Masjidil Haram di Makkah Arab Saudi | AP/Amr Nabil

Internasional

Akademisi Sarankan Saudi Sebarkan Pemikiran Kritis

Michael Sandel menilai pemikiran kritis akan mendorong kemajuan hidup Saudi.

 

RIYADH -- Kesiapan Arab Saudi untuk menyebarkan pemikiran kritis akan menentukan apakah upaya reformasi yang diluncurkan di sana berhasil. Hal ini disampaikan oleh filsuf politik Amerika Serikat Michael Sandel setelah berpartisipasi dalam konferensi filsafat pertama kerajaan ultra-konservatif itu.

Sandel adalah profesor Universitas Harvard yang digambarkan oleh Times Literary Supplement sebagai filsuf hidup yang paling penting dan berpengaruh. Diketahui, filsafat tidak diajarkan di universitas-universitas Saudi karena dianggap sebagai pemikiran sesat selama beberapa dekade.

"Terlibat dalam diskusi filosofis, terutama dalam keadaan seperti ini, adalah tantangan, bahkan tindakan yang berisiko. Saya merasa itu adalah risiko yang layak diambil," kata Sandel, dilansir dari laman Al Araby, Ahad (12/12).

Sandel mengatakan, sulit untuk memprediksi apa yang akan menjadi tujuan akhir dari eksperimen Putra Mahkota Saudi Mohammed bin Salman (MBS). "Tetapi mempromosikan pemikiran kritis, saya pikir, setidaknya patut dicoba," katanya, seraya menambahkan generasi muda Arab Saudi tampaknya lapar untuk terlibat dalam diskusi filosofis.

Sandel mengatakan terlalu dini untuk menarik kesimpulan tentang motivasi di balik upaya reformasi. "Saya ingin mendorongnya, bahkan ketika menyadari bahwa ada risiko dan ketidakpastian tertentu pada jalannya pada akhirnya," tambahnya.

"Apakah ini pembukaan sejati untuk filsafat dan pemikiran kritis? Saya tidak yakin. Hanya waktu yang akan menjawab. Yang bisa saya katakan adalah, jika ada kemungkinan untuk mendorong filsafat dan pemikiran kritis di Arab Saudi, itu yang perlu dieksplor," ucapnya.

Konferensi tersebut merupakan bagian dari langkah Putra Mahkota Saudi Mohammed bin Salman, yang berusaha untuk menghidupkan kembali reputasinya setelah rusak oleh catatan hak asasi manusia yang buruk, perang di Yaman, dan pembunuhan jurnalis pembangkang Saudi Jamal Khashoggi di konsulat kerajaan di Istanbul pada 2018 lalu.

Pangeran MBS adalah penguasa de facto kerajaan, pengekspor minyak utama dunia dan sekutu utama AS. Dia telah bergerak selama lima tahun terakhir untuk mengkonsolidasikan kekuasaan dan mengesampingkan saingan dan menahan ratusan ulama, jurnalis, bangsawan dan aktivis.

Pangeran MBS juga mengeluarkan kebijakan mencabut larangan mengemudi wanita. Kerajaan juga membuka bioskop, konser, dan pariwisata dalam upaya untuk mendiversifikasi ekonomi dari minyak.Filsuf AS Sebut Saudi Perlu Mendorong Pemikiran Kritis.

Festival film internasional

Festival film internasional pertama dalam sejarah Saudi telah dimulai di kerajaan Teluk tersebut Senin (6/12). Agenda ini digelar setelah tiga tahun penutupan bioskop di kerajaan. 

Dilansir dari The New Arab, Rabu (8/12), akun resmi acara tersebut mentweet: "Sesi perdana Festival Film Internasional Laut Merah dimulai hari ini dari kota bersejarah Jeddah," 

Festival Film Internasional Laut Merah berlangsung antara 6 hingg 15 Desember.  Aktor, sutradara, dan tokoh terkenal lainnya dari seluruh dunia hadir di malam pembukaan festival.

 "Ini adalah momen yang telah kami tunggu-tunggu sejak lama," kata ketua acara Mohammed Al-Turki kepada para hadirin malam pembukaan.

Akan ada 138 film dari 67 negara yang diputar di festival tersebut. Dari jumlah tersebut, 25 akan menjadi pemutaran perdana dunia, 48 pemutaran perdana untuk dunia Arab, dan 17 pemutaran pertama untuk Teluk, kata penyelenggara festival.

Peristiwa Laut Merah menjadi tonggak sejarah besar setelah Arab Saudi akhirnya mengizinkan bioskop mulai beroperasi pada April 2018, menyusul larangan 35 tahun, menurut Anadolu.

Penguasa de facto negara itu, Mohammed bin Salman, telah menerapkan skema Visi 2030-nya untuk masa depan negara itu. Ini secara luas dilihat sebagai tawaran oleh Putra Mahkota untuk memperkuat kendalinya dan mendapatkan persetujuan internasional.

Visi ini telah menyebabkan perubahan dan reformasi masyarakat yang signifikan di banyak bidang, meskipun para kritikus berpendapat bahwa perubahan ini adalah tingkat permukaan. Hal ini setelah melihat pada pelanggaran berkelanjutan terhadap hak-hak perempuan dan lainnya. 

 

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat