Warga beraktivitas di area pemukiman yang terendam banjir di kawasan Kebon Pala II, Jakarta, Rabu (3/2/2021). Banjir tersebut terjadi akibat luapan kali Ciliwung akibat tingginya curah hujan pada Rabu (3/2) dini hari dengan ketinggian berkisar10-20 centim | Republika/Thoudy Badai

Jakarta

PDIP Ingatkan Anies Antisipasi Banjir di Permukiman Padat

Banjir di Jakarta jangan dijadikan objek politisasi.

JAKARTA -- Anggota Komisi D DPRD DKI Jakarta, Hardiyanto Kenneth, mengkritik langkah Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta dalam mengantisipasi banjir di Ibu Kota. Menurut dia, Pemprov DKI tak cukup hanya mengeruk lumpur di sejumlah sungai dan saluran air, tetapi perlu memperbaiki saluran di permukiman warga.

"Harus dipahami permasalahan yang ada di daerah permukiman padat penduduk, karena di sana rata-rata tidak mempunyai saluran dan jika pun ada saluran, sangat tidak memadai dan tidak proporsional," kata Kenneth di Jakarta, Ahad (3/10).

Politikus PDIP itu meminta Gubernur DKI Anies Rasyid Baswedan untuk lebih memperhatikan permasalahan banjir di wilayah padat penduduk. Apalagi, sambung dia, Anies telah melakukan peninjauan pengerukan lumpur dalam program Gerebek Lumpur di Sungai Krukut, Kelurahan Bendungan Hilir, Kecamatan Tanah Abang, Jakarta Pusat pada Kamis (30/9).

"Saya harapkan jangan hanya memperhatikan di bagian makro saja, tetapi mikro juga harus menjadi prioritas," ucap Kenneth.

Dia menyebut, masalah banjir di permukiman padat penduduk harus diperhatikan dan dipikirkan solusinya. Menurut Kenneth, Pemprov DKI bisa berdialog serta bekerja sama dengan Pemprov Jawa Barat (Jabar) dan Banten dalam mengembangkan program penanggulangan banjir dan sistem infrastruktur di wilayah pendukung Jakarta. Dengan begitu, permasalahan banjir bisa segera selesai, tidak parsial.

Usulan tersebut disampaikan Kenneth berangkat dari hasil resesnya di Jalan R Anggun, RT 09, RW 01, Kelurahan Kedoya Utara, Kecamatan Kebon Jeruk, Jakarta Barat, beberapa waktu lalu. Dia mengatakan, warga mengeluhkan masalah banjir yang sudah puluhan tahun tidak pernah selesai.

Setelah ditelusuri, hal itu akibat banyak saluran air tidak layak, hingga memicu banjir saat musim hujan. Belum lagi, banyak tumpukan sampah dan limbah rumah tangga yang membuat saluran mampet.

"Setelah saya turun ke lapangan untuk mencari dan melihat penyebab banjir yang tak kunjung selesai di wilayah ini, ternyata yang saya temukan adalah saluran air yang tidak proporsional," katanya.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

Sebuah kiriman dibagikan oleh Pemprov DKI Jakarta (dkijakarta)

Dia menganggap pengerukan sungai sekarang bisa sia-sia. Hal itu terjadi jika warga masih suka membuang sampah seenaknya, yang membuat saluran air lama-lama mampet kembali. "Karena percuma jika pada akhirnya nanti dibuatkan saluran air baru yang proporsional, tetapi masyarakat masih tidak mempunyai kesadaran untuk membuang sampah pada tempatnya," kata Kenneth.

Pemprov DKI melaksanakan program Gerebek Lumpur di lima wilayah Ibu Kota. Salah satu sasarannya di Jakarta Utara adalah di Kali Sunter, untuk mencegah banjir yang biasa terjadi 14 RT kawasan Sunter. Kepala Dinas Sumber Daya Air (SDA) DKI, Yusmada Faizal, mengatakan, pengerukan lumpur di Kali Sunter dilakukan di segmen depan Pompa Rawa Badak sepanjang 495 meter dan depan Artha Gading sepanjang 210 meter.

"Tentu kegiatan pengerukan ini memiliki dampak langsung kepada kita semua," kata Yusmada di lokasi, Ahad. Pekerjaan pengerukan lumpur di dua segmen itu dilaksanakan untuk pencegahan genangan di lokasi sekitar, yang mencapai 15.700 meter persegi.

Yusmada menjelaskan, pihaknya mengerahkan 10 unit alat berat, terdiri atas tiga kendaraan amfibi besar, dua ekskavator long arm, dan satu ekskavator standar untuk pengerukan di segmen Pompa Rawa Badak. Sedangkan, pengerukan di segmen Artha Gading dikerahkan dua kendaraan amfibi besar dan dua unit ekskavator long arm. Selain itu, 18 unit dump truck juga disiagakan untuk kedua lokasi tersebut.

Petugas menargetkan bisa mengeruk sebanyak 17.920 meter kubik lumpur di segmen Rawa Badak dan 8.400 meter kubik segmen Artha Gading. "Semoga dengan adanya Gerebek Lumpur ini, masyarakat terbantu dalam penanganan permasalahan banjir," kata Yusmada.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat