Ilustrasi Majelis Ulama Indonesia (MUI) | Republika/Thoudy Badai

Ekonomi

MUI Dorong Ekonomi Berkeadilan

MUI berharap umat Islam berperan strategis memulihkan ekonomi.

JAKARTA – Majelis Ulama Indonesia (MUI) melalui Komisi Pemberdayaan Ekonomi Umat menyelenggarakan Kongres Ekonomi Umat II. Kongres bertema ‘’Arus Baru Penguatan Ekonomi’’ itu berlangsung secara daring dan luring pada 10-12 Desember 2021.

Wakil Ketua Umum MUI Buya Anwar Abbas mengatakan, kongres ini bertujuan menyusun strategi pemulihan dan pemerataan ekonomi umat yang berkeadilan. Ia menjelaskan, ketimpangan ekonomi di tengah masyarakat Indonesia masih sangat terasa. Karena itu, Kongres Ekonomi Umat diharapkan menjadi wadah dalam penyusunan strategi guna memajukan ekonomi yang berkeadilan.

“Saat ini jika dilihat, ekonomi kita itu seperti piramida (yang kaya paling atas dan kuncup atau sedikit). Kita ingin melakukan transformasi agar struktur dunia usaha kita bentuknya seperti belah ketupat, maka jika ini terjadi kelas menengah kita akan menjadi katalis kemakmuran bangsa,” kata Buya Anwar dalam konferensi pers pembukaan Kongres Ekonomi Umat II di Hotel Sultan, Jakarta, Jumat (10/12).

Buya juga menerangkan, struktur ekonomi Indonesia yang masih berbentuk piramida saat ini menjadikan kelas menengah berada dalam porsi yang banyak. Namun, jika struktur ekonomi berubah menjadi pola belah ketupat, kelas menengah dapat menjadi pendorong dan penggerak ekonomi Indonesia pada masa depan.

Jika hal itu terjadi, menurut dia, Indonesia akan menjadi negara yang mampu memproduksi apa pun yang diinginkan dan dibutuhkan pasar, dengan catatan harganya kompetitif sehingga mampu diserap pasar dengan baik.

Buya Anwar menambahkan, Kongres Ekonomi Umat juga bertujuan mendorong sektor ultramikro yang berjumlah 98,68 persen atau sekitar 63,3 juta agar dapat terbina dengan baik. Sebab, sektor tersebut belum terjamah oleh dunia perbankan sehingga kesenjangan ekonomi semakin melebar.

“Untuk itu saya ingin mengusulkan agar pemerintah punya affirmation action berupa kebijakan-kebijakan yang berpihak pada lapis bawah, terutama kelompok usaha mikro dan ultramikro,” katanya.

 
 
 
Lihat postingan ini di Instagram
 
 
 

Sebuah kiriman dibagikan oleh Majelis Ulama Indonesia (muipusat)

Pada kesempatan yang sama, Sekretaris Jenderal MUI Buya Amirsyah Tambunan menekankan, dukungan kepada sektor ekonomi mikro dan ultramikro harus diimplementasikan dengan pendampingan. Pendampingan itu berfokus kepada tiga hal, yakni literasi, edukasi, dan sosialisasi. Dengan tiga cara tersebut, para pelaku usaha mikro dapat menjalankan usahanya dengan baik.

“Siapa yang mendampingi? Mereka-mereka yang punya jiwa dan semangat. Seperti di MUI, kami ada Divisi Inkubasi Syariah yang bertugas melakukan pendampingan agar pelaku usaha bisa mandiri dan bisa produktif serta dapat memasarkan produknya sehingga laku,” kata Buya Amirsyah.

Ia juga berpandangan, Indonesia perlu memperhatikan terwujudnya ekonomi yang berkeadilan. Dia melihat bahwa umat Islam sering mendapatkan stigma negatif, seperti intoleran. Namun, jika melihat realita yang ada, intoleransi justru terjadi kepada umat Islam di bidang ekonomi.

“Kalau bicara intoleran, pasti tertujunya ke umat Islam yang jumlahnya mayoritas. Padahal, umat Islam ini diperlakukan intoleran di bidang ekonomi. Maka kita perlu melakukan transformasi dan juga akselerasi penguatan ekonomi yang berkeadilan,” kata Amir.

Ketua Umum MUI KH Miftachul Akhyar berharap Kongres Ekonomi Umat dapat memberi kontribusi dalam membangkitkan perekonomian masyarakat yang terimbas pandemi Covid-19. "Harapan yang sangat indah dan mulia ini semoga Allah memberikan kemudahan dan menambahkan semangat bagi umat untuk menyukseskan," ujar Kiai Miftachul.

Menurut dia, kongres ini sebagai bagian dari ijtihad ulama terhadap perekonomian umat, khususnya bagi masyarakat kecil. Karena itu, ia pun mengajak semua pihak untuk mendukung dan menyukseskan Kongres Ekonomi Umat karena memiliki tujuan mulia, yakni kemaslahatan umat.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat