Petugas kesehatan membuka tirai penghalang di Posko Covid-19 RSUD Al-Ihsan, Baleendah, Kabupaten Bandung, Kamis (30/12/2021). Daerah-daerah telah diminta memastikan kesiapan fasilitas layanan kesehatan guna mengantisipasi peningkatan kasus Covid-19 menyus | REPUBLIKA/ABDAN SYAKURA

Internasional

Tedros Cemaskan 'Tsunami' Kasus Omikron

Infeksi omikron sebagian besar dimulai di kalangan anak muda.

JENEWA -- Direktur jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan, kemunculan varian delta dan dilanjutkan omikron dari virus korona menciptakan tsunami kasus, Rabu (29/12). Omikron yang dilaporkan bulan lalu di Afrika selatan itu sudah menjadi varian dominan di Amerika Serikat (AS) dan sebagian Eropa.

“Saya sangat prihatin bahwa omikron, yang lebih menular (dan) beredar pada saat yang sama dengan delta, menyebabkan tsunami kasus,” kata Tedros, Rabu.

Tedros memperingatkan kondisi tersebut akan memberikan tekanan besar pada petugas kesehatan yang kelelahan dan sistem kesehatan di ambang kehancuran. WHO mengatakan, risiko keseluruhan terkait dengan Omikron tetap sangat tinggi. Hasil itu mengutip bukti yang konsisten bahwa Omikron memiliki keunggulan pertumbuhan dibandingkan varian Delta.

Menurut Tedros, varian delta dan omikrom sekarang menjadi ancaman kembar yang meningkatkan kasus hingga mencapai angka rekor. Kondisi itu menyebabkan lonjakan rawat inap dan kematian.

Menurut angka WHO, jumlah kasus Covid-19 yang tercatat di seluruh dunia meningkat 11 persen pada pekan lalu dibandingkan dengan pekan sebelumnya. Hampir 4,99 juta baru dilaporkan dari 20-26 Desember.

Tedros pun mengulangi seruannya kepada negara-negara untuk berbagi vaksin secara lebih adil dan memperingatkan bahwa penekanan pada booster di negara-negara kaya dapat membuat negara-negara miskin kekurangan pukulan.

"Mengakhiri ketidakadilan kesehatan tetap menjadi kunci untuk mengakhiri pandemi," kata pemimpin WHO ini.

Menurut Tedros, dunia pun telah kehilangan momen untuk mencapai target vaksinasi terhadap 40 persen populasi tahun ini. "Bukan hanya memalukan, namun secara moral hal ini merenggut nyawa dan memberi virus kesempatan untuk beredar tanpa terkendali dan bermutasi," ujarnya.

Negara-negara sebagian besar meleset dari target vaksinasi karena pasokan terbatas ke negara-negara berpenghasilan rendah dalam setahun ini. Kemudian, saat vaksin sampai di tempat tujuan ternyata mendekati masa kedaluwarsa. Masalah lain yang mungkin muncul adalah tidak adanya fasilitas pendukungnya, seperti jarum suntik.

"Saya masih tetap optimistis bahwa ini bisa menjadi tahun kita tidak hanya dapat mengakhiri tahap akut pandemi, tetapi kita juga memetakan jalan menuju keamanan kesehatan yang lebih kuat," kata Tedros.

Tedros mengatakan WHO berkampanye untuk setiap negara untuk mencapai target cakupan vaksin 70 persen pada pertengahan 2022. Target ini akan membantu mengakhiri fase akut pandemi.

Tapi, WHO tetap berhati-hati dengan perkembangan data dalam musim liburan Natal dan Tahun Baru. Kepala kedaruratan WHO Dr Michael Ryan mengatakan, akan penting dalam beberapa minggu mendatang untuk “menekan transmisi kedua varian Omikron seminimal mungkin".

Ryan mengatakan, infeksi omikron sebagian besar dimulai di kalangan anak muda. Hanya saja, peneliti dan pemerintah belum bisa melihat tentang gelombang omikron yang sepenuhnya terbentuk pada populasi yang lebih luas.

photo
Warga beserta keluarga mereka mengantre untuk menjalani tes Covid-19 di Washington, Amerika Serikat, Selasa (21/12/2021). - (AP Photo/Jacquelyn Martin)

"Saya sedikit gamang untuk membuat prediksi positif sampai kita melihat seberapa baik perlindungan vaksin akan bekerja pada populasi yang lebih tua dan lebih rentan," ujar Ryan.

Pejabat WHO itu tidak memberikan komentar spesifik tentang keputusan AS dan negara lain untuk mengurangi masa isolasi diri. Ryan mengatakan, itu adalah penilaian yang dibuat oleh masing-masing pemerintahan dengan mempertimbangkan faktor ilmiah, ekonomi, dan lainnya. AS memang telah mempersingkat masa isolasi dari 10 hari menjadi lima hari bagi pasien Covid-19 yang tanpa gejala.

Ryan mencatat bahwa masa inkubasi rata-rata hingga saat ini adalah sekitar lima hingga enam hari. "Kita harus berhati-hati dalam mengubah taktik dan strategi segera berdasarkan apa yang kami lihat tentang omikron," ujarnya.

Rekor Inggris

Sementara, Inggris melaporkan 183.037 kasus infeksi Covid-19. Berdasarkan statistik pemerintah angka itu merupakan rekor baru dan 53 ribu lebih banyak dibandingkan satu hari sebelumnya. Lonjakan kasus infeksi Covid-19 ini dipicu varian Omicron yang sangat menular. Kenaikan kasus positif harian juga mendorong jumlah pasien Covid-19 yang masuk rumah sakit.

Walaupun angka kasus infeksi hari merangkak naik, Perdana Menteri Boris Johnson mengatakan ia tidak akan memberlakukan peraturan pembatasan sosial Covid-19 yang baru tahun ini untuk membatasi penyebaran omikron. Pemerintah mengatakan varian itu menyumbang 90 persen kasus infeksi di masyarakat.

Johnson mengatakan tingginya angka orang yang menerima vaksin booster Covid-19 menunjukkan tidak perlu lagi kebijakan baru menjelang Tahun Baru. Sekitar lebih dari 33 juta penduduk Inggris atau sekitar 58 persen populasi berusia di atas 12 tahun sudah menerima vaksin virus korona dosis ketiga.

"Nikmati tahun baru dengan hati-hati dan bijaksana, kasus-kasus kita jelas naik, kita memiliki banyak kasus omikron, tapi di sisi lain kita dapat melihat data mengenai relatif ringannya gejala omikron," kata Johnson, Rabu (29/12).

Data menunjukkan angka kasus infeksi naik 41,4 persen dalam tujuh hari. Data ini hanya mencakup lima hari untuk Irlandia Utara karena perbedaan cara melaporkan kasus infeksi selama liburan Natal. Pemerintah juga menemukan angka kasus rawat inap Covid-19 merangkak naik.

Pada Rabu terdapat 10.462 pasien virus korona di seluruh Inggris naik 916 dari hari sebelumnya. Sebanyak 771 membutuhkan ranjang dengan ventilasi mekanik. Johnson mengatakan ia sudah diberitahu oleh beberapa dokter sekitar 90 pasien Covid-19 di unit gawat darurat tidak menerima vaksin booster. 

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat