Seorang petugas kapal memantau proses persiapan transfer Liquefied natural gas (LNG) ship to ship. | Republika/Wihdan

Ekonomi

Erick Thohir Beri Sinyal Penyerapan LNG

Presiden meminta agar LNG produksi Indonesia diutamakan untuk kepentingan dalam negeri.

JAKARTA  — Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir telah memberikan sinyal terkait kepastian penyerapan gas alam cair atau liquefied natural gas (LNG) untuk pembangkit listrik di dalam negeri.

"Produsen LNG itu mayoritas Pertamina. Jadi kemarin sudah ada rapat antara Pertamina dan PLN, kami komit pada kebutuhan dalam negeri,” kata Erick dalam konferensi pers di Kementerian BUMN, Jakarta, Kamis (6/1).

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo meminta agar LNG yang diproduksi di Indonesia juga diutamakan untuk kepentingan dalam negeri terlebih dahulu sebelum diekspor ke luar negeri.

Pernyataan itu bertolak belakang dengan kondisi di lapangan bahwa pasokan LNG justru melimpah. Hal ini karena rendahnya penyerapan yang dilakukan oleh industri-industri besar terkhusus pembangkit listrik.

Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) mencatat realisasi pasokan LNG untuk PLN bersumber dari Kilang Bontang dan Kilang Tangguh adalah 58 kargo pada 2019, 40 kargo pada 2020, dan 54 kargo pada 2021.

Sebanyak 96,5 persen pasokan LNG pada tahun lalu digunakan oleh industri domestik, terutama sektor kelistrikan, sedangkan sisanya 3,5 persen dijual ke luar negeri. Semua kebutuhan untuk energi bisa dipenuhi dari kedua kilang tersebut termasuk beberapa permintaan yang secara tata waktu berubah dari jadwal semula.

Berdasarkan catatan SKK Migas ada kargo-kargo yang secara kontraktual telah disiapkan, tapi tidak terserap oleh PLN, yaitu sebanyak 13 kargo LNG pada 2020 dan 11 kargo LNG pada tahun lalu. 

Menanggapi situasi itu, Erick menyampaikan, Pertamina selaku produsen dan PLN sebagai konsumen LNG harus duduk bersama membahas komoditas ini ke depan agar tidak menghasilkan kebijakan yang prematur. Saat ini, gas secara industri tidak hanya LNG, tetapi juga ada energi baru melalui gasifikasi batu bara yang dikenal dengan nama dimetil eter (DME).

Terkait LNG, PT Pertamina Arun Gas sebagai Subholding Gas Pertamina berkomitmen mengembangkan langkah bisnis menjadi pusat LNG hub internasional secara optimal. Komisaris Utama Pertamina Basuki Tjahaja Purnama mengapresiasi inovasi dan pengembangan bisnis yang dilakukan Pertamina Arun Gas dalam upaya menjadi pusat LNG hub di Asia.

Basuki menjelaskan, langkah ekspansi bisnis Pertamina Arun Gas merupakan perwujudan dari visi Pertamina menjadi perusahaan kelas dunia. Ia berharap, Pertamina Arun Gas terus memacu bisnisnya menjadi salah satu subholding gas unggulan di Pertamina. 

Presiden Direktur Pertamina Arun Gas Arif Widodo menegaskan, pihaknya berkomitmen terus berinovasi untuk memberikan kontribusi besar terhadap perekonomian Aceh dan ketahanan energi nasional. “Sejak beroperasi pada 2015, Pertamina Arun Gas telah mengembangkan konsep 12 rencana bisnis dengan penerapan strategi khusus untuk mencapai visi menjadi perusahaan regasifikasi dan LNG hub kelas dunia,” kata Arif.

Pertamina Arun Gas juga telah mendapatkan kepercayaan dari Kemenkeu untuk sertifikat Pusat Logistik Berikat (PLB). Pertamina Arun Gas bisa menerima LNG dari segala sumber baik dari dalam maupun luar negeri, kemudian mengelola dan mengekspor kembali, atau untuk kebutuhan domestik. 

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat