Ilustrasi tangki septik | ANTARA FOTO

Jakarta

Jakbar Bangun Tangki Septik Layak

Dewan menuding Pemprov DKI kurang peduli terhadap masalah tangki septik.

JAKARTA – Sebanyak 10 kelurahan di Jakarta Barat (Jakbar) saat ini memiliki tangki septik (septic tank) layak setelah mengikuti program Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STMB). Kepala Suku Dinas Kesehatan Jakbar, Kristy Wathini, menjelaskan, ke-10 kelurahan tersebut, di antaranya Sukabumi Utara, Duri Utara, Tanjung Duren Selatan, Meruya Selatan, Joglo, Taman Sari, Kalideres, Roa Malaka, dan Srengseng.

"Jadi, mereka sudah punya jamban sehat. Selama ini mereka punya jamban tapi alirannya tidak sehat, ke got, ke sungai dan segala macam," kata Kristy saat ditemui di kawasan Cengkareng, Jakbar, Selasa (23/11).

Kristy mengatakan, ke-10 kelurahan tersebut telah melewati empat tahapan dari STMB, yakni sosialisasi, pemicuan, verifikasi, dan deklarasi. Dalam proses tersebut, kata dia, pemerintah di wilayah terkait bertanggung jawab menyelesaikan masalah tangki septik warga.

Mereka diharapkan berkoordinasi dengan RT hingga RW untuk memfasilitasi keluarga yang tidak memiliki tangki septik layak. "Nah, itu bergantung dari wilayah masing-masing. Misalkan pak lurah di Pekojan, apa yang diupayakan mereka supaya warganya punya tangki septik," kata Kristy. 

Sejauh ini, dari total 56 kelurahan di Jakbar, ada 46 kelurahan yang belum masuk tahap deklarasi memiliki tangki septik sehat. Sebanyak 27 kelurahan baru masuk ke tahap verifikasi, dan sisanya masih berproses. Kristy berharap seluruh kelurahan di wilayah Jakbar memiliki tangki septik layak. Dengan begitu, lingkungan permukiman warga bisa bersih dan layak untuk ditempati.

Wakil Gubernur (Wagub) DKI Jakarta Ahmad Riza Patria mengakui, masih banyak warga yang tinggal di Ibu Kota belum memiliki tangki septik di rumahnya. Dia menyebut, Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI terus mencarikan solusi terkait banyaknya warga yang mengandalkan toilet umum maupun buang air besar (BAB) sembarangan.

Kasus terbaru, ratusan warga Ciracas, Jakarta Timur (Jaktim), tidak memiliki tangki septik di rumahnya. Sehingga mereka sehari-hari BAB di sungai sebagai opsi satu-satunya. Riza pun menyatakan, warga yang mampu secara ekonomi bisa memberi bantuan warga tak mampu.

Hanya saja, ia tidak memerinci bentuk bantuan yang diberikan kepada warga tidak mampu. “Warga yang mampu harus berikan bantuan juga kepada warga yang tidak mampu,” kata Riza.

Dia menyebut, Pemprov DKI ingin agar masalah pembuangan kotoran manusia bisa terkendali, tidak langsung disalurkan ke sungai. Menurut Riza, jika banyak orang BAB sembarangan, hal itu berpotensi menularkan penyakit di masyarakat.

Kepedulian kurang

Anggota Komisi D DPRD DKI Jakarta, August Hamonangan, menyoroti masih banyak warga yang tinggal di Ibu Kota belum memiliki tangki septik. Dia menyebut, kondisi itu sangat disayangkan lantaran menyangkut kesehatan dan kebersihan bersama. “Iya parah ini, peran dan kepedulian Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI sangat kurang,” kata August.

Dia mengatakan, kasus warga BAB di sungai sangat mudah didapati di beberapa titik Jakarta. Preseden seperti itu, kata dia, sangat tidak menggambarkan Jakarta sebagai ibu kota negara, yang memiliki Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) lebih dari Rp 80 triliun.

“Bayangkan Jakarta yang tampilannya keren, tapi membangun septic tank dan mengurusi masalah limbah domestik aja masih keteteran,” kata politikus PSI tersebut.

Dia menyinggung, warga yang tidak memiliki BAB menjadi realitas buruk bagi Jakarta. Meskipun begitu, August mengakui, masalah pembangunan tangki septik sudah dibahas bersama Komisi D dengan Dinas Sumber Daya Air (DKI) yang anggarannya sudah dimasukkan ke dalam Rancangan APBD 2022. “Kalau sudah jadi APBD 2022, kita segera rapat kerja,” ucap August.

Kepala Dinas SDA DKI, Yusmada Faizal, menerangkan, Pemprov DKI menargetkan sebanyak 2.000 kepala keluarga (KK) mendapatkan program subsidi tangki septik hingga akhir 2021. Program itu untuk mendukung sanitasi yang layak bagi warga.

"Untuk memperbaiki sanitasi, perlu upaya peningkatan sarana dan prasarana pengelolaan air limbah,” kata Yusmada.

Menurut dia, selama 2020, ada 434 unit rumah di Jakarta Selatan (Jaksel) dan Jaktim sudah mendapatkan bantuan revitalisasi tangki septik. Sedangkan pada 2021, tangki septik telah terpasang di 583 unit rumah warga di Jakbar, Jaksel, Jaktim, dan Jakarta Pusat, dengan target 2.000 KK penerima manfaat.

Pemprov DKI Jakarta menargetkan hingga 2022, total sebanyak 5.000 titik rumah warga sudah mendapatkan program tangki septik. Menurut Yusmada, estimasi nilai pekerjaan untuk menyediakan dan memasang tangki septik di rumah warga adalah Rp 10 juta per unit rumah.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat