Pekerja medis berdiri di depan mobil tes Covid-19 di Frankfurt, Jerman, Kamis (11/11/2021). Angka penularan Covid-19 di Eropa saat ini jadi yang paling tinggi di dunia. | AP/Michael Probst

Internasional

Eropa Kembali Jadi Episenter Covid-19

Di Jerman, sejumlah kota membatalkan pasar khas Natal.

LONDON – Eropa kembali menjadi episenter pandemi Covid-19. Sejumlah negara mempertimbangkan untuk memperlakukan kembali penguncian wilayah atau lockdown menjelang Natal. Kondisi saat ini juga memunculkan perdebatan, apakah vaksin saja cukup mengadang Covid-19.

Kasus di Eropa tercatat separuh dari kasus global selama tujuh hari. Separuh dari angka kematian pada kurun waktu itu juga terjadi di Eropa.

Hal ini berdasarkan pencatatan yang dilakukan kantor berita Reuters, yang dilaporkan Jumat (12/11). Angka di Eropa ini termasuk level tertinggi sejak April 2020, ketika virus merebak di Italia.

Kenaikan kasus ini diperkirakan akibat vaksinasi yang terhambat akibat cuaca menjelang musim dingin dan juga musim flu. Sekitar 65 persen populasi Kawasan Ekonomi Eropa atau European Economic Area (EEA) –meliputi Uni Eropa, Islandia, Liechtenstein, dan Norwegia– telah menerima dua dosis vaksin. Namun, laju pemberian vaksin untuk sisa populasi, melambat dalam beberapa bulan terakhir.  

Persentasi vaksinasi di Eropa umumnya sekitar 80 persen dari populasi. Namun, kini muncul kekhawatiran di Eropa tengah dan timur serta Rusia. Jerman, Prancis, dan Belanda juga mengalami peningkatan kasus infeksi baru. Kondisi ini seakan meredupkan harapan bahwa vaksinasi bisa membuat orang bisa kembali hidup mendekati normal.  

Namun, perpaduan antara vaksinasi yang melambat di sejumlah wilayah, menurunnya tingkat kekebalan orang yang divaksinasi lebih awal, serta pelonggaran kebijakan tentang masker dan menjaga jarak tampaknya berpengaruh pada lonjakan kasus.

“Satu hal yang bisa dipelajari dari semua ini adalah, jangan sekali-kali lengah,” kata Lawrence Young, ahli virus di Warwick Medical School, Inggris.

Laporan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada pekan pertama November menunjukkan, Eropa, termasuk Rusia, adalah satu-satunya wilayah yang menunjukkan peningkatan kasus. Kenaikan itu mencapai 7 persen, sedangkan kawasan lain menunjukkan angka penurunan atau stabil.

Kasus kematian di Eropa dan Rusia juga menunjukkan kenaikan 10 persen, sedangkan di kawasan lain justru melandai.

photo
Perempuan berjalan melintasi jalan yang sepi di Frankfurt, Jerman, Kamis (11/11/2021). Kasus Covid-19 di Jerman kembali melonjak belakangan. - (AP/Michael Probst)

Catatan terbaru ini membuat dunia usaha dan pemerintah bergidik. Mereka khawatir, pandemi yang berkepanjangan akan membuat pemulihan perekonomian tergelincir. Apalagi, penerbangan transatlantik baru saja dibuka kembali pekan ini dan sejumlah negara mulai membuka pintu untuk menerima pengunjung.

Pembatasan

Di Jerman, sejumlah kota kembali membatalkan pasar khas Natal. “Kita harus melakukan apa pun sebisa kita untuk melawan momentum ini,” kata Menteri Kesehatan Jerman Jens Spahn. “Jika tidak, akan ada Desember kelabu bagi seantero negeri.”

Sedangkan Belanda, pada Jumat malam berancang-ancang untuk memberlakukan kembali lockdown sebagian selama tiga pekan. Kebijakan lainnya adalah menutup teater dan bioskop, melarang perhelatan besar, serta membuat kafe dan restoran tutup lebih awal.

Perhelatan olahraga akan digelar tanpa penonton. Para pekerja juga diharapkan sebisa mungkin bekerja dari rumah.

Televisi NOS melaporkan, kebijakan tersebut adalah yang pertama kalinya di Eropa Barat sejak musim panas. Kebijakan itu mulai berlaku Sabtu (13/11) malam.  

Ceska, Slovakia, dan Rusia juga memperketat pembatasan. Ceska dilaporkan mempertimbangkan untuk memberlakukan langkah baru, mungkin diumumkan Jumat waktu setempat.

Program pemberian vaksin penguat atau booster juga diberlakukan di sejumlah negara. Pada Jumat, Perdana Menteri Norwegia Jonas Gahr Stoere menawarkan vaksin penguat untuk warga berusia 18 tahun ke atas. Petugas kesehatan yang belum divaksin harus dites dua kali sepekan dan wajib memakai masker.

“Vaksinasi adalah perlindungan paling penting yang kita miliki untuk melawan virus korona. Infeksi ini akan ada di antara kita selama beberapa tahun ke depan, dan banyak yang harus kita kerjakan bersama untuk mencegah virus menyebar,” kata Stoere.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat