Bendera negara-negara G-20. KTT G-20 perlu menyusun langkah strategis untuk mengantisipasi potensi Covid-19 di masa mendatang. | istimewa

Tajuk

Satukan Langkah di KTT G-20

KTT G-20 perlu menyusun langkah strategis untuk mengantisipasi potensi Covid-19 di masa mendatang.

Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G-20 di Italia menjadi kesempatan bagi pemimpin dunia mencapai pandangan yang sama atas isu-isu global. Di antaranya mengenai pandemi Covid-19 yang sampai saat ini masih berlangsung dan dikhawatirkan pada 2022 masih bakal berlangsung.

Para pemimpin negara G-20, membahas upaya bersama keluar dari krisis akibat pandemi baik ekonomi maupun kesehatan. Dalam aspek kesehatan, persoalan vaksinasi masih menjadi perhatian agar terus didorong demi keluarnya dunia dari pandemi.

Masih terdapat ketimpangan baik di wilayah dalam sebuah negara maupun di antara negara kaya dan miskin soal vaksinasi ini. Padahal vaksinasi penting demi meningkatkan imunitas warga dunia dari paparan Covid-19.

Menurut Menlu Retno Marsudi, Sabtu (30/10), Presiden Joko Widodo dalam pernyataannya, menekankan pentingnya penguatan arsitektur kesehatan global inklusif yang berpegang teguh pada prinsip solidaritas, keadilan, transparansi, dan kesetaraan.

Presiden mengusulkan ada mekanisme penggalangan sumber daya kesehatan global, menyusun protokol kesehatan global untuk aktivitas lintas negara, dan mengoptimalkan peran G-20kelangkaan dan kesenjangan vaksin, obat, dan alat kesehatan esensial.

Soal kesenjangan vaksinasi juga pernah disinggung Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada 21 Oktober lalu. WHO mengingatkan, pandemi Covid-19 bakal masih berlangsung pada 2022 karena kesenjangan vaksinasi di dunia.

 
Presiden mengusulkan ada mekanisme penggalangan sumber daya kesehatan global.
 
 

 

Penyebabnya, negara-negara miskin tak memperoleh vaksin yang mereka butuhkan untuk rakyatnya.’’Krisis Covid-19 bisa terus melaju ke 2022,’’ kata pejabat senior WHO, Bruce Aylward mengingatkan. Ini dipicu gap begitu lebar antara negara kaya dan miskin.

Indonesia selama ini mendorong solidaritas dan gerak bersama negara-negara dunia dalam mengatasi pandemi. Dalam artian, dibutuhkan langkah yang padu untuk mengatasi persoalan besar ini apalagi  kasus pandemi ini turun naik.

Ada negara dalam kurun waktu tertentu kasus Covid-19nya landai bahkan turun hingga minimal. Namun, kemudian kasusnya naik kembali sehingga diberlakukan lagi pembatasan. Bahkan ada negara menghadapi gelombang berikutnya serangan pandemi ini.

Singapura, misalnya, beberapa hari lalu mengalami lonjakan kasus yang tidak normal dibandingkan masa-masa sebelumnya. Dengan kondisi semacam itu, maka kerja sama erat negara dunia sangat krusial dalam menuntaskan persoalan pandemi ini.

 
Kerja sama erat negara dunia sangat krusial dalam menuntaskan persoalan pandemi ini.
 
 

Maka, pada masa presidensi di G-20 pada 2022 mendatang, Indonesia mesti mempersiapkan langkah krusial dalam persoalan pandemi Covid-19. Jika pandemi masih berlanjut hingga 2022 seperti yang diingatkan PBB, usulan Presiden Jokowi mestinya bisa dikuatkan.

Di antaranya mekanisme penggalangan sumber daya kesehatan global dan meminimalisasi bahkan menghilangkan kesenjangan vaksin. Dengan demikian, ini menjadi kesempatan emas Indonesia memimpin dalam upaya implementasi dan penguatannya.

Jika tahun depan, syukur-syukur, pandemi berakhir, tetap saja butuh langkah bersama untuk menjalin hubungan antarnegara pascapandemi. Baik soal mobilitas maupun aktivitas ekonomi antarnegara dunia.

Selain itu, menyusun langkah-langkah strategis untuk mengantisipasi potensi kemunculan pandemi lain di masa mendatang. Dengan demikian, jika hadir pandemi semacam Covid-19 kelak, dunia tak kewalahan seperti yang terjadi saat ini.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat