Foto udara sejumlah penginapan di kawasan wisata air panas, Kecamatan Tarogong Kaler, Kabupaten Garut, Jawa Barat, Minggu (5/12/2021). Pemerintah memberikan dana hibah pariwisata sebesar Rp3,7 triliun untuk membantu pemerintah daerah, industri, hotel, dan | ANTARA FOTO/Adeng Bustomi/foc.

Nasional

Dorong Okupansi Hotel dan Tingkatkan Kunjungan Wisatawan

Pemerintah daerah berupaya mendorong okupansi hotel dan menguatkan promosi pariwisata.

 

SURABAYA -- Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Jatim, Dwi Cahyono mengungkapkan, okupansi hotel di wilayah terus mengalami peningkatan setelah dilonggarkannya PPKM. Dwi mengatakan saat ini okupansi hotel di Jatim mencapai 45 hingha 50 persen. Artinya kata dia, industri perhotelan mulai membaik, setelah melandainya Covid-19.

"Ini bisa kita lihat jumlah pengunjung hotel. Apalagi saat weekend," ujarnya, Ahad (12/12).

Pelonggaran PPKM memang memperbolehkan pembukaan pusat-pusat perbelanjaan atau mal, pertemuan dengan jumlah terbatas, makan di restoran, hingga pembukaan bioskop. Semua itu, kata dia, berdampak positif terhadap tingkat kunjungan ke hotel.nDwi berharap okupansi hotel terus naik. Meski demikian, ia mengingatkan masyarakat tidak boleh mengendurkan protokol kesehatan.

"Prokes ketat harus tetap diterapkan secara disiplin untuk mencegah penularan Covid-19. Harapan kami okupansi hotel meningkat menjadi 55 persen hingga 60 persen," ujarnya.

Dwi mengaku, sempat adanya kabar penerapan PPKM Level 3 saat natal dan tahun baru, sempat membuat okupansi kembali turun. Penurunannya sekitar 10 persen. "Ini karena banyak yang dibatalkan karena informasi itu," kata dia.

PHRI diakuinya terus berupaya melakukan langkah-langkah penyelamatan bisnis perhotelan di tengah belum pulihnya ekonomi. Pertama dengan melakukan efisiensi. Dimana pengusaha memilih untuk memberlakukan kebijakan libur tanpa dibayar atau unpaid leave bagi sebagian karyawan.

Selain itu, efisiensi juga dilakukan terhadap sektor energi seperti listrik dan air. Dwi memastikan, jika nanti hotel sudah beroperasi dengan normal, maka para karyawannya tersebut akan dipekerjakan kembali.

"Sedangkan langkah kedua adalah membuat paket bundling. Kami berusaha kreatif dengan meluncurkan produk-produk yang sesuai dengan kondisi sekarang, misalnya paket bundling tarif hotel sekaligus tes antigen," kata dia.

Sektor perhotelan sangat membutuhkan stimulus pemerintah seperti pengurangan pajak. Apalagi, hingga kini pemberian stimulus itu belum berlaku merata. Menurutnya, yang diberikan saat ini hanya berupa keringanan pajak hotel dan restoran, dan hanya berlaku di beberapa daerah saja seperti Kediri, Blitar, dan Madiun.

Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Timur mencatat Tingkat Penghunian Kamar (TPK) hotel berbintang pada Oktober sebesar 49,26 persen. Naik 8,07 poin dibandingkan TPK bulan sebelumnya yang hanya 41,19 persen. Kepala BPS Jatim Dadang Hardiwan menyatakan, berdasarkan catatan tersebut mengartikan, pada Oktober 2021, dari setiap 100 kamar yang disediakan seluruh hotel berbintang di Jatim, setiap malamnya antara 49 persen hingga 50 persen dari total kamar telah terjual.

Menurutnya angka TPK tersebut lebih tinggi 7,17 poin dibandingkan angka TPK hotel berbintang pada Oktober 2020. Dadang mengatakan perkembangan Usaha Jasa Akomodasi TPK merupakan salah satu indikator yang dapat mencerminkan tingkat produktivitas usaha jasa akomodasi.

"Jika TPK besar dan cenderung mendekati 100 persen, maka dapat diartikan bahwa sebagian besar kamar akomodasi laku terjual," kata dia.

Tingkatkan kunjungan wisatawan

Pemerintah Kota (Pemkot) Yogyakarta melalui Dinas Pariwisata sudah merancang program strategis yang memasarkan daya tarik pariwisata melalui promosi event. Program tersebut yakni Calender of Event (CoE) Jogja 2022.

Kepala Bidang Pemasaran Pariwisata, Dinas Pariwisata (Dispar) Kota Yogyakarta, Andrini Wiramati mengatakan, CoE Jogja 2022 bertujuan agar dapat menjadi agenda kunjungan wisatawan ke Kota Yogyakarta. Dengan begitu, diharapkan dengan CoE Jogja 2022 ini dapat meningkatkan kunjungan wisatawan dan lama tinggal wisatawan.

"Selama pandemi Covid-19 jumlah kunjungan wisatawan menurun. CoE bertujuan untuk memberikan informasi awal berbagai event yang berlangsung di tahun 2022, dengan catatan dapat menjadi agenda kunjungan wisatawan ke Kota Yogyakarta," kata Andrini di Kompleks Balai Kota Yogyakarta, Jumat (10/12).

Dengan adanya CoE, di 2022 pihaknya menargetkan jumlah kunjungan wisatawan dapat meningkat menjadi 1,4 juta wisatawan. Sedangkan, untuk lama tinggal wisatawan juga ditargetkan meningkat di angka 2,1 hari pada 2022 nanti.

"Meningkatkan jumlah kunjungan wisata harus dilanjutkan pada strategi untuk meningkatkan lama tinggal wisatawan. Kemudian, dimaksimalkan dengan besarnya belanja wisatawan yang tujuan akhirnya meningkatkan kesejahteraan masyarakat," tambahnya.

Andrini menjelaskan, sejak 2019 jumlah kunjungan maupun lama tinggal wisatawan terus hingga 2021 ini. Untuk jumlah kunjungan wisatawan di 2019 sebesar 3,8 juta orang.

Jumlah tersebut terus turun di 2020 dan 2021 yakni di angka 1,3 juta dan 1,2 juta. "Untuk 2021 ini sebenarnya kita targetkan (jumlah kunjungan wisatawan) satu juta dan realisasinya 1,2 juta sekian," ujar Andrini.

Untuk lama tinggal wisatawan di Kota Yogyakarta juga terus menunjukkan penurunan. Pada 2019, lama tinggal wisatawan mencapai 2,08 hari.

Pada 2020, lama tinggal wisatawan turun menjadi 1,63 hari dan pada 2021 kembali turun menjadi 1,48 hari. "Lama tinggal wisatawan pada 2019 kita targetkan 2,04 hari, di 2020 kita targetkan satu hari dan di 2021 kita targetkan 1,5 hari," jelasnya.

CoE Jogja 2022 sendiri terdiri dari 12 event unggulan, event regular, event dinas pariwisata dan dinas kebudayaan, kuliner, destinasi wisata, atraksi wisata, kerajinan hingga direktori hotel. CoE Jogja 2022 ini akan berjalan dari Februari hingga November 2022 mendatang.

Selama berjalannya CoE Jogja 2022, pengetatan protokol kesehatan pencegahan Covid-19 menjadi hal utama. Selain itu, kata Andrini, pemanfaatan aplikasi PeduliLindungi ada di semua event maupun industri pariwisata di Kota Yogyakarta.

"Pengetatan protokol kesehatan, pasti. Setiap event kita selalu minta rekomendasi dari Satgas Covid-19," katanya.

CoE Jogja 2022 ini akan diluncurkan pada 11 Desember 2021 di Grand Inna Malioboro. Launching CoE Jogja 2022 ini akan dilakukan bersama Pemerintah Kota Surakarta sebagai implementasi perjanjian kerja sama antara Pemkot Yogya dengan Surakarta tentang pengembangan pariwisata.

"Hubungan kerja sama yang baik terus dijalin (dengan Pemkot Surakarta) sampai saat ini dalam berbagai kegiatan untuk mempromosikan bersama pariwisata Yogyakarta-Solo," ujarnya.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat