Petugas Palang Merah Indonesia (PMI) bersiap menyemprotkan cairan disinfektan di area tempat ibadah Masjid Istiqlal, Jakarta, Jumat (16/4). Penyemprotan tersebut dilakukan secara berkala di area masjid istiqlal saat bulan suci Ramadhan hingga Hari Raya Id | Republika/Thoudy Badai

Khazanah

Masjid Istiqlal Gelar Pendidikan Kader Ulama

Pengaderan ulama perempuan yang dilakukan Istiqlal merupakan program pertama di dunia.

JAKARTA — Badan Pengelola Masjid Istiqlal (BPMI) dan Institut Perguruan Tinggi Ilmu Al Qur'an (PTIQ) Jakarta menggelar kerja sama penyelenggaraan program Pendidikan Kader Ulama Masjid Istiqlal (PKU-MI). Kader ulama yang mengikuti program ini akan dibiayai sepenuhnya oleh Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) Kementerian Keuangan.

Imam Besar Masjid Istiqlal Prof KH Nasaruddin Umar mengatakan, program ini bertujuan mencetak kader-kader ulama profesional. Pendaftaran program ini dibuka pada 11-22 Oktober 2021. Menurut dia, 100 peserta yang terpilih nantinya akan memperoleh beasiswa LPDP dalam program Pendidikan Kader Ulama (PKU) dan Pendidikan Kader Ulama Perempuan (PKUP), yang setara dengan S-2 dan S-3.

“Mulai hari ini sampai 12 hari yang akan datang insya Allah kita akan buka pendidikan kader ulama, kerja sama dengan PTIQ untuk S-2 dan S-3 dan sepenuhnya akan dibiayai oleh LPDP. Jadi, gelarnya nanti itu S-2 atau S-3, ditambah dengan gelar keulamaan dari Istiqlal,” ujarnya kepada Republika, Senin (11/10).

“Jadi, nanti memang betul-betul akan mengader ulama yang profesional,” ujar dia.

Kiai Nasaruddin mengatakan, kader ulama yang mengikuti program ini nanti dapat menjadi pemimpin atau imam besar di daerahnya masing-masing,serta menjadi pengurus Majelis Ulama Indonesia (MUI) atau pimpinan pondok pesantren.

Apalagi, kata dia, pada masa pandemi Covid-19 ini banyak sekali ulama yang  meninggal dunia. Karena itu, dia berharap, para kader ulama yang mengikuti program ini nantinya dapat menjadi pengganti para ulama yang telah wafat tersebut.

“Mereka akan menjadi pengganti ulama-ulama yang banyak meninggal. Karena ada sekitar 700 orang ulama meninggal di zaman Covid-19,” ujarnya.

Rektor Institut PTIQ ini menjelaskan, pengaderan ulama perempuan yang dilakukan Istiqlal merupakan program pertama di dunia. Karena itu, menurut dia, program ini juga mendapat dukungan dari Universitas Al-Azhar, Mesir.

“Jadi, ulama itu selama ini yang banyak laki-laki. Kita akan mencetak ulama perempuan. Ini yang pertama di dunia. Makanya dukungan Al Azhar itu bagus sekali program ini,” kata dia.

Nantinya, Kiai Nasaruddin melanjutkan, materi kuliah yang diberikan kepada para kader ulama akan berbeda dari mahasiswa biasa yang kuliah di PTIQ. Bahkan, kata dia, para kader ulama tersebut juga akan diikutsertakan secara khusus pada kegiatan majelis tarjih atau bahtsul masail di beberapa ormas Islam sehingga mereka bisa menyikapi isu keagamaan yang berkembang pada zaman sekarang ini.

“Dan nanti itu kekhususannya juga insya Allah akan diberikan kesempatan short course di luar negeri, untuk S-3-nya enam bulan dan untuk yang S-2-nya tiga bulan,” kata dia.

Menurut Kiai Nasaruddin, 100 kader ulama yang lolos seleksi nantinya juga akan diajar oleh ulama dari dalam negeri dan luar negeri, seperti dari Universitas Al-Azhar Kairo dan Universitas Harvard. Karena itu, dia mengajak kepada seluruh calon ulama di Indonesia untuk segera mendaftar program PKU-MI. Untuk pendaftarannya dapat diakses di laman www.pku.istiqlal.or.id atau laman resmi LPDP.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by Masjid Istiqlal (masjidistiqlal.official)

“Ini kesempatan yang paling baik karena ini akan ditanggung semuanya. Kemudian juga akan ditangani secara khusus bagaimana menjadi imam, bagaimana memimpin pondok, dan bagaimana melaksanakan kegiatan-kegaitan sosial,” katanya.

Kiai Nasaruddin menambahkan, calon pendaftar setidaknya harus memiliki kemampuan bahasa Inggris. Sebab, para kader ulama nantinya juga diharapkan menjadi imam di luar negeri.

“Bahasa Inggrisnya nanti juga akan diperkuat. Karena permintaan imam ini banyak sekali. Imam di luar negeri itu kan bukan hanya imam shalat, melainkan juga bisa memimpin umat.”

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat