Petugas Satgas Covid-19 berbincang dengan warga saat vaksinasi Covid-19 jemput bola ke rumah-rumah warga di Kelurahan Panggung, Tegal, Jawa Tengah, Rabu (3/11/2021). Peningkatan kasus varian Delta tak membutuhkan waktu lama | ANTARA FOTO/Oky Lukmansyah/hp.

Nasional

Satgas: Indonesia Berpotensi Besar Hadapi Gelombang Ketiga

Peningkatan kasus akhir tahun lalu sebelum munculnya varian Delta saja tidak membutuhkan waktu lama.

JAKARTA -- Juru Bicara untuk Vaksinasi Covid-19 Kementerian Kesehatan, Siti Nadia Tarmidzi mengatakan, gelombang ketiga Covid-19 berpotensi besar terjadi di Indonesia jika masyarakat lengah terhadap protokol kesehatan. Apalagi, menjelang liburan akhir tahun yang biasanya meningkatkan mobilitas masyarakat.

"Suatu keniscayaan kalau kita tidak waspada, kita lengah, kita abai protokol kesehatan, mobilitas kita tidak terkendali dan kita tidak mau divaksin, maka pasti kita akan menghadapi gelombang ketiga," ujar Nadia di acara Penguatan Gerakan Pramuka yang disiarkan di Youtube Kementerian Komunikasi dan Informatika, Ahad (14/11).

Nadia mengingatkan seluruh masyarakat meningkatkan kewaspadaan dengan menerapkan prokes dan mengurangi mobilitas. Menurut dia, dua gelombang Covid-19 yang terjadi beberapa waktu lalu karena kelengahan terhadap prokes, selain karena munculnya varian Delta.

Ia juga mengingatkan adanya kenaikan kasus di banyak negara seperti Amerika Serikat, Inggris, Jerman, India, Prancis, Singapura, Australia. Padahal, capaian vaksinasi di negara tersebut mendekati angka 60- 70 persen.

"Artinya kita tetap harus waspada bahwa penularan itu masih terjadi dan negara-negara yang cakupan vaksinasinya sudah jauh lebih tinggi daripada kita, itu mengalami peningkatan kasus," kata dia.

Nadia mengingatkan dua gelombang Covid-19 di Indonesia yang terjadi beberapa waktu lalu yakni periode Januari dan Juli 2021 kemarin akibat kelengahan terhadap protokol kesehatan, dan munculnya varian Delta pada Juli kemarin.

Menurutnya, peningkatan kasus dimulai dari lengahnya masyarakat saat kasus sudah mulai terkendali. Karena itu, kasus Covid-19 yang saat ini sudah makin menurun, harus diikuti dengan kewaspadaan agar masyarakat tidak lengah.

"Kalau saat ini kondisinya kita berada pada situasi seperti ini, ingatlah dua puncak yang kita hadapi, kita bisa lihat pembelajaran tahun lalu dimana pembelajaran tahun lalu itu di Desember-Januari adalah kasus mulai naik dan kita mencapai puncaknya itu pada akhir Januari dan itu adalah gelombang pertama yang kita hadapi," ujar Nadia.

Nadia mengatakan, peningkatan kasus pada akhir tahun lalu sebelum munculnya varian Delta saja tidak membutuhkan waktu yang lama. Apalagi, kata Nadia, dengan adanya varian Delta dan turunannya bisa lebih mempercepat penularan.

"Ini hanya membutuhkan waktu yang lebih pendek, bayangkan kalau sekarang di mana varian Delta masih mendominasi, bahkan varian Delta punya  turunan-turunannya. Nah ini yang kami Ingatkan kembali kenapa kita harus waspada terhadap gelombang ketiga," ujarnya.

Karena itu, pemerintah terus memantau mobilitas atau pergerakan penduduk. "Menjadi penting kita membatasi mobilitas karena mengendalikan laju penularan. Ini bisa naik, tetap bisa karena mobilitas tidak melebihi pada waktu aktivitas di Februari, tapi kalau kemudian terjadi peningkatan mobilitas seperti ini maka pasti dampaknya akan panen kasus," katanya.

Presiden Joko Widodo dalam wawancara khusus dengan Republika sebelumnya menekankan bahwa liburan Natal dan Tahun Baru jadi ujian Indonesia memasuki endemi. "Saya kira proses dari pandemi menuju endemi harus ada transisinya. Kita akan melihat sampai nanti Natal dan Tahun Baru. Kalau Natal dan Tahun Baru bisa kita lewati, bisa kita kendalikan, itu akan lebih mudah untuk menuju transisi ke endemi. Memang proses seperti itu, baru masuk ke endemi," ujarnya.

Kepala Polri Jenderal Listyo Sigit Prabowo meminta jajaran Polri, khsusus Korps Brimob dapat membantu mempertahankan pengendalikan laju pertumbuhan kasus positif Covid-19 dan mencegah gelombang ketiga. Jajaran polisi harus ikut membantu pendisiplinan prokes di masyarakat, penguatan 3T (testing, tracing, dan treatment), dan akselerasi vaksinasi.

"Tentunya ini jadi tantangan kita bersama ke depan untuk menjaga pengendalian Covid-19 agar tidak muncul gelombang ketiga, terutama pada saat menghadapi Natal dan tahun baru. Pengalaman tahun lalu, ada kecenderungan terjadi dua kali lipat dari situasi Covid-19 sebelum nataru," ujar Sigit dalam amanat HUT ke-76 Brimob Polri di Mako Brimob, Kelapa Dua, Kota Depok, Ahad.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat