Pelajar mengikuti kegiatan Pembelajaran Tatap Muka di SDN 01 Pondok Labu, Jakarta Selatan, Senin (3/1). Berdasarkan kebijakan Surat Keputusan Bersama (SKB) 4 Menteri yang diputuskan pada 21 Desember 2021 mengenai panduan Penyelenggaraan Pembelajaran di Ma | Republika/Thoudy Badai

Jakarta

PTM Harus Dievaluasi

PTM di SMAN 71 Jakarta dihentikan setelah ada satu siswa yang positif Covid-19.

JAKARTA -- Ahli epidemiologi dari Universitas Indonesia, Tri Yunis Miko, mendesak Pemprov DKI Jakarta untuk mengevaluasi kembali pelaksanaan pembelajaran tatap muka (PTM) 100 persen. Alasannya, karena PPKM level dua dan satu tidak ada bedanya dalam pelaksanaan pembelajaran dalam tatap muka.

Miko mengatakan, pelaksanaan PTM seharusnya menyesuaikan dengan peningkatan level PPKM, bukan seperti saat ini yang ketentuannya masih sama meski PPKM di DKI naik dari level satu menjadi dua. Dia mengharapkan aturan terkait PTM dengan kapasitas 100 persen harus dievaluasi di antaranya soal mekanisme PTM.

"Sebenarnya 100 persen bisa, tapi dengan giliran, misalnya tiga jam, jadi yang pertama untuk 50 persen, atau tiga jam kedua, untuk yang sesi berikut 50 persen yang kedua," kata Miko, Selasa (11/1).

Wakil Gubernur DKI Jakarta, Ahmad Riza Patria, mengakui, memang ada penambahan kasus Covid-19 di DKI dalam beberapa hari ini. Namun demikian, pihaknya masih enggan membatasi kegiatan PTM 100 persen di DKI.

“Sampai saat ini kita tidak mengurangi PTM, karena DKI termasuk provinsi yang memenuhi syarat melaksanakan PTM 100 persen terbatas,” kata Riza, Selasa.

Ditanya apakah pihaknya akan memberlakukan aturan darurat soal PTM, Riza menampiknya. Menurut dia, pihaknya masih akan melihat kejadian yang dimungkinkan dan akan terjadi ke depannya.

Riza menambahkan, saran dari sejumlah pakar memang meminta adanya pengurangan kapasitas PTM. Namun, hal itu ia sebut tak akan diputuskan sendiri dalam waktu dekat. “Kami juga memutuskan bersama dengan pemerintah pusat. Prinsipnya pemerintah akan memberi perhatian semua,” kata dia.

Meski PTM 100 persen sudah berjalan sejak 3 Januari lalu dan Covid-19 terpantau tinggi, Riza mengaku bersyukur belum ada temuan klaster di sekolah. Dia berharap PTM tidak akan berbalik menjadi ancaman penularan Covid-19.

"Belum ada klaster sekolah, belum ada sesuatu kejadian yang signifikan," kata Riza menambahkan.

Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta, Dwi Oktavia, mengatakan, kasus aktif di DKI Jakarta hingga Senin (10/1) bertambah 360 kasus. Jumlah itu, menjadikan total kasus di DKI selama pandemi menjadi 867.662 orang.

Namun demikian, berdasarkan data, kasus sembuh di DKI pada hari yang sama juga bertambah 105 orang. Kasus akumulatif sembuh di DKI hingga kini menjadi 851.913 orang. “Jumlah kasus aktif di Jakarta hari ini naik sejumlah 255 kasus, sehingga jumlah kasus aktif kini sebanyak 2.129 (orang yang masih dirawat/isolasi),” kata Dwi.

Sementara itu, SMA Negeri 71 Duren Sawit, Jakarta Timur, menghentikan sementara kegiatan PTM 100 persen selama lima hari, setelah ditemukan satu siswa positif Covid-19. Kepala SMA Negeri 71 Jakarta, Acep Mahmudin, mengatakan, penghentian sementara kegiatan PTM 100 persen dilakukan mulai Senin (10/1) hingga Jumat (14/1) mendatang. Saat ini kegiatan pembelajaran kembali dilakukan secara daring.

Menurut Acep, satu siswa tersebut diketahui terkonfirmasi positif pada Jumat (7/1) setelah hasil tes usap PCR keluar. "Jumat sore setelah Maghrib kami mendapat kabar dari wali kelasnya, ada siswa terkonfirmasi positif Covid-19," kata Acep.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by Dinas Pendidikan DKI Jakarta (disdikdki)

Lebih lanjut, Acep mengatakan, siswa tersebut mengikuti kegiatan belajar pada PTM 100 persen. "Senin (3/1) dia masuk, tapi kondisinya kurang sehatlah. Hari Selasa dia tidak hadir, tapi orang tuanya mengabarkan ke sekolah sekaligus memberikan bukti hasil tes negatif. Artinya Senin dia negatif dong, dia belum terpapar ya secara teori," kata Acep.

Dengan sudah digelarnya PTM 100 persen, puskesmas di Jakarta Timur terus menggencarkan tes usap ke sekolah-sekolah. “Tes usap PCR di sekolah di Kramat Jati makin digencarkan setelah munculnya Covid-19 varian baru," kata Kepala Puskesmas Kecamatan Kramat Jati, Jakarta Timur, Inda Mutiara.

Inda mencontohkan, kegiatan active case finding (ACF) lewat tes usap PCR pada Senin (10/1) dilakukan di SMAN 51 yang menyasar pada 20 siswa, dan di MAN 6 menyasar pada 30 siswa. Kemudian, kegiatan tes PCR jajaran Puskesmas pada Selasa (11/1) dilakukan di SMP BW 50 yang menyasar pada 50 siswa, dan SMIP Adi Luhur menyasar pada 20 siswa.

Vaksinasi siswa

Suku Dinas Kesehatan Kota Jakarta Barat menyebutkan, 81 persen siswa usia 6-11 tahun di wilayahnya sudah mendapat vaksinasi dalam program vaksin anak. Berdasarkan data jumlah yang tervaksin mencapai 161.293 siswa.

"Data Dinas Pendidikan ada 189.427. Sedangkan, capaian kita sudah mencapai 161.293 siswa," kata Pelaksanaan Tugas Suku Dinas Kesehatan Jakarta Barat Yudi Dimyati.

Berdasarkan data yang diberikan Yudi, 161.293 siswa itu merupakan jumlah terakhir yang dihitung pada Senin (10/1). Yudi mengatakan, pihaknya optimistis bisa mencapai target 100 persen pada 31 Januari 2022 mendatang. “Kita tetap upayakan yang terbaik. Insya Allah 31 Januari sudah tercapai," kata Yudi.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat