Ilustrasi G20. Pertemuan antarnegara itu diharapkan membahas ekonomi syariah, seperti produk halal, dan keuangan syariah. | ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A/wsj.

Ekonomi

G20 Diarahkan Bahas Ekonomi Syariah

Pembahasan produk halal menjadi pembicaraan menarik bidang ekonomi syariah dalam G20.

JAKARTA – Ekonomi syariah dapat menjadi jawaban dalam pembahasan sejumlah agenda utama Presidensi G20 Indonesia. Chief Economist at PT Bank Syariah Indonesia Tbk. Banjaran Surya Indrastomo menyampaikan ekonomi syariah bisa menjadi solusi dalam agenda-agenda yang dibahas G20, terutama di dua agenda utama.

"Dua agenda prioritas G20 yang bisa kita masuk ke sana adalah terkait keuangan berkelanjutan dan sistem pembayaran di era digital," katanya dalam Webinar Ekonomi Islam dan Presidensi G20 Indonesia, Senin (20/12).

Banjaran mengatakan sistem ekonomi dan keuangan syariah sangat relevan untuk diusung sebagai salah satu jalan keluar dan diperkenalkan pada dunia. Tidak hanya dalam mendukung agenda prioritas G20, ekonomi syariah juga perlu diperkenalkan dalam rangka mendukung perubahan orientasi gaya hidup masyarakat dunia pasca pandemi Covid-19.

Sejak pandemi, masyarakat lebih berorientasi pada kesehatan, kebersihan, digital, dan menginginkan segala hal yang lebih bersifat sosial juga berkelanjutan. Semuanya ditawarkan langsung oleh ekonomi syariah.

Banjaran menegaskan ekosistem ekonomi dan keuangan syariah adalah multi-purposes solution. Sektor keuangan syariah memiliki berbagai produk pembiayaan untuk kaum dhuafa, UMKM, usaha besar, hingga pembiayaan proyek hijau.

Halal menjadi representasi dari segala hal yang baik bagi manusia karena diproduksi secara higienis dan mengandung zat yang baik. Ekosistem ekonomi dan keuangan syariah juga secara alami bersifat inklusif, etis, dan sangat berorientasi sosial.

"Tujuan akhir kita adalah kemaslahatan umat, meningkatkan produktivitas dan kemandirian mustahik, tidak ada yang tertinggal seperti tujuan SDGs," katanya yang juga perwakilan Bidang Peningkatan Daya Saing Ekonomi Islam DPP IAEI.

Maka dari itu, ekonomi syariah perlu diperkenalkan lebih jauh pada masyarakat dunia sebagai sistem alternatif yang menawarkan oase untuk tujuan bersama. Menurutnya, pemerintah Indonesia sendiri telah mengarah ke sana dan dituangkan dalam sejumlah fokus prioritas di 2022.

Melihat perubahan orientasi dan gaya hidup masyarakat serta masih berlangsungnya pandemi, pemerintah Indonesia memfokuskan anggarannya. Diantaranya untuk sektor pangan, kesehatan, teknologi informasi komunikasi, sosial, pendidikan, infrastruktur, dan energi non energi.

Perkuat inovasi produk halal

 

Ajang Indonesia Halal Industry Award (IHYA) 2021 memberikan penghargaan kepada 14 pemenang atas peran aktif dalam memajukan pengembangan industri halal di Indonesia. Wakil Presiden KH Ma’ruf Amin meminta kepada seuruh pihak untuk memperkuat inovasi dalam memajukan produk halal buatan Indonesia.

“Kita menantikan sumbangsih yang lebih besar demi mewujudkan visi Indonesia sebagai pusat halal dunia. Indonesia sehat dan ekonomi kuat,” kata Wapres melalui siaran pers yang diterima Republika, akhir pekan lalu.

Menurut Wapres, produk halal merupakan bagian dari keimanan bagi umat Islam. Selain itu, di luar perintah agama, produk-produk halal memiliki keunggulan lain, seperti mengedepankan prinsip kebersihan dan kesehatan sehingga memberikan ketenangan bagi konsumen.

“Hal ini menjadikan produk halal, seperti makanan, pakaian, kosmetik, dan  obat-obatan semakin diminati oleh masyarakat. Maka, ini berkembang menjadi bagian gaya hidup dan jadi tren kompetisi perdagangan global,” ungkapnya.

Pada kesempatan tersebut, Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita juga mengharapkan agar para penerima IHYA 2021 dapat berkontribusi terhadap upaya menghidupkan, membangkitkan, dan memperkuat ekosistem ekonomi syariah dan industri halal. Dalam proses perjalanan IHYA 2021, Kemenperin bekerja sama dengan berbagai kalangan mulai dari pembina sektor, kementerian dan lembaga terkait, kalangan akademisi, Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia, serta Himpunan Kawasan Industri (HKI).

“Hal ini merupakan wujud kolaborasi antara berbagai pihak dalam IHYA. Harapan kami, IHYA 2021 menjadi langkah awal kita bersama dalam rangka membangun ekosistem industri halal nasional, menaikkan reputasi industri lokal, dan meningkatkan daya saing industri nasional di tingkat global,” tuturnya.

Penghargaan Best Halal Innovation diberikan kepada lima pemenang. Pemenang individu, yaitu Arif Nur Ikhsan yang mengembangkan metode analisis kehalalan emulsi minyak dengan metode spektroskopi inframerah yang dikombinasikan dengan kemometrika. Sedangkan, untuk korporat diberikan kepada PT Ajinomoto Indonesia.

Perusahaan tersebut berhasil mengembangkan produk saus oriental berbahan baku lokal. Produk itu menggantikan produk sejenis di pasaran yang mempunyai kandungan arak atau bahan lain yang mengandung alkohol.

Penghargaan pada bidang pendidikan diberikan kepada Islamic Fashion Institute yang mengembangkan sekolah desain busana Muslim pertama di Indonesia dengan kurikulum berdasarkan SKKNI dan fokus pada kaidah-kaidah berbusana dalam Islam. Selanjutnya, untuk organisasi pemerintahan diraih oleh Balai Besar Keramik yang mengembangkan komposit bone ash berbasis bahan baku kapur alam untuk aplikasi pada industri keramik dan industri medis implant tulang dan gigi yang berpotensi menggantikan bone ash dari babi.

“Untuk komunitas, penghargaan ini diberikan kepada Tim Sensor Kehalalan yang berhasil mengembangkan sensor kehalalan berbasis SERS (Surface Enhanced Raman Spectroscopy) yang dapat membedakan jenis-jenis lemak hewan,” ujar Agus.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat