Suasana kawasan Stadion Utama Gelora Bung Karno di Jakarta, Jumat (8/10/2021). Indonesia berhara COP26 akan menghasilkan langkah konkret untuk Bumi. | ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso/aww.

Internasional

Jokowi akan Hadiri KTT COP26

Indonesia berhara COP26 akan menghasilkan langkah konkret untuk Bumi.

JAKARTA – Presiden Indonesia Joko Widodo akan menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Perubahan Iklim PBB atau COP26 di Glasgow, Skotlandia. Indonesia juga akan menggelar Paviliun Indonesia di Glasgow dan Jakarta untuk menampilkan pencapaian Indonesia.

"Untuk menunjukkan komitmen kuat Indonesia dalam memajukan isu perubahan iklim, Presiden RI dijadwalkan akan hadir pada Konferensi Tingkat Tinggi COP26 di Glasgow pada 1-2 November 2021," ujar Direktur Jenderal Kerja Sama Multilateral Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) Febrian A Ruddyard dalam keterangan pers, Selasa (12/10).

COP26 sempat tertunda oleh karena pandemi ini akan diselenggarakan pada 31 Oktober hingga 21 November tahun ini. Kondisi iklim Bumi yang semakin tak menentu ini dinilai penting untuk dibahas dalam COP26 untuk menindaklanjuti Perjanjian Paris 2015.

Indonesia pun berharap, COP26 akan menghasilkan langkah konkret untuk Bumi. "Semisal pada pengembangan mekanisme perdagangan karbon global," ujar Febrian.

Sedangkan Paviliun Indonesia digelar untuk menampilkan pencapaian Indonesia dalam menghadapi iklim. Paviliun Indonesia akan digelar pada 1-21 November 2021 secara hibrida atau langsung dari Glasgow, dan Gedung Manggala Wanabakti, Jakarta. Ini menjadi bagian dari soft diplomacy lingkungan hidup Indonesia. Indonesia dalam hal ini mengambil tema “Leading Climate Actions Together”.

Direktur Pembangunan Ekonomi dan Lingkungan Hidup Kemenlu RI, Hari Prabowo mengatakan, COP26 ini bakal melanjutkan mandat negosiasi pada sesi-sesi perundingan yang tertunda sejak 2020. "Indonesia akan membawa pesan bahwa kita menjalankan komitmen secara nyata dan akuntabel sehingga bisa dilihat bahwa Indonesia leading by example," ujar Bowo dalam kesempatan yang sama.

Turunkan emisi

Dalam kesempatan berbeda Selasa (11/10) lalu, Wakil Menteri Luar Negeri Mahendra Siregar mengatakan, Indonesia mengoptimalkan sumber daya terbarukan dan mitigasi krisis energi yang terjadi saat ini.

"Namun, jangan dilupakan, butuh waktu seratus tahun industri bahan bakar fosil sepenuhnya terbentuk,” kata Mahendra dalam pembukaan diskusi Ambassadors Roundtable: Raising Ambitions for a Climate-Secure Future yang diselenggarakan Foreign Policy Community of Indonesia (FPCI), Selasa.

Mahendra mengatakan, Indonesia juga berada dalam jalur memenuhi janji mengurangi emisi hingga 29 persen pada 2030.  Indonesia juga sudah mengajukan strategi jangka panjang untuk mengurangi karbon dan ketahanan iklim hingga 2050. 

Menurut Mahendra, Indonesia menetapkan target penyerapan karbon di sektor kehutanan dan penggunaan lahan. Indonesia negara pertama yang menetapkan target tersebut.

"Kami memperbaharui rencana strategi energi listrik kami dengan sangat ketat, dan kami akan segera dapat mengukur progres kami dengan kerangka yang jelas," katanya.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat