Usaha Rintisan | Freepik.com

Inovasi

Kisah Sukses Laga Rintisan Indonesia

Semakin banyak recognisi yang datang untuk usaha rintisan Tanah Air.

Setiap tahun, LinkedIn selalu mengeluarkan daftar-daftar perusahaan pilihan dalam cakupan dunia hingga per negara. Salah satu daftar yang paling ternama adalah LinkedIn Top Companies, dimana perusahaan yang termasuk di dalamnya dipilih secara khusus oleh LinkedIn sebagai perusahaan yang dinilai baik untuk mengembangkan anggota timnya. 

Belum lama ini, LinkedIn kembali mengeluarkan daftar perusahaan tahunannya. Namun, kali ini daftar perusahaan yang dipilih merupakan daftar perusahaan rintisan. Pada tahun ini juga, LinkedIn pertama kalinya membuat daftar perusahaan LinkedIn Top Startup untuk perusahaan Indonesia.

Dalam daftar tersebut terdapat 15 perusahaan rintisan Indonesia yang saat ini sedang berkembang pesat. Daftar ini dikeluarkan berdasarkan empat aspek yang terdiri dari pertumbuhan jumlah anggota tim, interaksi pengguna LinkedIn dengan perusahaan dan anggota timnya, ketertarikan para pencari kerja dengan perusahaan terkait, dan yang terakhir bagaimana usaha rintisan tersebut berhasil menarik calon anggota tim dari perusahan - perusahaan besar dan ternama. 

Salah satu usaha rintisan yang masuk dalam daftar adalah Flip, perusahaan teknologi finansial yang dikenal sebagai jembatan transfer antar bank bebas biaya admin. “Kami sangat bersyukur bisa menjadi bagian dari daftar LinkedIn Top Startup pertama di Indonesia,” ujar Rafi Putra Arriyan selaku CEO dan Co-Founder dari Flip. 

Menurutnya, Flip yang telah berdiri dari 2015, memiliki perkembangan yang pesat belakangan ini. “Hingga saat ini jumlah pengguna Flip sudah mencapai lebih dari enam juta pengguna dan sudah memproses triliunan rupiah transaksi tiap bulannya,” Rafi menambahkan.  

Dikala pandemi yang mengguncang beberapa perusahaan, Flip justru semakin bertumbuh dari sisi bisnis. Flip kini telah memiliki 187 anggota tim dan berhasil meningkatkan jumlah anggota tim hingga 140 persen. Ke depan, Flip berencana terus mencari talenta-talenta baru yang berpotensi. 

Menurut Rafi, dalam memilih anggota tim Flip yang baru, ada harapan untuk membangun sebuah platform transfer uang yang adil bagi masyarakat Indonesia. “Untuk dapat menjadikan itu nyata, kami memerlukan orang-orang yang memiliki kerendahan hati agar dapat melihat sebuah masalah dari perspektif orang lain. Sehingga kami dapat memberikan solusi yang tepat dan dapat bekerja bersama-sama dengan cara yang lebih baik,” katanya. 

Sukses Pendanaan

photo
Usaha rintisan (Ilustrasi) - (Pixabay)

Recognisi terhadap keberhasilan usaha rintisan di Tanah Air juga dapat dilihat dari tingginya minat perusahaan ventura kapital untuk mengucurkan dana. Pekan lalu, Segari, startup grocery social commerce, mengumumkan pendanaan Seri A sebesar 16 juta dolar Amerika Serikat (AS) atau setara dengan Rp 227,6 miliar. 

Dalam waktu kurang dari 12 bulan sejak mulai beroperasi, usaha rintisan  ini telah menjadi pilihan warga Jakarta dan sekitarnya dalam memenuhi kebutuhan produk segar. 

Hal ini, terbukti dari perusahaan yang berhasil meningkatkan jumlah pengguna, pesanan, dan pendapatannya lebih dari 20 kali lipat. Pendanaan Seri A ini dipimpin oleh Go-Ventures dengan partisipasi dari Susquehanna International Group (SIG) dan berbagai investor strategis seperti Alfamart, Gunung Sewu Group (salah satu grup perusahaan pertanian dan pangan terbesar di Indonesia), dan Intrinity Capital yang berafiliasi dengan Gulaku. 

Segari yang didirikan pada 2020 ini berkomitmen menyederhanakan rantai distribusi di Indonesia yang kompleks dengan memanfaatkan teknologi. Termasuk juga, memberdayakan komunitas sebagai mitra dalam penjualan dan distribusi yang lebih efisien.

Guna mengakses berbagai produk Segari, mulai dari buah-buahan, sayur-sayuran, daging, hingga makanan pokok, pelanggan dapat melakukan pemesanan langsung melalui situs web atau aplikasi Segari. Hanya dalam waktu 15 jam saja produk makanan segar akan sampai ke tangan konsumen dari petani. 

Sebagian besar sumber produk segar Segari didapatkan langsung dari para mitra petani di Jawa dan Sumatera. Melalui desentralisasi gudang dan jaringan mitra penjualan, Segari memiliki waktu pengiriman yang lebih cepat, kualitas produk yang lebih baik, dan biaya yang lebih rendah yang bisa dinikmati pelanggan.

Aditya Kamath selaku Partner, Go-Ventures menyampaikan, pandemi Covid-19 saat ini telah menjadi katalis bagi pertumbuhan pasar daring (e-grocery) di Indonesia. “Semakin banyak konsumen yang beralih ke pembelian daring, terutama belanja kebutuhan sehari-hari mereka,” ujarnya. 

Senada, Managing Partner AC Ventures, Adrian Li menjelaskan, Segari telah menunjukkan eksekusi yang terbaik dalam mewujudkan visi mereka dan menciptakan nilai serta kenyamanan bagi konsumen di Indonesia. Selain itu, model social commerce Segari memiliki keunggulan kompetitif yang kuat, karena platform ini dapat menjangkau konsumen dengan biaya akuisisi dan logistik yang lebih rendah. 

Termasuk juga, menciptakan unit ekonomi yang lebih menguntungkan. “ACV bangga menjadi bagian dari perjalanan Segari sejak awal dan bersemangat untuk menyaksikan Segari merevolusi industri e-grocery ke depannya,” kata Adrian.

Untuk mengembangkan usaha, Segari berencana akan fokus memperkuat rantai distribusi, dari petani ke konsumen. Segari juga akan menggunakan pendanaan terbaru untuk memperkuat infrastruktur, memastikan proses lebih efisien dari petani ke konsumen. Supaya, dapat tumbuh lebih besar dan mampu memberikan dampak sosial yang positif bagi para petani lokal. 

 
Pandemi Covid-19 saat ini telah menjadi katalis bagi pertumbuhan pasar daring (e-grocery) di Indonesia.
ADITYA KAMATH selaku Partner dari Go-Ventures
 
 

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat