Presiden Direktur PT Adaro Energy Tbk (Adaro) Garibaldi Thohir (kanan), Komisaris Independen Mohammad Effendi (kiri), Wakil Presiden Direktur C Ariano Rachmat (kedua kanan) dan Direktur Julius Aslan (kedua kiri) berbincang seusai melaksanakan Rapat Umum P | ANTARA FOTO/Aprillio Akbar

Ekonomi

Adaro Bagikan Dividen Interim Rp 5 Triliun

Pembagian dividen interim Adaro kepada pemegang saham akan dilakukan dalam mata uang rupiah.

JAKARTA -- PT Adaro Energy Tbk akan membagikan dividen interim 2021 sebesar 350 juta dolar AS atau setara Rp 5 triliun. Pembagian dividen ini telah diputuskan dan disetujui dalam rapat direksi dan dewan komisaris Adaro Energy pada 20 Desember 2021.

"Dividen tersebut berasal dari laba bersih perseroan yang berakhir pada 30 September," kata manajemen perseroan dalam keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia yang dipublikasikan pada Selasa (21/12).

Pembagian dividen interim kepada pemegang saham akan dilakukan dalam mata uang rupiah dengan mengacu pada kurs tengah Bank Indonesia pada 3 Januari 2022 sebagai kurs konversi. Adaro akan mengumumkan kurs konversi tersebut melalui situs Bursa Efek Indonesia dan situs perseroan.

Pembagian dividen interim akan dilakukan pada 14 Januari 2022. Mengingat saat ini masih berlangsung aksi korporasi pembelian kembali saham Adaro, nilai dividen per saham akan diumumkan pada saat recording date yang dijadwalkan pada 3 Januari 2022. 

Industri hijau

Adaro Energy turut menyatakan komitmennya mendukung pembangunan kawasan industri hijau Indonesia di Bulungan, Kalimantan Utara. Presiden Joko Widodo telah melakukan groundbreaking pembangunan kawasan industri tersebut pada Selasa (21/12). Menurut Jokowi, pembangunan kawasan industri hijau dapat menjadi awal mula transformasi ekonomi Indonesia serta akan menggunakan berbagai teknologi mutakhir.

Pembangunan kawasan industri hijau ini akan menghasilkan berbagai produk, seperti aluminium hijau, petrokimia, panel surya, dan semikonduktor. “Ini kerja sama besar antara Indonesia, investor Indonesia, investor Cina, investor Uni Emirat Arab, semuanya akan bergabung. Ini kita harapkan akan menjadi kawasan industri hijau terbesar dunia,” ucap Jokowi.

Adaro menekankan komitmennya untuk masuk dan membangun industri aluminium dalam negeri. Selain bermanfaat untuk mengurangi impor, keberadaan industri aluminium di Kalimantan Utara juga diharapkan dapat mendatangkan banyak investasi serta menciptakan lapangan pekerjaan.

“Apabila kita memiliki industri aluminium, kami juga berharap nantinya industri otomotif, seperti bodi dan sasis yang membutuhkan aluminium, bisa dibuat juga di Kaltara ini,” kata Wakil Presiden Direktur PT Adaro Energy Tbk Ario Rachmat.

Sebelumnya, Adaro juga telah membeli 3,7 persen saham PT Cita Mineral Investindo Tbk. Dengan aksi korporasi tersebut, Adaro menekankan upaya diversifikasi usaha dengan melirik potensi bisnis mineral.

Head Of Corporate Communication Adaro Energy Febriati Nadira menjelaskan, perseroan memilih berinvestasi kepada Cita Mineral Investindo dengan alasan bisnis metallurgical grade bauxite dan smelter grade alumina merupakan bisnis yang menjanjikan dalam jangka panjang. Dalam menjalankan aksi korporasi tersebut, Adaro merogoh kocek senilai Rp 358,76 miliar.

"Perusahaan melihat perbaikan perekonomian global dan peningkatan harga komoditas. Selain itu, pembelian saham ini merupakan bagian dari diversifikasi aset non-tambang Adaro," ujar Febriati.

Aksi korporasi ini, kata Ira, berasal dari kas internal perusahaan. Ira menjelaskan, Adaro saat ini memiliki posisi keuangan dan tingkat likuiditas yang relatif cukup baik. Karena itu, ujarnya, perseroan memiliki fleksibilitas untuk melakukan investasi keuangan terukur pada instrumen yang memiliki tingkat profil risiko yang lebih tinggi. 

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat