Presiden Cina Xi Jinping . | XINHUA

Internasional

Biden akan Bertemu Xi Sebelum Akhir Tahun

Joe Biden dan Xi Jinping diperkirakan bakal bertemu virtual sebelum akhir tahun ini.

WASHINGTON – Presiden Amerika Serikat Joe Biden dan Presiden Cina Xi Jinping diperkirakan bakal bertemu virtual sebelum akhir tahun ini. Penasihat Keamanan Gedung Putih Jake Sullivan dan Penasihat Keamanan Nasional Cina Yang Jiechi menggelar pertemuan tertutup di hotel bandara di Kota Zurich, Swiss.

"Dari pembicaraan kami hari ini kami secara prinsipil sepakat untuk menggelar (pertemuan) bilateral daring sebelum akhir tahun," kata seorang pejabat pemerintah AS, Kamis (7/10).

Ini menjadi pertemuan Sullivan dan Yang tatap muka pertama sejak perhelatan serupa yang menegangkan di Alaska, Maret lalu. Pertemuan ini juga digelar setelah Biden melakukan sambungan telepon dengan Xi  pada awal September.

Gedung Putih mengatakan dalam pertemuan di Swiss, Sullivan mengangkat isu-isu kontroversial. Seperti tindakan Cina di Laut Cina Selatan serta sikap dan pelanggaran hak asasi manusia yang dilakukan Beijing di Xinjiang, Hong Kong, dan Taiwan.

Namun, di akhir pertemuan Beijing dan Washington mengatakan pertemuan yang berlangsung enam jam ini konstruktif dan jujur. Pihak AS mengatakan suasana pertemuan sangat berbeda dibandingkan pertemuan Alaska.

Wartawan bertanya pada juru bicara Gedung Putih Jen Psaki mengenai rincian pertemuan yang akan datang. "Kami masih merumuskan, seperti apa bentuknya, kapan, dan tentu kami belum memiliki detail akhirnya," jawab Psaki.

Pada awal September lalu Biden menelepon Xi setelah tujuh bulan sejak dua kepala negara itu berkomunikasi. Keduanya membahas kebutuhan untuk memastikan persaingan mereka tidak berubah menjadi konflik.

Pada Selasa (5/10) lalu Biden juga mengatakan, ia telah berbicara dengan Xi mengenai Taiwan. Presiden AS itu mengatakan, mereka sepakat untuk mematuhi 'perjanjian Taiwan'. Sambungan telepon itu dilakukan saat hubungan Cina dan Taiwan kian memanas.

Taiwan melaporkan 148 pesawat tempur angkatan udara Cina terbang di selatan dan barat zona pertahanan udara mereka selama empat hari berturut-turut dimulai Jumat (1/10) pekan lalu. Di hari yang sama ketika Cina merayakan Hari Nasional.

Taiwan mengeklaim sebagai negara independen yang terlepas dari Cina. Sebaliknya, bagi Cina, Taiwan adalah provinsinya yang membangkang. Banyak negara memberlakukan One China Policy atau kebijakan yang mengakui bahwa hanya ada satu Cina.

Sementara, mantan perdana menteri Australia Tony Abbott mengatakan kunjungannya ke Taiwan untuk membantu pulau demokratis itu keluar dari isolasi internasional. Ia menawarkan bantuan meski menghadapi tantangan dari Cina.  

Hal ini ia sampaikan saat bertemu dengan Presiden Taiwan Tsai Ing-wen di kantornya di Taipei. Ia mengatakan kunjungannya tidak dalam kapasitas resmi apa pun. Tetapi kedatangannya tepat saat negara-negara demokrasi Barat ingin membantu Taiwan setelah Cina meningkatkan tekanannya ke Taiwan.

Abbott memuji keberhasilan Taiwan mengendalikan pandemi Covid-19 meski tidak berpartisipasi di lembaga internasional seperti Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Cina menghalangi keanggotan Taiwan di lembaga PBB itu karena Beijing mengeklaim pulau tersebut salah satu provinsinya bukan negara.

"Langkah yang besar untuk mencoba membantu mengakhiri isolasi internasional yang sudah Taiwan alami selama puluhan tahun sehingga saya di negara ini dan saya berharap ini hanya kunjungan pertama," kata Abbott, Kamis (7/10).

Abbott mengatakan, Taiwan menunjukkan ke pihak lain di kawasan bahwa memungkinkan untuk menjadi kaya dan bebas. Negara-negara demokrasi harusnya bersatu. "Tentu tidak semua orang dan tidak semua tempat senang dengan kemajuan Taiwan dan saya mencatat tantangan yang dihadapi Taiwan setiap hari dari negara raksasa tetangganya," kata Abbott.

Kunjungan ini dilakukan setelah Cina mengirimkan puluhan pesawat tempur angkatan udaranya ke zona pertahanan Taiwan. Langkah yang dilakukan selama empat hari berturut-turut itu dimulai dari Jumat (1/10).

Sebagaimana kebanyakan negara di seluruh dunia, Australia tidak memiliki hubungan diplomatik resmi dengan Taiwan. Tetapi mereka bergabung dengan Amerika Serikat yang mengungkapkan keprihatinan atas tekanan militer Cina ke Taiwan.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat