Sejumlah penumpang Kereta Rel Diesel (KRD) Lokal Bandung Raya menaiki skybridge setibanya di Stasiun Bandung, Kota Bandung, Senin (20/12). PT KAI (Persero) Daop 2 Bandung akan mengoperasikan 1.539 perjalanan kereta api pada masa Natal dan Tahun Baru (Nata | REPUBLIKA/ABDAN SYAKURA

Nasional

Pemerintah Antisipasi Mobilitas 11 Juta Orang

Tak adanya pembatasan pada masa liburan berpotensi memicu ledakan kasus Covid-19 lagi.

JAKARTA -- Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan, terdapat potensi sekitar 11 juta orang yang akan beraktivitas saat Natal dan tahun baru. Aktivitas yang dilakukan oleh sebelas juta orang itu mulai dari wisata dan pulang kampung atau mudik.

“Pesan utama pada Nataru ini, yaitu pengetatan prokes,” kata Budi dalam pernyataan tertulisnya, Kamis (23/12).

Budi mengatakan terdapat potensinsekitar 11 juta orang akan melakukan bepergian dan adnya virus Covid-19 varian omicron di Indonesia. “Pesan utama pada Nataru ini yaitu pengetatan prokes. Kalau bisa di rumah saja itu lebih baik, tetapi kalau mau bepergian jarak jauh, harus vaksin dua kali dan tes antigen 1x24 jam,” kata Budi.

Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Muhadjir Effendy mengingatkan masyarakat yang melakukan perjalanan jarak jauh agar sudah melakukan vaksin dosis lengkap dan tes antigen 1x24 jam. Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo menjelaskan, Polri telah menyiapkan pos-pos pengamanan di sejumlah titik pada masa libur Nataru. 

“Tahun lalu, setelah Natal dan tahun baru terjadi kenaikan Covid-19 2,5 kali lipat. Tahun ini ada beberapa kelonggaran, tentunya berdampak terjadinya lonjakan kalau tidak ada antisipasi,” ujarnya.

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, yang membacakan amanat kapolri, mengatakan, peningkatan mobilitas masyarakat menyebabkan peningkatan kasus konfirmasi dari 6.437 kasus per hari pada 26 Desember menjadi 14.518 kasus per hari pada tanggal 30 Januari 2021. Karena itu, pelaksanaan protokol kesehatan di tempat wisata, terminal, stasiun, pelabuhan, bandara, tempat ibadah, dan pusat perbelanjaan akan diawasi saat perayaan Natal dan tahun baru. 

Pengawasan yang turut melibatkan Polri, TNI, dan pemerintah daerah dilakukan pada 23 Desember 2021 sampai 2 Januari 2022. "Fokus pengamanan adalah 54.959 objek di seluruh indonesia,” kata Anies.

Anies mengatakan, kapolri mengimbau masyarakat untuk melaporkan tempat ibadah, hiburan dan wisata yang tidak mewajibkan penggunaan aplikasi Pedulilindungi. Anies mengatakan, kapolri juga sudah meminta pemda menutup alun-alun saat malam pergantian tahun. 

Selama Natal dan tahun baru, PT Kereta Api Indonesia (Persero) menghadirkan layanan tes PCR seharga Rp 195 ribu. VP Public Relations KAI Joni Martinus mengatakan, pelanggan dengan usia di bawah 12 tahun yang diwajibkan menunjukkan hasil negatif tes PCR mulai 24 Desember 2021. 

Epidemiologi dari Universitas Indonesia Tri Yunus Miko Wahyono menanggapi terkait pemerintah yang tidak melakukan penyekatan atau membebaskan masyarakat bepergian saat libur Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2021. Menurutnya, hal ini akan berpotensi terjadi ledakan kasus Covid-19 lagi.

"Dengan dibebaskannya masyarakat seperti itu nantinya ada konsekuensi yang akan diterima pemerintah. Pemerintah harus bersiap-siap ada lonjakan kasus Covid-19 lagi," katanya saat dihubungi Republika, Kamis (23/12).

Kemudian, ia melanjutkan saat ini yang terjadi kasusnya menurun karena Kabupaten dan Kota itu tidak selalu melakukan tracing. Sehingga kasus Covid-19 tidak terdekteksi. Apalagi saat ini masih ada varian delta dan omikron.

"Harusnya pemerintah membatasi mobilitas masyarakat. Kalau tidak tinggal nunggu aja kasus akan naik lagi, tenaga kesehatan yang kelelahan dan tempat rumah sakit yang penuh," kata dia.

Ia menambahkan Januari sampai Februari 2022 kasus Covid-19 naik lagi. Pemerintah tidak pernah belajar dari kejadian masa lalu. Sehingga pemerintah harus bersiap-siap apa yang dilakukan kalau kasus Covid-19 naik lagi.

"Sekarang anginnya sedang kecang artinya masyarakat sudah mulai bepergian kemana mana. Pemerintah harus siap jika angin tersebut menjadi badai. Pemerintah harus siap uang banyak dan tenaga kesehatan. Mudah-mudahhan tidak terjadi badai tapi dengan kondisi seperti ini bisa saja," kata dia.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat