Arab Saudi yang terkenal dengan keberadaan dua Tanah Suci merupakan destinasi ekspor Indonesia. | AP

Ekonomi

Kemendag Siapkan Jalur Logistik Langsung ke Arab Saudi

Pandemi mempersulit arus logistik global turut meningkatkan harga barang di Arab Saudi dan Indonesia.

JAKARTA -- Kementerian Perdagangan (Kemendag) akan mengupayakan jalur logistik pengiriman barang langsung dari Indonesia ke Arab Saudi. Ketiadaan jalur logistik langsung membuat biaya pengiriman meningkat dan berdampak terhadap harga barang.

Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri, Kemendag, Oke Nurwan mengatakan, kedua negara harus menyusun strategi bersama agar jalur logistik langsung bisa terwujud. Hal itu juga menjadi tindak lanjut penguatan kerja sama perdagangan antara Indonesia dan Arab Saudi.

"Selama ini banyak produk kita yang tidak langsung sampai ke Arab Saudi, selalu lewat negara lain, dan ini berpengaruh terhadap daya saing, terutama di harga," kata Oke di Jakarta, Selasa (9/11).

Ia menuturkan, saat ini produk Indonesia sudah banyak yang diterima oleh pasar Arab Saudi. Meski demikian, capaian tersebut masih bisa ditingkatkan jika ongkos logistik dipotong dengan membuat perjalanan langsung. Efisiensi sistem logistik perdagangan barang pun akan meningkatkan margin keuntungan bagi kedua negara.

"Ini menjadi peluang bagi investasi di sektor logistik dan tentu bagi negara yang punya potensi untuk berinvestasi ini akan menjadi informasi penting," ujarnya.

Wakil Kepala Perwakilan Indonesia untuk Arab Saudi Arief Hidayat menyampaikan, produk Indonesia yang masuk ke Arab Saudi harus transit di negara lain terlebih dahulu. Situasi pandemi yang mempersulit arus logistik global turut meningkatkan harga barang menjadi lebih mahal.

Saat ini, Indonesia menempati posisi negara ke-21 sebagai eksportir utama ke Arab Saudi. Sebaliknya, Arab Saudi menempati posisi ke-19 dari total impor utama yang masuk ke Indonesia.

Menurut Arief, saat ini merupakan waktu yang tepat bagi Indonesia untuk meningkatkan kerja sama perdagangan dengan Arab Saudi. Momentum kali ini seiring dengan kebijakan Kerajaan Arab Saudi yang semakin terbuka dalam kerja sama internasional.

"Saat ini terjadi modernisasi pasar lokal. Ini kesempatan yang bagus bagi Indonesia untuk mengambil keuntungan dari kerja sama. Arab Saudi juga meliberalisasi pasar dan pintu bagi Indonesia," kata dia.

Arief berharap jalur logistik langsung dari Indonesia ke Arab Saudi bisa terwujud pada tahun depan. Dia mengatakan, untuk memulai hal itu diperlukan penguatan kerja sama antara kedua negara.

Mengutip data Badan Pusat Statistik (BPS), lima komoditas terbesar yang diekspor ke Arab Saudi ialah motor dan kendaraan, minyak sawit, kain tenun, besi dan baja, serta ikan segar dan beku.

Berdasarkan catatan Kemendag, nilai ekspor nonmigas Indonesia ke Arab Saudi periode Januari-Agustus 2021 sebesar 957,1 juta dolar AS. Nilai tersebut melonjak 601 persen dari periode yang sama tahun lalu yang sebesar 29,5 dolar AS.

Sementara itu, nilai impor nonmigas dari Arab Saudi tercatat sebesar 536 juta dolar AS. Angka itu naik 76,84 persen dari tahun lalu yang sebesar 303 juta dolar AS. Dengan begitu, Indonesia mencatatkan surplus neraca perdagangan nonmigas sebesar 420 juta dolar AS.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat