Karyawan membersihkan kursi penonton saat hari pertama pembukaan kembali Cinepolis Cinemas di Plaza Renon, Denpasar, Bali, Jumat (17/9/2021). Bioskop di wilayah Bali kembali beroperasi dengan menerapkan berbagai protokol kesehatan untuk mencegah penyebara | ANTARA FOTO/Fikri Yusuf

Geni

Empat Film Sambut Kebangkitan Bioskop

Merilis film di bioskop bukan tanpa risiko.

 

 

Pandemi Covid-19 menyisakan pilu di bioskop. Akibat virus korona, hampir dua tahun masyarakat tidak bisa merasakan suasana menonton film dengan layar lebar, suara menggelegar, dan kehilanga ekspresi maksimal saat menonton film. 

Kabar baiknya, hal itu akan berakhir lantaran pemerintah mulai memperbolehkan publik mendatangi bioskop dengan sejumlah syarat dan penerapan protokol kesehatan ketat. Hal itu tak hanya menggembirakan pencinta film. Para pembuat film, produser, dan rumah produksi juga turut menyambutnya. 

Rumah produksi Starvision pun berani merilis empat film besar produksinya untuk menyambut para penonton yang datang ke bioskop. Film Starvision yang terakhir dirilis adalah Imperfect pada 2019. Pada Maret, mereka memproduksi kolaborasi Mariposa yang betul-betul terdampak pandemi.

Produser Starvision, Chand Parwez, banyak belajar dan melakukan kolaborasi dengan berbagai pihak selama pandemi. Setidaknya, ada sebanyak empat film besar Starvision yang dirilis pada November 2021 sampai Januari 2022 mendatang yang merupakan bagian dari kolaborasi itu. 

Empat film tersebut, yakni Yowis Ben 3, Yuni, Teka Teki Tika, serta Cinta Pertama, Kedua, dan Ketiga.  Dia meyakini, perilisan empat film ini di bioskop adalah bentuk kolaborasi yang dibutuhkan pada era selepas pandemi Covid-19. Ini juga bisa menjadi cara untuk tetap menghasilkan karya-karya yang lebih baik bagi penonton untuk tetap setiap hadir ke bioskop. 

Menurut Parwez, merilis film-film ini bukan berarti tanpa risiko. Dia sengaja merilis film-film ini di bioskop untuk menyambut kebangkitan industri film di bioskop. 

“Karena bioskop adalah tempat kreator langsung bersentuhan dengan penontonnya. Kami butuh itu. Kami butuh untuk bisa mengekspresikan karya kami di bioskop dan menggairahkan perfilman nasional,” ujarnya saat konferensi pers di Jakarta, Senin (8/11).

Sutradara film Teka Teki Tika, Ernest Prakasa, menyebut karyanya kali ini keluar dari zona nyamannya. Biasanya, Ernest menggarap film bergenre komedi, namun sekarang dia mencoba menyelami film thriller

Melalui sebuah teaser berdurasi sekitar 47 detik, Ernest menyajikan drama keluarga yang memiliki nuansa menegangkan. Meski demikian, dia masih enggan film ini diberi genre thriller atau menegangkan karena dia belum percaya diri.

“Karena baru buat aku, biasanya komedi, komedi, komedi, lalu keluar dari zona nyaman, nggak pede ngaku-ngaku thriller. Nanti pada bilang ‘alah begini doang thriller.' Jadi menurunkan ekspektasi,” kata dia. 

Melihat Ernest yang keluar dari zona nyaman itu, Dion Wiyoko, sebagai pemain, tetap merasa percaya dengan garapan Ernest. “Percaya ketika baca naskahnya dan menarik,” kata Dion. Film yang juga dimainkan oleh Morgan Oey, Sheila Dara, Ferry Salim, dan Ayu Laksmi, ini akan tayang mulai 23 Desember 2021.

Selain Teka Teki Tika, film Yuni juga menjadi salah satu pilihan bagus di bioskop. Film ini menjadi salah satu nomine Piala Citra kategori film terbaik, bahkan mewakili Indonesia di ajang Oscar. Yang tak kalah penting, Yuni membawa isu penting di Indonesia. 

Dengan isu yang amat berat pada film ini, Ifa Isfansyah mengaku, memiliki beban sebagai produser. Dia merasa percuma jika film ini tak banyak ditonton oleh orang-orang. Dia pun menghubungi Parwez untuk memproduksi film ini yang pada akhirnya sepakat bahwa film ini harus ditonton oleh banyak remaja. Dengan adanya kerja sama dengan Starvision, dia berharap, film itu menjadi film yang tak memiliki batasan.

Sutradara Yuni, Kamila Andini, menceritakan awal mula ide film ini terbentuk. Pada 2017, dia mendengar dari asisten rumah tangga (ART)-nya mengenai pernikahan remaja yang terjadi di kampungnya. 

“Ketika saya dengar kabar itu, entah kenapa ceritanya tidak bisa lepas dari kepala, padahal itu juga bukan pertama kali saya mendengar cerita itu. Saya merasa ada sesuatu yang rasanya harus saat itu dibuat,” jelas Kamila.

Starvision memberikan ruang bagi Kamila untuk berekspresi tentang Yuni. Dari situ, dia percaya Parwez memiliki pikiran yang sama perihal film ini. //Yuni// akan dirilis di bioskop pada 9 Desember 2021.

Beralih ke film Yowis Ben 3, film ini diharapkan menjadi penutup manis bagi trilogi Yowis Ben. Sang Sutradara, Fajar Nugros, menjelaskan, produksi film yang dilakukan pada saat pandemi Covid-19, membuktikan bahwa para pembuat film Indonesia tetap memiliki semangat. “Tetap berkarya dengan baik untuk perfilman kita ke depannya,” ujar Nugros. 

Bayu Skak yang menjadi pemeran utama film ini sangat lega dan bersyukur Yowis Ben telah menjadi trilogi. “Film berbahasa daerah pun punya suara dan bisa memberikan pesan bahwa kedaerahan pun bisa bergaung di nasional,” kata Bayu. 

Pembuka 2022

Kisah manis dari sineas Gina S Noer, Cinta Pertama, Kedua, dan Ketiga akan menjadi film pembuka Starvision pada 2022. Pada film yang mulai ditayangkan di bioskop pada 6 Januari 2022 ini, Gina mengulik rasanya menjadi seorang anak dan pernah menjadi anak. 

“Ketika kita menjadi anak, mendampingi orang tua kita menua, ketika kita mendewasa, ternyata kita susah ya menjadi dewasa,” ujarnya.

Salah satu pemain, Putri Marino, sangat senang memerankan Asia dalam film ini. Menurut dia, naskah film itu sangat indah. Aktor Angga Yunanda yang memerankan Raja juga menyebut naskah film tersebut sangat hangat. 

Sejak awal, dia berharap, film itu bisa tayang di bioskop meski saat proses syuting bioskop masih tutup. Dengan ditayangkannya film ini pada Januari 2022, dia berharap film itu dapat memberikan kehangatan baru dan bisa menjadi film pembuka tahun yang menyegarkan. Selain Putri Marino dan Angga Yunanda, beberapa pemain lain antara lain Slamet Rahardjo, Ira Wibowo, Elly D Lutan, Widi Mulia, Ersa Mayori, Asri Welas, Ibnu Jamil, dan Ario Wahab.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat