Warga Negara Asing (WNA) berjalan di Terminal 3 Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten, Sabtu (4/12/2021). Badan Pusat Statistik mencatat secara kumulatif jumlah kunjungan wisman ke Indonesia pada periode bulan Januari-Oktober 2021 tercat | ANTARA FOTO/Fauzan

Nasional

Pemerintah Diminta Waspadai Omikron

Sejumlah negara melaporkan kasus tanpa riwayat kontak dengan pasien omikron. 

JAKARTA -- Guru Besar FKUI Prof Tjandra Yoga Aditama memperingatkan pemerintah soal ancaman peningkatan kasus Covid-19. Ia merujuk peningkatan kasus Covid-19 semua jenis varian, bukan hanya akibat varian omikron di Afrika Selatan (Afsel).

Tjandra menyebut ada peningkatan kasus sebanyak sekitar 311 persen di Afsel pada pekan terakhir November dibandingkan sepekan sebelumnya. Kenaikan kasus itu diikuti peningkatan angka masuk Rumah Sakit.

"Jurnal Kedokteran internasional terkemuka 'Lancet' 3 Desember 2021 menyampaikan di Afrika Selatan jumlah kasus Covid-19 rata-rata per hari adalah 280 orang sebelum Omikron ditemukan. Angka ini naik menjadi sekitar  800 orang per hari di pekan berikutnya, tetapi ini mungkin karena peningkatan surveilans," kata Tjandra dalam keterangan pers kepada Republika, Sabtu (4/12).

Tjandra menjelaskan, varian omikron mengandung delesi dan lebih dari 30 mutasi. Bahkan, sebagian diantaranya serupa dengan mutasi pada varian alpha, beta, gamma, atau delta. Ia menduga delesi dan mutasi ini menyebabkan peningkatan angka penularan, peningkatan viral binding affinity dan peningkatan luput dari antibodi.

"Juga ada mutasi-mutasi lain yang dampaknya belum sepenuhnya diketahui, apalagi kalau dikombinasikan dengan mutasi-mutasi yang sudah pernah ditemukan di VOC (varian of concern) yang lain," ujar Direktur Pasca Sarjana Universitas YARSI itu.

Merujuk laporan European CDC, Tjandra mengatakan, 35 negara sudah melaporkan 486 kasus omikron per 3 Desember. Menariknya, beberapa negara seperti Belgia, Jerman, Spanyol, Australia, Inggris sudah mendeteksi kasus tanpa kaitan epidemiologik dengan negara terjangkit. Artinya, mereka tidak ada riwayat perjalanan ke Afsel dan juga tidak ada kontak dengan kasus positif omikron.

"Ini mengindikasikan bahwa mungkin saja sudah terjadi penularan di masyarakat dari varian omikron, sesuatu yang amat perlu diwaspadai dari kacamata penyebaran epidemiologik," kata dia.

Presiden Joko Widodo pada Jumat (3/12), mengingatkan seluruh pemerintah daerah dan masyarakat mewaspadai ancaman omikron. Meskipun tingkat penularan dan keganasannya masih diteliti lebih lanjut, presiden menekankan agar program vaksinasi dapat terus ditingkatkan capaiannya dan dipercepat. Imbauan Jokowi ini sejalan dengan peringatan yang dikeluarkan Badan Kesehatan Dunia (WHO) pada hari yang sama.

WHO memberi peringatan pada negara-negara di Asia Pasifik untuk bersiap menghadapi lonjakan kasus Covid-19 yang dipicu varian omikron. WHO juga mengimbau untuk meningkatkan kapasitas layanan kesehatan. Kemudian, segera melakukan vaksinasi secara penuh untuk bersiap menghadapi.

Wakil Presiden Ma'ruf Amin meminta semua jajarannya kreatif dan adaptif dalam mencari solusi penanganan Covid-19 di Indonesia. Ia menilai perlunya penguatan sistem di segala aspek untuk menghadapi varian baru Covid-19.

"Sistem kesehatan harus kita perkuat, cakupan dan sebaran vaksinasi harus kita akselerasi, disiplin melaksanakan protokol kesehatan harus terus kita laksanakan,\" kata dia di sela kunjungan kerja ke Bandung, Jawa Barat, Sabtu (4/12). Wapres mengungkapkan, saat ini sudah dirancang agar target vaksinasi dosis lengkap sebanyak 50 persen dan dosis pertama 80 persen tercapai pada Desember.

Tempat wisata disorot

Anggota Komisi II DPR, Luqman Hakim meminta pemerintah menutup seluruh tempat wisata selama libur natal dan tahun baru (nataru) untuk mencegah penyebaran varian baru omikron. "Penutupan setidaknya dimulai 25 Desember 2021 sampai 2 Januari 2022," kata Luqman dalam keterangan tertulisnya, Ahad (5/12).

Luqman mengatakan, pemerintah harus belajar dari keterlambatan penutupan tempat wisata pada libur hari Raya Idul Fitri tahun ini. Jangan sampai lonjakan kasus terulang kembali seperti varian Delta beberapa waktu lalu.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat