Menteri Luar Negeri Selandia baru Nanaia Mahuta (tengah). | EPA-EFE/BEN MCKAY

Internasional

Menlu Retno Minta Selandia Baru Buka Akses Buah RI

Selandia Baru dinilai sebagai mitra penting Indonesia di kawasan Pasifik yang telah memiliki kemitraan komprehensif sejak 2018.

JAKARTA -- Menteri Luar Negeri (Menlu) RI Retno Marsudi meminta Selandia Baru membuka akses pasar bagi produk buah tropis Indonesia. Hal ini disampaikan Retno saat bertemu Menlu Selandia Baru Nanaia Mahuta yang sedang berkunjung ke Indonesia.

"Saya meminta kepada Selandia Baru untuk dapat membuka akses pasar bagi produk-produk buah tropis Indonesia dan penguatan investasi dan program peningkatan kapasitas di bidang pertanian dan peternakan di Indonesia," kata Retno, Senin (15/11).

Menurut Retno, langkah itu adalah bagian untuk meningkatkan perdagangan bilateral. Pada September lalu, tren perdagangan bilateral naik 37 persen year-on-year dan mencapai 1,25 miliar dolar AS.

“Kerja keras masih sangat diperlukan untuk mencapai target 2,8 miliar dolar AS pada 2024,” kata Retno. “Saya menekankan pentingnya perdagangan bilateral yang lebih seimbang.”

Selandia Baru dinilai sebagai mitra penting Indonesia di kawasan Pasifik yang telah memiliki kemitraan komprehensif sejak 2018. Kemitraan ini, kata Retno, telah menjadi fondasi kuat dalam upaya kita untuk terus meningkatkan kerja sama yang didasarkan pada asas saling menguntungkan, menghormati, dan menghormati kedaulatan serta integritas wilayah.

"Dan saya berharap kerja sama perdagangan seperti ASEAN-Australia-New Zealand Free Trade Agreement dan RCEP dapat dimanfaatkan untuk mendorong perdagangan dan investasi," tutur Retno.

Selain di bidang ekonomi, kedua menlu juga membahas kerja sama di bidang energi. Retno mengatakan, Selandia Baru dapat menjadi mitra RI di bidang transisi energi.

Retno menyebut salah satu kerja sama yang dapat terus dikembangkan adalah di bidang geothermal. "Kemitraan di bidang energi telah ditunjukkan antara lain melalui pembangunan Flores Geothermal Island di Nusa Tenggara Barat dan pembangunan pipeline di Maluku dalam kerangka the New Zealand-Maluku Access to Renewable Energy Support (NZMATES)," ujar Retno.

Pertemuannya dengan Mahuta adalah bagian dari pertemuan bilateral Retno dengan sejumlah menlu lain, yaitu Malaysia, Australia, dan Inggris. Sedangkan bagi Mahuta, Indonesia masuk dalam paket lawatan pertamanya ke luar negeri sejak ia menjabat sebagai menlu.

Dalam kesempatan ini Mahuta mencatat perdagangan dua arah antara RI dan Selandia Baru yang mencapai 2,45 miliar dolar AS, naik 23 persen dari tahun sebelumnya. "Kami melihat betapa sulitnya ini karena Covid-19. Namun kami berdua ingin melihat pertumbuhan ekonomi di masa depan dan memperkuat kemitraan komprehensif kedua negara," ujarnya.

Mahuta mengatakan, Selandia Baru mendukung tujuan Indonesia untuk mengurangi emisi gas rumah kaca serta tujuan RI untuk meningkatkan energi terbarukan. Selandia Baru, kata Mahuta, mendukung inisiatif pemberdayaan perempuan dan mendukung suku terasing.

ASEAN sebagai pusat

Mahuta juga memuji kepemimpinan Indonesia dalam kepemimpinan ASEAN outlook di Indo-Pasifik. “Saya juga memperkuat kembali komitmen Selandia Baru terhadap Indo-Pasifik dan menjadi ASEAN sebagai pusatnya,” katanya.

Kawasan indo-Pasifik, kata Mahuta, “Adalah kawasan berbasis hukum termasuk UNCLOS. Kawasan ini terbuka untuk perdagangan dan investasi, yang inklusif, di mana kedaulatannya dihormati selurh negara, baik besar maupun kecil, yang berupaya mewujudkan perdamaian dan stabilitas.”

“Kami juga menyambut peran Indonesia yang terus meningkat dan konstruktif di Pasifik,” kata Mahuta. “Terima kasih banyak,” kata Mahuta dalam ucapan bahasa Indonesia, pada akhir konferensi pers. 

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat