Perajin menata kok untuk dijual ke beberapa daerah di Malang, Jawa Timur, Senin (29/11/2021). Perajin kok setempat terpaksa menurunkan produksi hingga 70 persen akibat sulitnya mendapat bahan baku berupa bulu angsa impor. | ANTARA FOTO/Ari Bowo Sucipto/aww.

Ekonomi

Impor Perkuat Geliat Industri

Kendati impor meningkat, BPS menilai hal itu belum menjadi sinyal negatif terhadap perekonomian dalam negeri.

JAKARTA -- Kinerja impor barang sepanjang November 2021 mengalami lonjakan dan bahkan mencetak rekor tertinggi sepanjang masa. Badan Pusat Statistik (BPS) menilai, lonjakan impor tersebut menunjukkan adanya tren pemulihan baik dari sisi daya beli masyarakat maupun kegiatan industri domestik.

Kepala BPS Margo Yuwono menyampaikan, nilai impor November 2021 tercatat sebesar 19,33 miliar dolar AS. Angka itu naik 18,62 persen secara bulanan (mtm) sekaligus melonjak 52,62 persen jika dibandingkan dengan bulan yang sama tahun lalu (yoy).

"Total impor maupun impor nonmigas menunjukkan peningkatan dari dua tahun sebelumnya," kata Margo dalam konferensi pers, Rabu (15/12).

Kendati impor meningkat, BPS menilai hal itu belum menjadi sinyal negatif terhadap perekonomian dalam negeri. Berdasarkan penggunaan barang, BPS mencatat komposisi impor masih didominasi bahan baku sebesar 74,14 persen, barang modal sebesar 15,51 persen, dan barang konsumsi sebesar 10,35 persen.

"Impor bahan baku dan barang modal ini menunjukkan sektor-sektor industri sudah meningkatkan kapasitas produksinya untuk lebih bagus lagi. Ini menunjukkan pemulihan ekonomi sudah mulai terjadi," kata Margo.

Margo menyampaikan, naiknya nilai impor sepanjang November 2021 juga disebabkan kenaikan permintaan barang menjelang momen Natal dan tahun baru. Menurut dia, masyarakat maupun industri akan melakukan persiapan agar dapat memenuhi permintaan konsumen.

Sementara itu, nilai ekspor tercatat menembus 22,84 miliar dolar AS atau tertinggi sepanjang masa. Capaian tersebut turut menghasilkan surplus perdagangan sebesar 3,51 miliar dolar AS pada bulan lalu. "Secara nilai, ekspor kita kembali mencetak rekor tertinggi sepanjang masa," kata Margo.

Ia menyampaikan, nilai ekspor pada November 2021 mengalami kenaikan 3,69 persen (mtm) dan melonjak 49,7 persen secara tahun ke tahun. Margo menjelaskan, terdapat lima komoditas nonmigas utama yang membawa nilai ekspor mencatat rekor. Di antaranya yakni ekspor bahan bakar mineral yang nilai ekspornya meningkat 211,3 juta dolar AS (mtm), diikuti logam mulia dan perhiasan atau permata yang naik 196,2 juta dolar AS (mtm), serta mesin dan perlengkapan elektronik yang meningkat 114,9 juta dolar AS (mtm).

Kenaikan impor yang cukup tajam sepanjang November 2021 dinilai menjadi sinyal positif bagi ekonomi domestik pada akhir tahun ini. Tren kenaikan impor juga diproyeksikan akan bertahan hingga awal 2022 mendatang.

Ekonom Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (LPEM FEB UI) Teuku Riefky mengatakan, nilai impor pada bulan lalu menjadi indikasi baik. "Ini karena sebagian besar peningkatannya disumbang dari bahan baku dan barang modal. Jadi, kebutuhan-kebutuhan produksi itu yang meningkatkan impor," kata Riefky.

Riefky mengatakan, tingginya kenaikan impor itu juga yang menyebabkan adanya penurunan surplus dagang pada November. Surplus dagang November 2021 tercatat 3,51 miliar dolar AS atau menurun dari bulan sebelumnya yang mencapai 5,7 miliar dolar AS.

"Ekspor kita memang masih naik, tapi tidak sebesar bulan-bulan sebelumnya. Namun, impor naiknya lumayan drastis, makanya capaian surplus dagang turun," kata dia.

Pada Desember 2021, Riefky memproyeksikan nilai impor akan kembali mengalami kenaikan. Sebab, momen Natal dan tahun baru menjadi faktor musiman yang meningkatkan kebutuhan barang konsumen dan memicu kenaikan impor.

Pada awal 2022 mendatang, impor bahan baku dan barang modal juga diproyeksi masih tetap kuat. Hal itu dipicu oleh tren pertumbuhan ekonomi domestik yang terus meningkat didorong oleh aktifnya kegiatan industri dan kepercayaan konsumen di dalam negeri. "Kita masih melihat sentimen positif pada awal tahun depan," katanya.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat