Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Wimboh Santoso (ketiga kanan) mengibarkan bendera start dalam acara OJK Run and Ride 10 KM di kawasan SCBD, Jakarta, Sabtu (27/11/2021). Kegiatan tersebut diselenggarakan dalam rangka memperingati HUT ke | ANTARA FOTO/Dhemas Reviyanto/rwa.

Ekonomi

Satu Dasawarsa Kiprah OJK untuk Negeri

OJK harus melindungi kepentingan konsumen di sektor jasa keuangan.

OLEH RETNO WULANDHARI

Perayaan hari ulang tahun (HUT) ke-10 Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dirayakan dengan penuh kesederhanaan pada pekan lalu. Anggota Dewan Komisioner OJK berkumpul di ruangan lantai 25 Menara Radius Prawiro, Kompleks Bank Indonesia di Jakarta untuk menggelar upacara yang dihadiri virtual seluruh pegawai OJK di seluruh Indonesia.

Yang menarik, para pegawai yang bertugas untuk mengibarkan bendera Merah Putih serta komandan upacara berada di halaman Kantor Regional 3 OJK di Semarang, Jawa Tengah. Hujan rintik-rintik yang turun pagi itu tidak melunturkan semangat para petugas menjalankan upacara itu.

Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso bertindak sebagai inspektur upacara didampingi jajaran dewan komisioner termasuk pejabat ex-officio dari Kementerian Keuangan dan Bank Indonesia.

Dengan berpakaian adat Batak, Wimboh menyampaikan arahan dan motivasi kepada para pegawai untuk terus bekerja keras menjalankan amanah undang-undang untuk mengatur dan mengawasi sektor jasa keuangan. Dia juga menyampaikan arahan kepada pegawai untuk melindungi kepentingan konsumen di sektor jasa keuangan.

Selama hampir 4,5 tahun Wimboh sudah menakhodai OJK dan industri jasa keuangan dalam menempuh gelombang dan badai. Bencana pandemi Covid-19 yang melanda hampir dua tahun lalu bagaikan topan badai yang bisa menghanyutkan kapal OJK ke arah yang tidak menentu. Hal itu bisa terjadi jika OJK tidak cepat dan sigap mengarahkan haluan dan menjaga industri jasa keuangan tetap stabil dan menjaga arahnya sesuai tujuan.

“Di tengah badai pandemi yang masih belum berakhir, sektor jasa keuangan masih tetap stabil dan terjaga bahkan menunjukkan kinerja pertumbuhan yang terus membaik seperti ditunjukkan pada angka intermediasi perbankan, perkembangan industri keuangan nonbank, serta penghimpunan dana di pasar modal,” ungkap Wimboh, pekan lalu.

Wimboh pun berpesan kepada seluruh insan OJK untuk terus konsisten dalam memberikan kontribusi yang baik bagi lembaga, bangsa, dan negara sejalan dengan semangat tema HUT ke-10 OJK, yaitu “Mengabdi untuk Negeri”.

Ekonom Center of Reform on Economics (Core) Indonesia Yusuf Rendy Manilet menilai, kinerja OJK dalam mengawasi dan menjaga stabilitas sistem keuangan cukup berhasil dalam 10 tahun terakhir. Pasalnya, perekonomian dalam rentang waktu tersebut cukup dinamis.

"OJK mampu menjaga stabilitas sistem keuangan berada pada level yang relatif stabil, padahal dinamika perekonomian dalam 10 tahun terakhir bisa dibilang tidak ringan termasuk di dalamnya ada taper tantrum, dinamika harga komoditas, perang dagang, serta pandemi Covid-19," kata Yusuf.

Indikasi umum pencapaian OJK juga bisa dilihat dari nilai inklusi keuangan yang mengalami peningkatan selama lima tahun terakhir. Yusuf menilai, OJK sebagai regulator yang mengatur pasar keuangan secara tidak langsung juga berperan dalam hal ini.

Di sisi lain, menurut Yusuf, OJK juga masih memiliki banyak pekerjaan rumah yang perlu diselesaikan. Salah satunya tingkat inklusi dan literasi yang masih rendah. Selain itu, OJK juga masih perlu mengawasi industri keuangan dengan langkah-langkah preventif agar kasus seperti Jiwasraya atau tekfin ilegal tidak terulang lagi di masa mendatang.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat