Ilustrasi Hikmah Hari ini | Republika

Hikmah

Manajemen Kematian

Sebelum kematian menghampiri, sejatinya manusia membuat manajemen kematiannya sendiri.

Oleh ABDUL ROJAK LUBIS

OLEH ABDUL ROJAK LUBIS

“Setiap yang bernyawa akan merasakan mati.” (QS al-Anbiya [21]: 35). Mulai dari tumbuhan, hewan, dan manusia akan mati. Karena hidup di dunia tidak kekal, dan akan diakhiri dengan kematian. Sebelum kematian menghampiri, sejatinya manusia membuat manajemen kematiannya sendiri.

Kesempatan hidup yang diberikan Allah merupakan bukti kasih sayang-Nya. Diberikan waktu untuk berbenah diri atau bermuhasabah diri.

Sebagaimana firman Allah dalam Alquran, “Hai orang-orang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat), dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Mahamengetahui apa yang kamu kerjakan.” (QS al-Hasyr [59]: 18).

Menurut Quraish Shihab, maksud ayat tersebut memerintahkan kita untuk muhasabah diri. Ibnu Katsir juga menjelaskan dalam tafsirnya, “Hisablah diri kalian sebelum dihisab oleh Allah.”.

Allah mengingatkan orang beriman agar teliti terhadap kuantitas dan kualitas amal ibadahnya. Sebab, hidup hanya sesaat dan mati tidak bisa diprediksi. Tentunya, orang beriman senantiasa mempersiapkan bekal hari esok (akhirat). Dalam buku Laa Tahzan, Aidh al-Qarni mengutip pendapat ulama salaf bahwa hidup hanya tiga hari, kemarin, hari ini dan besok.

Hari kemarin untuk dievaluasi, besok belum tentu terjadi dan hari inilah kesempatan untuk memperbaiki diri. Membuat perencanaan amal saleh dan mengeliminasi hal-hal yang tidak bermanfaat. Sebab, dengan perputaran waktu, usia makin tua, jatah hidup makin berkurang, dan kematian pun makin mendekat.

Rasulullah juga mengingatkan, “Bertakwalah kepada Allah dimana saja berada, iringilah keburukan dengan kebaikan, niscaya ia akan menghapusnya, bergaullah dengan orang lain dengan akhlak yang baik.” (HR at-Turmudzi No 1910).

Dalam situasi dan kondisi apa pun, bertakwalah karena Allah Maha Melihat. Apapun yang diperbuat manusia, Allah tahu tak sedikit pun terlewatkan. Jika selama ini daftar kebaikan minus, saatnya untuk menambah kebaikan.

Jika selama ini terbiasa di tempat hiburan, gantilah di majelis taklim. Jika selama ini kita termasuk orang yang durhaka, bertaubat dan berbaktilah. Bergaullah dengan orang-orang beriman, karena hidup hanya sesaat dan mati merupakan hal yang pasti.  

Imam al-Ghazali mengatakan, “Seseorang mati sesuai dengan kebiasaanya saat hidup, dia akan dibangkitkan sesuai dengan kebiasaannya saat mati.”

Maka, kematian seseorang itu sesuai dengan kebiasaanya. Jika terbiasa beribadah, maka matinya saat beribadah. Misalnya, ada yang mati ketika shalat, membaca Alquran, ceramah, dan sebagainya. Begitu juga sebaliknya, ada yang mati di pangkuan pelacur, di meja judi, di tempat hiburan, ataupun di tempat maksiat lainnya.

Impian orang beriman adalah hidup bahagia, mati husnul khatimah, dan di akhirat kelak masuk surga. Semoga kita termasuk dalam golongannya.

Wallahu a’lam. 

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat