Warga berwisata ke Kebun Raya Bogor, Jawa Barat, Sabtu (23/12). Kebun Raya Bogor sebagai salah satu destinasi utama di Kota Bogor yang ramai dikunjungi sebagai tempat wisata keluarga dan pendidikan, terutama pada musim liburan seperti Natal dan Tahun Baru | Republika/Mahmud Muhyidin

Bodetabek

5.000 Orang Padati Kebun Raya Bogor

Kebun Raya Bogor menjadi destinasi wisata menarik di tengah pandemi Covid-19.

BOGOR – Kasatlantas Polresta Bogor Kota AKP Galih Apria menyebutkan, pengunjung Kebun Raya Bogor (KRB), Ahad (26/12), mencapai 5.000 orang. Angka ini berarti seperempat dari kapasitas KRB yang sebanyak 20 ribu orang. 

Saat ini, situasi kepadatan lalu lintas (lalin) kendaraan terpantau masih wajar. "Arus lalu lintas saat ini masih normal, kepadatan terjadi ketika memasuki tempat wisata Kebun Raya Bogor," kata AKP Galih Apria di Pos Polisi Baranangsiang.

Mobilitas warga dilihat dari pengamatan lalu lintas kendaraan di Kota Bogor menuju tempat wisata, kata dia, cukup terkendali pada momen Natal maupun menjelang tahun baru 2022. Kebun Raya Bogor yang menjadi tujuan utama wisata di Kota Hujan berada di jalur sistem satu arah (SSA). SSA diberlakukan mulai dari Tugu Kujang, Jalan Otista, Jalan Ir H Juanda, Jalan Sempur, Jalan Pajajaran, hingga titik Tugu Kujang kembali.

Kendaraan tampak ramai lancar tanpa hambatan berarti. Kepadatan hanya terjadi seperti hari-hari biasanya di Jalan Otista karena ada penyempitan pada bagian jembatan di atas Kali Ciliwung yang juga melintas di belakang Kebun Raya Bogor. "Alhamdulillah, belum ada kepadatan. Dari awal kami memberikan edukasi, secara preemtif dan preventif sehingga masyarakat juga tidak terlalu banyak keluar," ujarnya.

Galih menuturkan, edukasi kepada masyarakat tentang pentingnya kewaspadaan protokol kesehatan saat pandemi Covid-19 berhasil membuat masyarakat memilih diam di rumah. Ketika berpergian pun, kata dia, masyarakat sudah mengantisipasi agar tidak berkerumun. "Masyarakat juga diimbau tidak terlalu banyak keluar, menghabiskan waktu di luar. Akan tetapi, menghabiskan waktu dengan keluarga dan teman-teman lainnya," katanya.

Mengantisipasi mobilitas warga di Kota Bogor, Polresta Bogor Kota menggelar enam titik pos pengamanan Operasi Lilin Lodaya lada libur Natal dan Tahun Baru 2022. Satu pos di antaranya sekaligus merupakan pos pelayanan Gerebek Vaksin Covid-19.

Kapolresta Bogor Kota Kombes Pol Susatyo Purnomo Condro mengatakan, kepolisian akan berusaha memantau dan mengarahkan kedisiplinan masyarakat mengenai vaksinasi Covid-19. "Salah satunya, kami melaksanakan pemeriksaan atau razia vaksin bagi penumpang transportasi umum, baik itu bus ataupun angkutan kota (angkot)," katanya, Sabtu (26/12).

Susatyo menyebutkan enam titik pos tersebut ialah Pos Polisi Baranangsiang yang tepat di depan pintu keluar Gerbang Tol Bogor Baranangsiang dan Terminal Baranangsiang. Lalu ada juga di Simpang Ciawi, Simpang Salabenda, Simpang Pomad, Simpang Dramaga, dan Stasiun Bogor.

Khusus Pos Polisi Baranangsiang, juga berfungsi menjadi induk pelayanan vaksinasi Covid-19 bukan hanya pada saat Natal, tetapi hingga libur tahun baru 2022. Para penumpang bus, angkot, minibus, dan kendaraan lain akan diperiksa mengenai bukti vaksinasi Covid-19, baik berupa sertifikat vaksin cetak maupun melalui aplikasi PeduliLindungi.

Susatyo menuturkan, hasil tinjauan di lapangan masih banyak warga yang turun dari kendaraan umum kedapatan belum melaksanakan vaksinasi dan menginstal aplikasi PeduliLindungi. "Sehingga kegiatan ini kami tujukan untuk pengetatan protokol kesehatan maupun melaksanakan vaksinasi," katanya.

Selain itu, kata dia, ada pula enam tim keliling yang memantau 18 tempat wisata maupun tempat-tempat kuliner yang tersebar di enam kecamatan secara 24 jam. Bagi warga yang kedapatan belum melaksanakan vaksinasi, akan digiring petugas vaksin di tempat. "Sesuai PPKM Level 1 Kota Bogor, kita awasi kuliner sampai pukul 00.00 WIB," ujarnya. 

Penataan Jalan Suryakencana

Beberapa proyek strategis yang dicanangkan Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor terancam tidak bisa selesai sesuai kontrak pada akhir Desember 2021. Selain pembangunan Masjid Agung Kota Bogor, pekerjaan lain yang hampir pasti molor dari jadwal adalah revitalisasi Jalan Suryakencana. Penataan kawasan Pecinan Kota Bogor yang menggunakan dana pinjaman Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) tersebut progresnya baru mencapai 51 persen.

Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Bogor, Syarifah Sofiah, meminta kontraktor segera menyelesaikan proyek yang menelan anggaran sekitar Rp 30 miliar itu. Dari hasil peninjauan di lapangan, dia mendapati terjadi deviasi penataan kawasan Suryakencana mencapai 40 persen.

Syarifah mencatat, beberapa faktor yang menyebabkan kontraktor tidak bisa menuntaskan pekerjaan penataan Jalan Suryakencana tepat waktu. Pertama, karena banyak perubahan perencanaan saat pekerjaan berlangsung. Kedua, proyek Suryakencana berada di kawasan padat penduduk. "Semua (pekerjaan) dibatasi waktu, harus selesai pekerjaanya dan kontraknya berakhir pada 30 Desember," ucap Syarifah di Kota Bogor, Jawa Barat, Kamis (23/12).

Untuk mengejar progres ketertinggalan, Syarifah meminta revitalisasi di titik Kampung Cincau dan Padasuka untuk diutamakan. Pihaknya akan berkoordinasi dengan Dinas Perhubungan (Dishub) dan Satpol PP Kota Bogor agar akses ke kedua kampung yang sedang ditata itu, untuk sementara ditutup dari mobilitas kendaraan. Hal itu agar kontraktor bisa menurunkan alat berat dan material.

Syarif mengaku, sudah memerintahkan penanggung jawab pembuatan jalur pedestrian di Kampung Cincau dan Padasuka bisa selesai tepat waktu pada akhir tahun ini. "Kita minta dua pekerjaan itu dikerjakan secara pararel. Gak bisa nunggu, keduanya harus dikerjakan bersamaan. Kalau bergantian menunggu tidak akan selesai," katanya.

Sebagai evaluasi, Syarifah meminta pejabat pembuat komitmen (PPK) dan aparat wilayah harus sering turun ke lapangan mengawasi pekerjaan agar ketika kontraktor menemukan persoalan bisa secepatnya diambil solusi. Meski begitu, dia mengakui, penataan kawasan Jalan Suryakencana memang tidak mudah. Sehingga, ia berharap warga sekitar yang rumahnya banyak difungsikan sebagai tempat berdagang agar turut mendukung program yang dicanangkan Pemkot Bogor tersebut.

"Jadi, ini yang kita hadapi di lapangan. Apa pun itu, bisa berjalan. Ada persoalan apa pun, inginnya tertangani karena masyarakat inginnya //clear//. Tidak ada masalah," ujarnya.

Kepala Bidang Pembangunan Kebinamargaan Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kota Bogor, Dadan Hamdani, menyebut, progres penataan Suryakencana sangat jauh dari harapan. Saat ini, total pekerjaan baru beres sekitar 51 persen. Jika para pekerja bisa mempercepat pembangunan trotoar di Kampung Cincau dan Padasuka, progres pekerjaan bisa mencapai 75 persen.

Namun, Dadan pesimistis jika proyek penataan kawasan yang nantinya ditargetkan sebagai tujuan wisata kuliner ramah pejalan kaki itu bisa rampung pada 30 Desember 2021. Karena itu, pihaknya malah mengkaji mekanisme pemberian denda kepada kontraktor sebagai konsekuensi keterlambatan pekerjaan. "Saya khawatir ini akan lewat anggaran. Saya juga belum bisa memastikan apakah ada kesempatan perpanjangan 50 hari kerja atau tidak, karena pemberian kesempatan itu harus ada rekomendasi dari konsultan pengawas, kajian PPK," katanya.

Dadan menjelaskan, kebijakan penambahan kesempatan 50 hari kerja kepada kontraktor juga mesti diperhitungkan secara matang. Selain itu, Pemkot Bogor harus berkonsultasi ke Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) terkait dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri (Permendagri) Nomor 77 Tahun 2020 tentang Pedoman Teknis Pengelolaan Keuangan Daerah.

Dalam aturan Kemendagri, kata dia, Pemkot Bogor tak bisa langsung membayar kewajiban pemenang tender jika ada pekerjaan yang terlambat karena harus dianggarkan di APBD perubahan. Adapun proyek penataan kawasan Suryakencana menggunakan dana PEN yang berasal dari pemerintah pusat. "Karena kalau ada yang lewat tahun, anggaran harus ada review inspektorat, nanti kita ke Kemendagri konsultasi seperti apa sih kalau kita lanjut," kata Dadan.

Ketua Komisi III DPRD Kota Bogor, Zaenul Mutaqin, malah mengkritik sejumlah aspek pembangunan penataan kawasan Suryakencana yang membuat jalan makin sempit. Dia juga mendapati, di lapangan banyak muncul masalah sosial karena kurangnya sosialisasi pengerjaan proyek yang tidak diketahui pedagang. Hal itu membuat warga sekitar menjadi kurang peduli dengan proyek penataan Jalan Suryakencana.

"Saya tegaskan, Komisi III tidak menolak penataan Suryakencana, tetapi kalau ada masalah, segera dicarikan solusinya, jangan sampai merugikan para pemilik toko dan pedagang. Kami akan evaluasi terkait pembangunan penataan kawasan Suryakencana ini," ucap Zaenul.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat