Bank BRI | Youtube

Ekonomi

BRI Rombak Komisaris dan Ubah Nomenklatur Direksi

BRI ingin terus menerapkan komitmen praktik keuangan yang berkelanjutan.

JAKARTA  — PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk menggelar Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada Kamis (7/10). RUPSLB ini memutuskan untuk merombak jajaran manajemen bank pelat merah tersebut.

Dalam RUPSLB, perseroan mengukuhkan pemberhentian Ari Kuncoro sebagai wakil komisaris utama sekaligus komisaris independen perseroan. Posisi tersebut kini ditempati oleh Rofikoh Rokhim. RUPSLB juga menetapkan Heri Sunaryadi sebagai komisaris independen.

Selain mengukuhkan jajaran komisaris baru, BRI juga mengubah nomenklatur jabatan anggota direksi perseroan, yakni direktur hubungan kelembagaan dan BUMN menjadi direktur bisnis wholesale dan kelembagaan, serta mengubah direktur konsumer menjadi direktur bisnis konsumer.

"Jajaran manajemen dewan direksi dan dewan Komisaris yang baru, akan melaksanakan tugas dan fungsi apabila telah mendapat persetujuan dari OJK dan memenuhi peraturan perundangan-undangan yang berlalaku," kata Direktur Utama BRI Sunarso saat memimpin RUPSLB di Jakarta, Kamis (7/10).

RUPSLB juga mengukuhkan pemberlakuan Peraturan Menteri BUMN tentang Program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TSJL) BUMN. Menurut Sunarso, melalui penetapan ini BRI ingin terus menerapkan komitmen praktik keuangan yang berkelanjutan.

Adapun fokus dari Program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan BUMN berupa kegiatan yang memberikan manfaat pada ekonomi sosial lingkungan serta hukum dan tata kelola dengan prinsip yang lebih terintegrasi, terarah, terukur serta dapat dipertanggungjawabkan.

Saat ini BRI menerapkan program TSJL melalui pembiayaan kepada pelaku usaha mikro dan kecil yang dikenal sebagai program Pinjaman Kemitraan serta bantuan lainnya yang disalurkan dalam program tanggung jawab sosial dan lingkungan BRI Peduli.

BRI juga memiliki rencana aksi keuangan berkelanjutan dalam rangka memastikan keberlangsungan kinerja perusahaan. Komitmen BRI dalam penerapan keuangan berkelanjutan tecermin dari kinerja perseroan. "Hingga akhir kuartal II 2021, BRI mencatat 64,5 persen dari total kredit atau sebesar Rp 588,6 triliun merupakan portofolio berkelanjutan yang disalurkan kepada UMKM, kegiatan bisnis berbasis EBT, clean transportation, green building, dan lain-lain," ujar Sunarso.

BRI optimistis dapat menjaga kinerja tetap positif hingga akhir tahun 2021. Hal ini seiring dengan pemulihan ekonomi di tengah kondisi pandemi Covid-19 yang mulai mereda. Direktur Keuangan Viviana Dyah Ayu Retno K mengakui kinerja perseroan pada awal kuartal ketiga sempat mengalami tekanan.

Hal ini terutama setelah diberlakukannya PPKM Darurat. Meski demikian, memasuki Agustus dan September kondisi mulai membaik. "Untuk pertumbuhan pinjaman sempat mengalami sedikit tekanan pada bulan Juli, tetapi pada Agustus dan September sudah mulai membaik," kata Viviana.

Viviana menambahkan, BRI juga optimistis pertumbuhan pinjaman sampai akhir tahun ini masih pada kisaran 6-7 persen. Sejalan dengan itu, besaran kredit yang direstrukturisasi secara konsisten menunjukkan penurunan terutama didorong oleh segmen mikro dan SMI.

Untuk Non-Performing Loan (NPL), menurut Viviana, BRI masih berada di kisaran yang sama sampai akhir tahun, yaitu di posisi 3,3-3,5 persen. Perseroan juga akan menjaga credit cost pada rentang 3,5-3,7 persen. Viviana mengakui poisi credit cost terus membaik dibandingkan posisi Juli yang masih mencapai 3,9 persen.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat