Menteri Sosial Tri Rismaharini (kiri) berbincang dengan Menteri BUMN Erick Thohir sebelum mengikuti Sidang Kabinet Paripurna di Kantor Presiden, Jakarta, Rabu (17/11/2021). Sidang Kabinet Paripurna itu beragendakan pemberian arahan dari Presiden serta mem | ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A/rwa.

Ekonomi

Menteri BUMN: Kolaborasi Pesantren Bangun Ekonomi

Erick menilai BUMN dan pesantren dapat membangun sinergi yang strategis.

JAKARTA — Menteri BUMN Erick Thohir mengatakan Kementerian BUMN akan berkolaborasi dengan pesantren untuk membangun ekonomi Indonesia.

"Hari ini kita buat program kolaborasi dengan pesantren dan program BUMN yang berpihak kepada rakyat," katanya saat menghadiri Harlah ke-182 Ponpes Zainul Hasan Genggong di Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur, Sabtu.

Menurutnya pesantren adalah salah satu mercusuar peradaban dan merupakan bagian penting dalam pembangunan ekonomi Indonesia.Untuk meningkatkan pembangunan ekonomi nasional saat ini, lanjut dia, tidak hanya dilakukan oleh pemerintah maupun swasta saja karena juga dibutuhkan peran santri dan pesantren di seluruh wilayah Indonesia.

"Kami coba kerja sama program santri magang di BUMN, supaya para santri juga punya pengalaman ekonomi," katanya.

Ia menjelaskan jumlah santri di Indonesia sangat besar, sehingga harus menjadi kekuatan ekonomi bersama karena yang terpenting adalah pembangunan SDM.

"BUMN dan pesantren punya roadmap yang sangat mendukung. Kita harus bersatu, pesantren adalah mercusuar peradaban yang merupakan bagian penting dalam pembangujan ekonomi Indonesia," ujarnya.

Sementara Pengasuh Ponpes Zainul Hasan Genggong KH Mohammad Hasan Mutawakkil Alallah menyampaikan pentingnya tripilar ekonomi keumatan kepada Menteri BUMN.

"Selama ini orang modern terlalu sering menyebut istilah knowledge-based economy, yakni perekonomian yang didasarkan atas produksi, distribusi dan penggunaan knowledge (pengetahuan)," katanya.

Ia mengatakan knowledge-based economy memang penting karena untuk menghindari jebakan bagi negara berpenghasilan menengah yang hanya bertumpu pada ekonomi berbasis komoditi (sumber daya alam).

"Jadi, negara berkembang juga perlu untuk merambah ke ekonomi berbasis pengetahuan (knowledge-based economy) agar bisa menghasilkan nilai tambah (value added) yang lebih tinggi," katanya.

Ia menjelaskan pilar ketiga ekonomi yakni culture-based economy atau ekonomi yang didasarkan pada budaya."Terlepas dari pemikiran orang modern di atas, saya ingin menambahkan perlunya kita juga menyempurnakan konsep dan praktik knowledge-based economy dengan culture-based economy," ucap Ketua MUI Jatim itu.

Menurutnya membangun ekonomi Indonesia dengan tidak menyebut santri dan pesantren akan kehilangan ruh sosial, sehingga meminta pemerintah seharusnya menjadikan santri dan pesantren sebagai titik berangkat atau miqot bagi pengembangan ekonomi masyarakat.

 
 
 
Lihat postingan ini di Instagram
 
 
 

Sebuah kiriman dibagikan oleh Erick Thohir (erickthohir)

Adaptasi digital

Erick Thohir mengingatkan para pengusaha muda Indonesia untuk terus beradaptasi dengan sistem digitalisasi dalam menjalankan operasional usahanya. Menurut dia, tekanan kemajuan teknologi semakin kuat sehingga mau tidak mau tren digitalisasi harus mampu diimbangi para pelaku usaha. 

"Saat ini, kita hadapi tekanan disrupsi teknologi di mana digitalisasi menjadi suatu hal yang sangat amat menekan kita semua," kata Erick dalam Technopreneur Fest Himpunan Pengusaha Muda Indonesia di Jakarta, Jumat (19/11). 

Erick mengatakan, selain tekanan digitalisasi yang semakin kuat, arus globalisasi serta tekanan kesehatan di masa pandemi juga datang bersamaan. Hal itu menjadi upaya transformasi terberat yang harus dilalui Indonesia, baik oleh pemerintah maupun dunia usaha. 

Mantan presiden klub Inter Milan itu mengatakan, kegiatan masyarakat di tengah pandemi Covid-19 juga semakin didominasi aktivitas digital. Dimulai dari kegiatan belanja, pembelajaran lewat teknologi pendidikan, kesehatan, hingga urusan pembiayaan. "Kehidupan sehari-hari kita terbelenggu oleh ritme digitalisasi dan ini akan teus menerus,” ujar Erick. 

Mengacu hal tersebut, Erick menegaskan, Indonesia harus bisa beradaptasi dengan sistem digital saat ini sehingga dapat membawa kesejahteraan bagi masyarakat. Ia mengatakan, Indonesia dengan pangsa pasar yang besar harus dimanfaatkan oleh sumber daya sendiri. 

Erick mengatakan, pemerintah pada pertengahan bulan depan akan meluncurkan Merah Putih Fund. Ia belum menjelaskan mengenai program tersebut. Namun, program itu akan menjadi salah satu sumber pendanaan bagi usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) Tanah Air yang merintis usaha di sektor digital. 

Lembaga itu nantinya akan dipimpin oleh Indonesia, beroperasional di Indonesia, dan harus go public di Indonesia. "Kita punya unicorn, tapi diinvestasi oleh asing. Kenapa? Karena kita tidak pernah intervensi kegiatan digital ini,” kata Erick. 

Menteri Perdagangan (Mendag) Muhammad Lutfi menyampaikan, pertumbuhan ekonomi digital Indonesia akan terus mengalami perkembangan pesat, setidaknya hingga sembilan tahun ke depan. Ia menyebutkan, total nilai produk domestik bruto (PDB) Indonesia saat ini sekitar Rp 15.400 triliun. 

Pada 2030 total PDB nasional diperkirakan tumbuh menjadi sekitar Rp 24 ribu triliun hingga Rp 30 ribu triliun. "Tapi, porsi ekonomi digital kita akan tumbuh sekitar 800 persen dalam sembilan tahun ke depan dari Rp 632 triliun saat ini menjadi sekitar Rp 4.500 triliun," kata Lutfi. 

Lutfi menjabarkan, sektor ekonomi digital Indonesia akan diisi oleh tiga subsektor yang memainkan peranan strategis. Pertama, e-commerce yang nilainya akan menjadi sekitar Rp 1.900 triliun pada 2030.

Kedua, teknologi pendidikan yang nilainya diproyeksi tembus Rp 160 triliun. Ketiga, lanjut Lutfi, teknologi digital dalam layanan kesehatan yang nilainya diperkirkaan mencapai Rp 476 triliun. Ia meminta kontribusi dari para pengusaha Indonesia maupun masyarakat untuk mendukung sektor ekonomi digital Indonesia lewat investasi. 

Saat ini, Lutfi mengatakan, Indonesia boleh berbangga karena memiliki banyak perusahaan teknologi digital di berbagai sektor yang berstatus unicorn. Namun, pengembangan bisnis mereka dikuasai oleh Singapura yang menjadi sumber dari investasi. 

Sementara itu, Menteri Koordinator Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan, teknologi digital dapat menjadi motor pendorong kegiatan ekonomi. Airlangga menilai, kehadiran Grab menjadi penting dalam upaya memperluas adopsi teknologi di Kupang dan Jayapura. 

"Pengembangan digitalisasi, terutama di tengah masa pandemi akan mendorong nilai ekonomi yang pastinya akan membawa efek positif di jangka panjang terhadap perekonomian digital Tanah Air," ujar Airlangga. 

Riset Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (LPEM FEB UI)  menunjukkan, penggunaan e-wallet mitra merchant Grab mencapai 87 poin persentase lebih tinggi dibandingkan non-Grab. Direktur LPEM FEB UI Riatu Mariatul Qibtiyyah mengatakan, 50 persen dari mitra menyatakan, Grab merupakan alasan untuk memiliki akun keuangan digital. 

LPEM FEB UI juga melakukan riset terkait dampak Grab terhadap daerah yang perekonomiannya kurang berkembang di Indonesia timur, yaitu Kupang dan Jayapura. Dari riset tersebut, Grab dinilai berhasil meningkatkan aktivitas ekonomi di Kupang dan Jayapura. 

"Ketika ada penetrasi Grab di Kupang dan Jayapura terjadi peningkatan perkembangan aktivitas ekonomi dan peningkatannya lebih tinggi setelah penetrasi berjalan lama setelah enam bulan," kata Direktur LPEM FEB UI Riatu Mariatul Qibtiyyah.

Riatu menjelaskan, hal tersebut terlihat dalam indeks cahaya malam di Kupang dan Jayapura yang lebih terang setelah Grab beroperasi di dua wilayah tersebut. Dengan adanya peningkatan indeks cahaya malam, LPEM FEB UI menyimpulkan, aktivitas ekonomi di Kupang dan Jayapura semakin bergeliat. 

Country Managing Director of Grab Indonesia Neneng Goenadi memastikan, Grab akan terus mendukung dalam membantu pertumbuhan ekonomi secara inklusif. "Kami percaya, teknologi tidak hanya mempercepat pertumbuhan ekonomi, tapi membantu pertumbuhan ekonomi secara inklusif," kata Neneng. 

Terlebih, Neneng mengatakan, pemerintah menargetkan Indonesia pada 2025 memiliki ekonomi digital terbesar di Asia Tenggara. Neneng menegaskan, Grab akan mendukung target pemerintah tersebut. 

Neneng menilai, Kupang dan Jayapura memiliki kontribusi yang signifikan bagi pertumbuhan ekonomi Indonesia. "Kami ingin mendorong pemerataan transformasi digital ke semua wilayah," ujar Neneng.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat