Ridwan Hasan Saputra | REPUBLIKA/Daan Yahya

Hiwar

Harus Ada Kebijakan untuk Perkenalkan Ilmuwan Muslim

Rata-rata pelajar zaman sekarang jarang yang paham tentang ilmuwan Muslim.

 

Segenap nama ilmuwan Muslim yang begitu berjasa pada bidang sains dan pengetahuan masih terdengar asing di negara dengan mayoritas Muslim terbesar di dunia seperti Indonesia. Apa saja faktor yang dapat memperkenalkan kembali kiprah ilmuwan abad pertengahan tersebut kepada generasi sekarang?

Untuk mengulas masalah tersebut, Wartawati Republika Imas Damayanti mewawancarai matematikawan sekaligus Presiden Direktur Klinik Pendidikan MIPA (KPM) Raden Ridwan Hasan Saputra, melalui sambungan telepon, Rabu (3/11).

Bagaimana memperkenalkan ilmuwan Muslim melalui sektor pendidikan?

Terus terang ini harus ada kebijakan atau kemauan pemerintah untuk memperkenalkan ilmuwan Muslim. Karena guru-guru apabila tidak ada perintah dan petunjuk di dalam kurikulumnya maka mereka tidak akan melakukan.

Kemungkinan hanya ada penyadaran orang-orang tertentu, contohnya yang dibuat oleh Klinik Pendidikan MIPA membuat lomba matematika Islam, yang di mana siswa ditanya tentang ilmuwan-ilmuwan Muslim di zaman dahulu dan zaman sekarang. Sehingga itu nanti anak-anak jadi belajar tentang sejarah dan bagaimana pemikiran ilmuwan Muslim.

Maka ketika nanti pemerintah tidak melakukan hal tersebut (kebijakan melalui kurikulum), maka yang harus dilakukan adalah melakukan lomba-lomba sains yang berbasiskan Islam untuk mempelajari ilmuwan Muslim.

Kedua, mungkin kita bisa buat buku-buku yang istilahnya itu menghubungkan pelajaran sekolah dengan ilmuwan Muslim.

Ketiga adalah adanya sosialiasi dari lembaga-lembaga yang berbasiskan Islam yang mengingatkan guru-guru Islam bahwa ilmuwan muslim itu punya peran yang sangat besar sehingga dunia bisa menjadi seperti ini.

Sejauh mana pelajar Muslim Indonesia mengenal ilmuwan Muslim?

Ini berdasarkan fakta dan data yang kita buat ya saat kita membuat soal-soal tentang pendidikan Islam, rata-rata tentang ilmuwan Muslim itu jarang yang paham. Karena memang mereka tidak pernah mempelajari, dan ini menurut saya jadi menimbulkan kekhawatiran.

Karena sejarah itu harus dikenal karena penting, apalagi ini tentang para ilmuwan Muslim kita di mana Islam pernah berjaya dengan ilmu pengetahuan. Harapannya dengan mengetahui sejarah, ini bisa membangkitkan semangat pelajar Islam untuk belajar kembali pengetahuan ilmuwan-ilmuwan Muslim. Dengan adanya pengetahuan yang minim tentang ilmuwan-ilmuwan Muslim, tentunya ini menjadi tantangan bagi kita semua.

Apakah kurikulum yang diatur pemerintah telah memuat atau memperkenalkan ilmuwan Muslim dalam buku-buku pelajaran sekolah?

Sejauh yang saya tahu hal itu belum ya. Artinya pelajaran sains atau matematika masih belum memperkenalkan ilmuwan-ilmuwan Muslim kepada anak-anak. Sehingga penyadaran bahwa Islam pernah berjaya dalam ilmu pengetahuan tidak bisa dirasakan atau tidak bisa diketahui oleh anak-anak zaman sekarang.

Seharusnya memang ada program, mungkin terutama di sini adalah tugasnya Kementerian Agama ya, yang mulai mengenalkan ilmuwan-ilmuwan Muslim dalam kurikulumnya. Sehingga Kemenag bisa membangkitkan madrasah-madrasah dalam bidang sains.

Siapa saja tokoh ilmuwan Muslim yang sudah umum dikenal di dunia pendidikan Indonesia?

Nama-nama ilmuwan Muslim seperti Al-Khawarizmi, Ibnu Sina, Ibnu Rusyd, Al-Farabi, Umar Khayam, ada banyak sekali. Para tokoh ilmuwan Muslim ini bukan hanya mahir dalam bidang sains ya, tapi mereka juga paham dengan ilmu-ilmu agama seperti hadis dan lainnya.

Jadi mereka ilmuwan tidak hanya satu bidang. Nah inilah hebatnya ilmuwan kita. Sehingga pelajar Muslim harus belajar banyak hal seperti tokoh-tokoh ilmuwan Muslim kita. Dan sekarang saya lihat sudah mulai ada bahwa pembelajaran jurusan sudah interdisiplin, artinya multidisiplin semua disiplin ilmu dipelajari. Mudah-mudahan ini bisa menjadi serempak dan massif ya.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat