Kendaraan melintas di bawah layar digital himbauan terkait Covid-19 pada hari terakhir pemberlakuan PPKM Jawa-Bali periode 16-29 November 2021 di Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta, Senin (29/11/2021). | ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay/rwa.

Kabar Utama

Sebanyak 19,9 Juta Orang Bakal Mudik Saat Nataru

Polisi tak akan memaksa putar balik masyarakat yang sedang menuju daerah tertentu saat Nataru.

JAKARTA -- Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi mengatakan, pihaknya sudah melakukan survei terkait mobilitas masyarakat dan arus mudik saat masa liburan Natal dan Tahun Baru (Nataru). Jika pemerintah tak melakukan pembatasan apapun, sebanyak 19,9 juta warga berencana mudik dan beperjalanan. 

Dalam survei tersebut, pihaknya membagi dalam tiga klasifikasi. Pertama adalah jika pemerintah melakukan pengetatan aktivitas masyarakat, sebanyak 10 persen atau 16 juta masyarakat akan melakukan mudik. Klasifikasi kedua, saat pemerintah memberlakukan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) Level 3 atau 4, 9 persen atau 15 juta masyarakat akan pulang ke kampung halaman. 

"Tapi kalau kita melakukan pelarangan mobilitas, maka turun lagi menjadi 10 juta atau 7 persen," ujar Budi dalam rapat kerja dengan Komisi V DPR,  di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (1/12). "Kalau secara nasional ada 19,9 juta dan Jabodetabek ada 4,4 juta yang ingin mudik," kata Menhub.

Dari klasifikasi pertama, sebanyak empat juta masyarakat Jabodetabek akan melakukan mudik saat masa libur Nataru. Sedangkan klasifikasi kedua, sebanyak 3,5 warganya tetap akan melakukan perjalanan. "Apabila kita lakukan pelarangan, maka yang pulang masih ada delapan persen sebanyak 2,6 juta," ujar Budi. 

Pemerintah, kata Budi, akan berusaha menekan angka potensi mobilitas masyarakat saat momen libur Nataru. Pasalnya, jumlah tersebut masih sangat besar dan berpotensi melonjaknya kasus Covid-19. "Untuk itu kita tidak boleh lengah dengan apa yang sudah ada dan kita harus mempertahankan kondisi yang cukup baik ini dengan pengetatan," ujar Budi. 

Survei yang dipaparkan Menhub dilakukan terhadap 97.855 responden dengan margin of error 0,003 persen. Survei pertama digelar pada 11-30 Oktober dengan pengambilan sampel secara acak melalui kuesioner yang disebar melalui media sosial. Sementara, survei kedua dilaksanakan pada 7-18 November 2021 dengan tracking method terhadap responden yang menjawab akan melakukan perjalanan pada survei pertama melalui broadcast WhatsApp dan SMS.

Dalam rapat kemarin, Budi Karya Sumadi mengatakan, saat ini sudah menyiapkan konsep untuk pengendalian mobilitas masyarakat saat masa libur Nataru. Menurut dia, operasional angkutan darat akan dibatasi mulai 20 Desember 2021 hingga 2 Januari 2022. 

“Pembatasan perjalanan darat dilakukan terhadap kendaraan perseorangan, umum dan penyeberangan,” kata Budi. Dia menjelaskan, armada untuk angkutan darat akan dibatasi 50 persen saja yang boleh beroperasi, terutama bus pariwisata. 

Selain itu, Budi menuturkan, kapasitas maksimal yang diperbolehkan dalam setiap bus hanya 70 persen. “Jam operasional juga akan dibatasi. Operator diwajibkan menggunakan PeduliLindungi untuk pemeriksaan hasil negatif antigen dan menerapkan protokol kesehatan yang ketat,” jelas Budi. 

photo
Sejumlah pekerja berjalan di pedestrian kawasan Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta, Senin (29/11/2021). Pemerintah kembali memperpanjang PPKM Jawa Bali hingga dua pekan ke depan dengan sejumlah kabupaten/kota di Jabodetabek akan kembali ke PPKM level 2. - (ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay/rwa.)

Meskipun terdapat pembatasan untuk angkutan darat, Budi menuturkan, mobilitas angkutan logistik tidak akan dilarang. Menurut Menhub, akan ada diskresi dari kepolisian terhadap operasional kendaraan barang. “Ini (kebijakan untuk kendaraan logistik) menunjukkan kami pro agar kegiatan ekonomi tetap berjalan,” ujar dia. 

Sementara itu, untuk angkutan penyeberangan, Budi mengatakan, juga akan dilakukan pembatasan operasional. Dia menegaskan, kapasitas yang diterapkan maksimal 70 persen dari tempat duduk yang disediakan dan menerapkan protokol kesehatan yang ketat hingga penggunaan aplikasi PeduliLindungi. 

Rencananya, jumlah penerbangan saat periode tersebut juga akan dibatasi. “Pengendalian transportasi udara mematuhi ketentuan. Akan ada pembatasan frekuensi penerbangan dan pemeriksaan ketat syarat perjalanan,” kata Budi. Keputusan terkait pengetatan perjalanan itu akan diumumkan pekan depan. 

Sedangkan Plh Kabag Ops Korlantas Polri Kombes Dodi Darjanto mengatakan, pihaknya sudah mempersiapkan mekanisme PPKM Level 3 saat momen libur (Nataru. Namun ia menjelaskan, pihaknya tak akan memaksa putar balik masyarakat yang sedang menuju daerah tertentu. 

"Jadi tidak ada kendaraan yang diputar balik dan sesuai arahan Bapak Presiden (Joko Widodo), jangan sampai ada masyarakat yang dirugikan atau menjadi susah," ujar Dodi dalam rapat kerja dengan Komisi V DPR, Rabu (1/12). 

Ia mengatakan, Polri akan bersifat preventif dalam menjalankan kebijakan PPKM level 3 saat Nataru. "Jadi pola operasinya bersifat preventif. Jadi dengan adanya pos pelayanan ini, apabila ada masyarakat yang secara random sampling ternyata belum melaksanakan vaksin maka di dalam pos pelayanan tersebut sudah disediakan pos vaksinasi," ujar Dodi. 

Ia menjelaskan, Polri memiliki sebanyak 1.607 pos pengamanan dan 675 pos pelayanan terpadu. Pos-pos tersebut nantinya tak berfungsi sebagai tempat untuk menyekat warga yang bepergian. "Pos pelayanan ini yang dulunya adalah pos-pos penyekatan, untuk pos kegiatan pengamanan sekarang tidak dilaksanakan secara represif," ujar Dodi.

Polri bersama TNI menerjunkan sebanyak 179 ribu lebih personel pengamanan dalam Operasi Lilin 2021. Operasi tahunan tersebut sekaligus sebagai tim gabungan TNI-Polri dalam pengamanan Natal dan Tahun Baru 2022, serta PPKM Level 3 dalam mencegah gelombang ketiga pandemi Covid-19. 

Kepala Bidang Penanganan Kesehatan Satgas Covid-19, Alexander Ginting memaparkan, pentingnya terus membangun kewaspadaan masyarakat bahwa pandemi  belum selesai. Kendati ada pelonggaran, Alex menekankan harus tetap waspada karena virus masih ada. "Harus dibatasi supaya tidak ada mobilitas yang tinggi. Harus jadi atensi kita untuk mempertahankan level PPKM yang sudah ada,” tutur Alex dalam keterangan, Rabu (1/12). 

photo
Kendaraan terjebak macet di Jalan Gatot Subroto, Jakarta, Senin (29/11/2021). Pemerintah berencana akan kembali menerapkan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) level 3 di seluruh Indonesia pada saat Libur Natal dan Tahun Baru (Nataru) sebagai antisipasi lonjakan kasus covid-19, mengingat mobilitas masyarakat di DKI Jakarta masih tinggi setelah pelonggaran PPKM level 1. - (Republika/Thoudy Badai)

Bila memang harus melakukan perjalanan antar daerah, Alex meminta masyarakat mematuhi aturan pemerintah seperti keharusan vaksinasi, menggunakan PeduliLindungi, memastikan kesehatan sebelum bepergian, aturan ganjil genap, juga menerapkan tes PCR atau antigen sesuai  tujuan dan moda transportasi yang digunakan. 

Bersamaan, posko PPKM di berbagai wilayah, ruang publik, hingga level desa/kelurahan juga harus dihidupkan, karena PPKM tetap menjadi salah satu instrumen andal untuk pengendalian pandemi. Dalam Nataru, Alex menjelaskan, harus ada pengetatan di tiga tempat utama, yakni tempat ibadah, perbelanjaan, serta lokasi wisata lokal. 

Kemudian, prokes dan vaksinasi harus terus dijalankan. “Prokes itu harus. Vaksinasi harus dikejar, libur bukan berarti vaksinasi terhenti,” ujarnya. 

Konsultasi ke Gereja

Kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) level 3 selama masa libur Natal 2021 dan Tahun Baru 2022 (Nataru) masih terus digodok. Terkait hal itu, Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy mengunjungi langsung kantor Persekutuan Gereja-Gereja di Indonesia (PGI) guna meminta saran dan masukan.

“Karena Natal ini istimewa untuk Umat Kristiani, jauh-jauh hari saya ingin meminta masukan agar ibadah Natal yang setahun sekali tetap berjalan khidmat dan berkualitas tanpa mengurangi maknanya. Tapi juga tetap menjaga agar jangan sampai libur Nataru jadi pemicu munculnya gelombang ketiga Covid-19,” kata Muhadjir saat audiensi seperti tertulis dalam keterangan, Rabu (1/12). 

Muhadjir menekankan bahwa situasi saat ini sedang tidak baik-baik saja. Meskipun Covid-19 di Tanah Air masih terkendali, namun beberapa negara terutama di Eropa kini tengah dihantam badai gelombang ketiga bahkan kelima dari pandemi Covid-19 yang menyebabkan angka kasus positif hingga kematian yang meningkat secara signifikan.

Misalnya saja di Belanda, Jerman, ataupun Inggris, mengalami kasus Covid-19 yang terus melonjak setiap harinya termasuk di beberapa negara Eropa bagian timur. Ditambah lagi, munculnya varian baru yang berasal dari Afrika Selatan yaitu B.1.1.529 atau omikron. 

“Walaupun kita juga belum tahu persis bagaimana varian baru ini, semuanya pun masih spekulasi. Tapi karena ketidaktahuan itu justru kita harus tetap waspada, apalagi itu sudah masuk ke negara tetangga Asia kita yaitu Jepang dan Hong Kong,” kata Menko PMK.

Ketua Umum PGI Pdt Gomar Gultom menyatakan sangat mendukung upaya dan kerja keras pemerintah dalam menghadapi masa sulit melawan pandemi Covid-19. “Bersama-sama pemerintah dan masyarakat kita pasti bisa melewati masa ini. Saya harap tahun ini tidak ada gereja yang memasang tenda untuk ibadah di Jumat malam (24/12). Kalau bisa di rumah saja,” tuturnya.

photo
Petugas menyuntikkan vaksin Covid-19 kepada warga saat Vaksinasi Covid-19 Secara Serentak di Gereja Bethel Indonesia (GBI) Serang di Serang, Banten, Jumat (17/9/2021). Dinas Kesehatan setempat bekerja sama dengan jajaran TNI - Polri menggelar vaksinasi Covid-19 secara serentak untuk umum di Pondok Pesantren dan Rumah Ibadah untuk mempercepat pencapaian kekebalan komunal (Herd Immunity) dan Indonesia bebas Covid-19. - (ANTARA FOTO/Asep Fathulrahman)

Diperkirakan bahwa pada malam menjelang Hari Natal itu, akan menjadi sangat krusial. PGI telah mengirimkan surat imbauan kepada tiap-tiap gereja dan meminta supaya lebih banyak aktivitas gereja dicurahkan ke arah virtual.

“Kalau ada aktivitas ibadah Jumat malam nanti untuk menyambut Hari Natal pun agar dibuat sejak sore sehingga bisa dibagi beberapa sesi. Kita imbau gereja-gereja untuk bisa mengantisipasi ini,” katanya.

Pendeta Gomar pun meminta supaya kegiatan ibadah dan lainnya difokuskan melalui virtual. Sedangkan, untuk aktivitas ibadah Natal yang akan dilakukan di gereja menyesuaikan ketetapan ketentuan PPKM Level 3. Di antaranya membatasi kuota jemaat antara 25 sampai 30 persen dari total daya tampung kuota jemaat dengan tetap menerapkan disiplin protokol kesehatan secara ketat.

Rohaniwan itu mengingatkan, Natal adalah spirit kekeluargaan dan kesederhanaan. Merayakan Natal dan menyambut tahun baru bersama keluarga dalam suasana kesederhanaan itu menjadi yang terpenting dalam masa pandemi ini. 

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat