 2022, PGN menargetkan peningkatan pengelolaan niaga gas untuk sektor ritel, komersial, serta sektor-sektor kelistrikan menjadi lebih dari 1.000 BBTUD termasuk pengelolaan trading LNG internasional.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat