Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat Wahdah Islamiyah (DPP WI) Ustadz Muhammad Zaitun Rasmin melambaikan tangan kepada sejumlah peserta pada Muktamar III Wahdah Islamiyah di Asrama Haji, Pondok Gede, Jakarta, Selasa (19/7). Rakhmawaty La | Republika/Rakhmawaty La

Khazanah

Wahdah Islamiyah Perjuangkan Pendidikan Paripurna

Wahdah Islamiyah susun konsep ketahanan keluarga Islami.

JAKARTA – Dewan Pimpinan Pusat Wahdah Islamiyah (DPP WI) sedang menggelar Mukhtamar IV bertema “Mewujudkan Indonesia Jaya dengan Pendidikan Paripurna dalam Wasatiyah Islam”. Sejalan dengan tema tersebut, salah satu topik penting dalam forum yang berlangsung pada 19-22 Desember 2021 ini adalah tentang pendidikan.

Juru Bicara Sidang Pleno X tentang Sistem Pendidikan dan Bidang Alquran pada Muktamar IV WI, Ustaz Nursalam Siradjuddin, mengatakan, khusus untuk sistem pendidikan, ada beberapa isu strategis yang muncul dalam pleno.

"Ini sangat berbeda dengan sistem pendidikan kita yang 2016, pertama karena ada nuansa pendidikan paripurna di mana seluruh nuansa-nuansa pendidikan yang berada di Wahdah Islamiyah ini kita akomodir dalam bentuk pendidikan formal, informal, nonformal," kata Ustaz Nursalam dalam video wawancara yang ditayangkan Wahdah TV, Selasa (21/12).

Ia mengatakan, ke depannya diharapkan tidak ada lagi satu bentuk pendidikan pun yang tidak dikelola WI. Artinya, semuanya akan bersatu dalam sistem pendidikan WI. Ia menerangkan, mulai dari pendidikan usia nol tahun, isu ini sudah sempat dibicarakan di pokja ketahanan keluarga. Ada juga pokja pendidikan Alquran, dakwah, dan kaderisasi.

"Inilah yang akan kita masukkan dan akan kita perkuat dalam sistem pendidikan Wahdah Islamiyah yang akan datang, insya Allah," ujarnya.

Ustaz Nursalam menyampaikan, saat ini jumlah lembaga pendidikan WI berjumlah 336. Standardisasi lembaga-lembaga pendidikan itu memang tidak sama. Jadi, ada yang baru, ada yang menengah, dan ada yang sudah sangat lama. Karena itu, semua lembaga pendidikan WI tidak bisa disamakan mutunya.

“Tapi saya kira apa yang disampaikan para peserta muktamar, kemudian melalui saran yang diberikan, saya kira bagus sekali ini menandakan bahwa semangat para kader kita di daerah untuk mengelola lembaga pendidikan semakin kuat," katanya.

Ia berharap apa yang dihasilkan di pengujung 2021 ini tentang sistem pendidikan WI betul-betul bisa diimplementasikan. "Sehingga apa yang menjadi cita-cita yakni menjadikan lembaga pendidikan kita ini sebagai sebuah lembaga pendidikan yang Islami itu betul-betul kita raih, insya Allah," katanya.

Selain soal pendidikan, Muktamar IV WI juga membahas soal ketahanan keluarga. Pengarah Sidang Pleno IX tentang Ketahanan Keluarga, Kesehatan, dan Lingkungan, Ustaz Saiful Yusuf Lc, menyampaikan, WI membuat sebuah konsep pembinaan keluarga yang Islami dan lengkap.

Artinya, kata dia, pembinaan keluarga dilakukan sejak sebelum anak lahir, pra nikah, pernikahan, pendidikan anak, pembinaan rumah tangga, rumah tangga muda, rumah tangga pertengahan hingga rumah tangga lansia.

"Ini konsepnya, semua lengkap ada, bagaimana kader-kader Wahdah Islamiyah, kaum Muslimin semuanya, kita bisa mengembangkan sistem ketahanan keluarga, di zaman di mana serangan dari luar untuk menghancurkan sendi-sendi keluarga begitu kuat,” ujar Ustaz Saiful.

Ia mengingatkan, kalau umat Islam tidak memiliki sistem yang kuat untuk mempertahankan keluarga, dikhawatirkan akan menjadi korban dari serangan-serangan yang menghancurkan sendi-sendi keluarga. Selain itu, lanjut Ustaz Saiful, WI juga memberikan konsep dalam hal poligami.

Dalam hal ini, WI harus berjalan di jalan yang lurus, tidak berada di pihak yang seakan-akan memusuhi poligami, sementara syariat membolehkannya. Ia menegaskan, WI tidak melonggar-longgarkan atau menggampangkan poligami. Menurut dia, tidak bisa seseorang asal semangat saja melakukan poligami, sebab nanti justru bisa merusak sendi-sendi kehidupan keluarga.

"Jadi, konsep kita bagaimana sesuai dengan konsep syariat, kemudian sisi-sisi lain yang penting dalam pembinaan, baik kepada kader-kader ikhwan dan akhwat, ada materi-materi yang dibuat, program yang dibuat, untuk memahamkan bagaimana poligami itu," katanya.

Ustaz Saiful menegaskan, WI ingin berpandangan dan menyikapi poligami sesuai syariat Islam. Harapannya agar poligami menjadi solusi, bukan menimbulkan masalah.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat