Laksamana TNI Yudo Margono. | ANTARA

Kisah Dalam Negeri

Meneropong Calon Panglima dan Salah Ucap Wapres

Salah ucap yang dilakukan Wapres ini memunculkan banyak persepsi publik.

OLEH RIZKY SURYARANDIKA

Ada kejadian menarik saat Wakil Presiden KH Ma'ruf Amin memberikan sambutan kala mengunjungi acara vaksinasi di Pondok Pesantren (Ponpes) an-Nawawi Tanara di Kampung Kemuludan, Desa/Kecamatan Tanara, Kabupaten Serang, Provinsi Banten, Kamis (16/9).

Wapres sempat mengenalkan Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana Yudo Margono sebagai panglima TNI. Ia mengaku datang didampingi panglima TNI sembari menunjuk Yudo Margono.

Salah ucap itu langsung dikoreksi KH Ma’ruf dengan menyebutkan jabatan Yudo Margono saat ini yang masih menjabat sebagai KSAL. Padahal, sebelum mengenalkan Yudo Margono yang berdiri di sebelah kirinya, Wapres menyempatkan untuk melihat dan mengangkat tangan menunjuk sosok yang ada di sampingnya tersebut.

Video salah ucap Wapres ini ramai di jagat maya. Dalam gambar rekaman video tersebut bertuliskan bersumber dari Dinas Penerangan Angkatan Laut (Dispenal). “Hari ini saya hadir di Pesantren an-Nawawi, Tanara, Serang, Banten, untuk mengikuti vaksinasi yang diadakan TNI Angkatan Laut bersama dengan pemerintah daerah. Beliau bersama Bapak Panglima hadir di sini, eh, Bapak KSAL, kepala staf angkatan laut," ujar Maruf dalam video tersebut.

Salah ucap yang dilakukan Wapres ini memunculkan banyak persepsi publik. Terlebih, kursi panglima TNI saat ini memang menghangat karena Marsekal Hadi Tjahjanto diperkirakan pensiun akhir November 2021. Dua sosok yang disebut bersaing untuk menggantikan Panglima TNI Hadi Tjahjanto, yakni KSAL Laksamana TNI Yudo Margono dan Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal Andika Perkasa.

photo
Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana TNI Yudo Margono (kiri) menginspeksi pasukan saat upacara pelepasan Ekspedisi Jala Citra 1 Aurora 2021 di Dermaga Pondok Dayung, Koarmada 1, Tanjung Priok, Jakarta Utara, Selasa (3/8/2021). - (ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat)

Direktur Rumah Politik Indonesia, Fernando Ersento Maraden Sitorus, mengatakan, peristiwa yang disebut hanya salah ucap Wapres ini merupakan pertanda siapa panglima TNI berikutnya. "Ini bisa saja bocoran calon panglima yang sudah dipublikasikan oleh Jokowi. Salah sebut yang dilakukan oleh Ma'ruf Amin bisa dimaknai sebagai kode bahwa calon panggati Hadi Tjahjanto sebagai Panglima TNI sudah diputuskan oleh Presiden Jokowi adalah KSAL Yudo Margono," kata Fernando kepada Republika, Ahad (19/9).

Fernando menilai, Presiden Jokowi dan Wapres Ma'ruf Amin sudah pernah berkomunikasi soal siapa sosok Panglima TNI berikutnya. Karena itu, ia tak merasa heran bila Wapres sudah mengetahui siapa panglima TNI baru sebelum diumumkan ke publik. "Mungkin tanpa sengaja Wakil Presiden Ma'ruf Amin membocorkan keputusan Presiden Jokowi yang sudah dikomunikasikan dengan Ma'ruf Amin," ujar Fernando.

Pengamat militer dari Institute for Security and Strategic Studies (ISESS), Khairul Fahmi, juga menilai, peristiwa yang dianggap hanya salah sebut panglima TNI oleh Wapres seolah menjadi kode pemilihan Yudo menjadi panglima TNI baru.

Ia mengatakan, bakal kandidat panglima TNI memang hanya satu di antara tiga perwira tinggi yang saat ini menjabat sebagai kepala staf angkatan. Namun, Fahmi juga mengakui Laksamana Yudo dan Jenderal Andika Perkasa lebih berpeluang menggantikan Marsekal Hadi Tjahjanto.   

“Apakah salah sebut oleh Wapres itu merupakan kode atau bukan, yang paham ya wapres sendiri," kata Khairul kepada Republika, Ahad (19/9). 

Khairul menegaskan, pengusulan panglima TNI merupakan hak dan kewenangan presiden. Menurut dia, sepanjang tidak ada kebutuhan mendesak atau persoalan yang mengharuskan penggantian segera, hanya presiden yang berhak menentukan waktu terbaik untuk mengganti panglima TNI dan mengusulkan calon penggantinya ke DPR.  

"Kita tidak bisa mendikte presiden dalam hal ini. Nama calon panglima TNI bisa diserahkan presiden sebelum DPR memasuki masa reses pada 7 Oktober. Tapi kalaupun nama calon disampaikan ke DPR setelah masa reses berakhir pada awal November, juga tidak masalah," kata Khairul.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat