Pemain badminton Indonesia Anthony Sinisuka Ginting. | ANTARA FOTO/Claus Fisker/Ritzau Scanpix via R

Olahraga

Pemain Badminton Unggulan Indonesia Bertumbangan

Pemain Badminton Anthony Sinisuka Ginting dipaksa menyerah oleh pemain muda asal Thailand, Kunlavut Vitidsarn.

NUSA DUA — Satu per satu wakil Indonesia harus bertumbangan pada babak pertama turnamen Indonesia Masters 2021. Juara bertahan tunggal putra Anthony Sinisuka Ginting, Gregoria Mariska Tunjung, serta pasangan Praveen Jordan/Melati Daeva Oktavianti harus tersingkir lebih awal dari ajang Super 750. 

Ginting dipaksa menyerah oleh pemain muda asal Thailand, Kunlavut Vitidsarn, lewat pertarungan berdurasi 76 menit dengan skor 21-19, 14-21, dan 13-21. Lalu, Gregoria dikalahkan oleh unggulan kedelapan asal Jepang, Sayaka Takahashi, dengan hasil akhir 18-21, 21-11, dan 20-22.

Kejutan terjadi ketika pasangan ganda campuran andalan Indonesia Praveen Jordan/Melati Daeva Oktavianti dikalahkan lawan non-unggulan asal India, Dhruv Kapila/Reddy N Sikki. Praveen/Melati kalah dengan skor 11-21 dan 20-22.

Walau demikian, tunggal putra andalan Indonesia lainnya, Jonatan Christie, mampu melaju ke babak 16 besar setelah menundukkan lawan asal Thailand, Sitthikom Thammasin, 21-18, 20-22, dan 21-17, dalam durasi 80 menit.

Gregoria mengakui, kekalahan yang dialaminya terjadi karena ia kurang sabar di gim ketiga. Pada gim penentu tersebut dia terlihat terburu-buru untuk meraih poin demi mengakhiri permainan, terutama saat memimpin 20-19.

"Maunya cepat selesai, tapi bola jadi tidak terkontrol. Di poin kritis pun saya malah tidak maksimal," kata Gregoria setelah pertandingan di Nusa Dua, Bali, Rabu (17/11).

Sementara itu, Ginting dengan statusnya sebagai juara bertahan mengaku tidak merasa terbebani. "Saya tidak merasa terbebani dengan status juara bertahan. Dari pertandingan ke pertandingan ini saya kembali lagi dari nol," sebut Ginting dalam keterangan tertulis PBSI.

Peraih perunggu Olimpiade Tokyo ini juga mengaku masih tak mampu mengelola emosi dalam penampilannya kali ini. "Pertama-tama, saya bersyukur bisa menyelesaikan pertandingan tanpa ada cedera. Hari ini saya banyak membuat kesalahan sendiri. Mungkin saya rasa bermain kurang sabar," ungkap Ginting.

Lalu, Melati juga menjelaskan perihal kekalahannya. "Kami kalah start di gim awal, jadi terlambat untuk membalikkan keadaan. Begitu juga yang terjadi di gim kedua. Kami sudah mencoba, tetapi lawan lebih siap," ujar Melati seusai bertanding. 

Menurut dia, adaptasi dengan lapangan dan shuttlecock masih kurang. Namun, hal itu bukan alasan penyebab kekalahannya di turnamen berhadiah total 600 ribu dolar AS itu.

Mengenai kurang padunya bermain bersama Praveen yang lebih banyak diam di depan rekan media, Melati menegaskan, komunikasi di antara mereka tidak ada masalah. "Sebelum main tadi saya sudah bicara sama Jordan untuk strategi dan apa yang dilakukan di lapangan nanti. Komunikasi kami baik-baik saja. Bukan karena komunikasi, tapi memang situasi pertandingannya seperti sekarang. Lawan lebih siap," ujarnya lagi. 

Kekalahan kontingen Indonesia juga dialami oleh ganda putri Indonesia Siti Fadia Silva Ramadhanti/Ribka Sugiarto. Pasangan yang tampil mengesankan dalam BWF Tur Eropa beberapa waktu lalu itu kalah dari wakil Thailand Puttita Supajirakul/Sapsiree Taerattanachai melalui pertarungan tiga gim, 13-21, 21-15, dan 21-16, dalam waktu 68 menit.

Pertemuan kali ini adalah pertemuan ketiga pasangan-pasangan tersebut setelah sebelumnya bertarung di Piala Uber dan Hylo Jerman Open. Pada dua laga sebelumnya, Ribka/Fadia menang. "Ini pertemuan ketiga kami dan tidak ada beda, hanya lawan lebih siap dan malah kami yang sering mati sendiri," kata Fadia seusai laga.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat