Teknisi melakukan perawatan menara BTS 4G milik XL Axiata yang berlokasi di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika Desa Kuta, Kecamatan Pujut, Praya, Lombok Tengah, NTB, Jumat (15/11/2019). XL Axiata terus melakukan peningkatan kualitas jaringan data sa | ANTARA FOTO/Ahmad Subaidi/nz

Inovasi

Industri Telekomunikasi Terus Berbenah Diri 

Industri telekomunikasi, kian memainkan peranna penting dalam kehidupan sehari-hari.

Selama pandemi, industri telekomunikasi, kian memainkan peranna penting dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Indonesia. Mulai dari belajar, bekerja, hingga membangun kekuatan ekonomi, saat ini semuanya dilakukan dari dalam rumah. 

Semuanya, tentu memerlukan konektivitas dan infrastruktur telekomunikasi yang memadai. Pada 16 Septwmber 2021, PT Indosat Tbk (Indosat Ooredoo) dan PT Hutchison 3 Indonesia (H3I/Tri) resmi mengumumkan penggabungan bisnis. Perusahaan gabungan keduanya akan bernama PT Indosat Ooredoo Hutchison Tbk (Indosat Ooredoo Hutchison).

Menurut Kamilov Sagala selaku Ketua Lembaga Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat Informasi pada diskusi yang digelar oleh Indonesia Technology Forum (ITF) bersama media, Jumat (8/10), konsolidasi bukan hal baru di industri telekomunikasi. Menurutnya, di negara-negara seperti Indonesia yang geografisnya sangat luas, pembangunan infrastruktur menjadi tantangan yang amat besar.

photo
Petugas melayani pelanggan Indosat Ooredoo di Menara Indosat, Jakarta, Kamis (19/11). Indosat resmi menjadi Indosat Ooredoo yang akan menghadirkan dunia digital lebih mudah diakses dan terjangkau. ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari/nz/15 - (ANTARA FOTO)

Tingginya tantangan ini, ia melanjutkan, berisiko pada besarnya pembiayaan infrastruktur. Sementara industri telekomunkasi merupakan bisnis yang padat modal.

Di sisi lain, dibutuhkan pula perkembangan industri yang sehat untuk menjamin keberlangsungan usaha. Proses merger yang saat ini masih berjalan antara Indosat dan H3I pun merupakan keniscayaan untuk mewujudkan industri yang sehat. 

Di Malaysia, Celcom telah berkolaborasi dengan Digi pada pertengahan 2021. Kemudian di India pada 2020, Vodafone pun telah melakukan merger dengan Airtel. Konsolidasi dua perusahaan dari dua contoh ini, kemudian mengubah peta industri menjadi lebih baik dan pemanfaatan frekuensi yang lebih optimal.

Beradaptasi pada Kemajuan Teknologi 

photo
Persiapan jaringan 5G Ready dari Huawei dan Indosat - (Dok Indosat Ooredoo)

Penggabungan bisnis operator seluler juga menjadi upaya untuk beradaptasi dengan kemajuan teknologi yang terjadi hari ini dan mendatang. Dengan hadirnya teknologi 5G, merger menjadi sebuah kebutuhan karena investasi kian besar akibat nilai frekuensi makin tinggi dan ketersediannya terbatas.

Hadirnya merger, menurut Kamilov, akan dapat memaksimalkan frekuensi yang tersedia saat ini. “Idealnya cukup tiga sampai empat operator saja yang bermain sehingga tercipta iklim kompetisi yang lebih baik,” ia menyampaikan. 

Kamilov menambahkan, saat ini juga merupakan momentum yang tepat bagi operator untuk saling konsolidasi. Terlebih payung hukumnya sudah ada lewat UU No 11/2020 Cipta Kerja dan PP No.46 tahun 2021 terkait Postelsiar sangat mendukung kebutuhan industri telekomunikasi yang bergerak sangat cepat.

Upaya konsolidasi juga ikut mempercepat tugas pemerintah menyediakan jaringan di berbagai wilayah yang belum terkoneksi. Tri misalnya, saat ini telah hadir di 13 kota. 

Hal ini berrarti telah terjadi pula pertumbuhan pemanfaatan frekuensi yang akan mempermudah evaluasi oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo). 

Rapikan Frekuensi

photo
BTS Smartfren - (Dok Smartfren)

Untuk makin meningkatkan kualitas layanan telekomunikasi di Indonesia, Kementerian Komunikasi dan Informatika telah melakukan penataan ulang (refarming) pita frekuensi 2,3 GHz. Menurut Menkominfo Johnny G Plate, penataan ulang itu dilakukan setelah penetapan Telkomsel dan Smartfren sebagai pemenang seleksi pengguna pita frekuensi 2,3 GHz pada Mei 2021.

“Penataan ulang pita frekuensi radio 2,3 GHz ini dilaksanakan sejak 14 Juli 2021 sampai dengan 28 September 2021, dengan perubahan frekuensi pada 15.577 Base Transceiver Station (BTS) dan dilakukan secara bertahap melalui 9 klaster di berbagai daerah di Indonesia,” jelasnya dalam Konferensi Pers Penyelesaian Refarming 2,3 GHz, di Kementerian Kominfo, Jakarta, Rabu (29/09).

Menurut Johnny, sembilan klaster tersebut mencakup Kepulauan Riau, Sumatera Bagian Utara, Jawa Bagian Tengah, Sulawesi Bagian Utara, Banten, DKI Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi, Jawa Bagian Barat, kecuali Bogor, Depok, dan Bekasi.

Menkominfo menjelaskan, pelaksanaan penataan ulang pita frekuensi radio 2,3 GHz, dilakukan atas dasar dua payung hukum, yaitu Keputusan Menteri Komunikasi dan Informatika Nomor 300 Tahun 2021 tentang Penataan Ulang (Refarming) Pita Frekuensi Radio 2,3, dan Keputusan Direktur Jenderal SDPPI Nomor 121 Tahun 2021 tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan Penataan Ulang atau Refarming Pita Frekuensi Radio 2,3 GHz, sebagaimana telah diubah melalui Keputusan Direktur Jenderal SDPPI Nomor 123 Tahun 2021.

“Penataan ulang pita frekuensi 2,3 tersebut dilakukan sesuai aturan yang mengharuskan kondisi para pemenang seleksi pengguna pita spektrum frekuensi 2,3 GHz, yang dinilai tidak berdampingan (non-contiguous) untuk ditata ulang,” ujarnya. 

Dengan diselesaikannya penataan ulang pita 2,3 GHz, hal ini menandakan kondisi pita frekuensi radio untuk layanan seluler di Indonesia semakin baik dan semakin optimal. “Sehingga diharapkan kualitas layanan yang diberikan kepada masyarakat dapat terus dipertahankan di level yang terbaik,” ujarnya.

Johnny menegaskan berbagai manfaat dan keuntungan dari refarming meliputi empat aspek, yakni perbaikan kualitas layanan bagi pelanggan di jaringan 4G maupun 5G, peningkatan kemudahan dan efisiensi pada proses upgrade teknologi Mobile Broadband, dari 4G menjadi 5G.

Selain itu, refarming juga akan meningkatkan efisiensi pembangunan jaringan 4G. Termasuk juga menambah kapasitas jaringan 4G untuk mengatasi kepadatan jaringan. 

 
Banyak manfaat yang dapat dipetik dari beresnya proses refarming. Salah satunya, adalah optimalisasi teknologi baru. 
NAMA TOKOH
 

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat