Cinta Laura | Aprillio Akbar/ANTARA FOTO

Geni

Cinta Laura, Musik Bollywood, dan Tradisional

Cinta Laura memiliki cerita tersendiri mengapa memilih judul Markisa.

OLEH UMI NUR FADHILAH

Cinta Laura mempunyai obsesi terhadap musik new age Bollywood. Meski menyenangi musik negeri orang, Cinta tak melupakan musik tradisional Indonesia. 

Keduanya lantas bercampur dalam karya terbarunya berjudul “Markisa”. Meski melodinya bernuansa Bollywood, ada banyak penggunaan instrumen musik tradisional di dalamnya. Beberapa di antaranya, yakni kecapi Minang, saluang dan sarunai dari Minang, sape dan vokal Kalimantan, kendang dangdut, hingga kendang Sunda. Cinta beranggapan, anak muda perlu mempromosikan budaya Indonesia lewat musik pop untuk memperlihatkan kepada masyarakat luas bahwa instrumen tradisional juga bisa keren dan modern.

“Waktunya bagi kita menunjukkan kepada kepada dunia bahwa instrumen musik khas Indonesia bisa terdengar catchy dan ikonik,” ujar Cinta saat perilisan lagu “Markisa”, Jumat (3/9).

Penggunaan kata markisa sebagai judul terkesan unik. Penyanyi 28 tahun ini memiliki cerita tersendiri mengapa memilih judul tersebut.

Menurut dia, beberapa lagu pop yang populer terdiri atas satu kata yang unik atau frase di dalam lirik chorus-nya. “Saat menulis lagu ini, saya mencari kata yang bisa menggambarkan rasa ‘semangat’ dan yang terbayang adalah buah markisa,” kata Cinta.

Namun, dia merasa, penggunaan kata passion fruit (markisa) dalam lagu akan terdengar aneh. Karena itu, Cinta memutuskan memakai kata “markisa” yang juga bisa dilafalkan ma kiss ah, sehingga menambah nuansa menggoda di lagu itu.

Cinta tidak sendiri dalam mengerjakan tembang ini. Dia menggandeng Eka Gustiwana dan timnya, yakni Melissa Sudarsono serta Ganzerlana. Untuk pembuatan lirik, Cinta mendapat bantuan Melissa. Penulisan lirik hanya memakan waktu dua jam. Sementara itu, Cinta mendapat bantuan dari Eka yang duduk di kursi produser dan Ganzerlana yang merekam instrumen-instrumen musik Indonesia di lagu itu.

“Karena diberi kebebasan oleh Sony Music, saya bisa menciptakan single ‘Markisa’ sesuai dengan yang saya inginkan,” ujar Cinta.

Setelah demo selesai pada pertengahan April, Cinta masuk dapur rekaman untuk merekam single itu dengan bantuan Kamga dan Dhandy Annora di bagian mixing. Cinta hanya membutuhkan waktu lima jam untuk merekam “Markisa” dengan bantuan Kamga sebagai pengarah vokal pada Mei lalu.

Cinta mengalami stres saat proses mixing dan mastering. Dia sangat kritis tentang berbagai detil sehingga sering merevisi musik. “Saat itu, benar-benar bikin frustrasi karena harus bolak-balik studio untuk mendapatkan musik yang saya inginkan,” kata Cinta.

Bahkan, Cinta mendengarkan lagu “Markisa” di 10 speaker berbeda untuk memastikan kualitasnya tetap sama. “Untunglah, kami akhirnya berhasil menyelesaikan lagu ini pada pertengahan Juni. Jadi, total pengerjaannya memakan waktu dua bulan,” ujar perempuan yang juga mengeluti dunia akting ini.

Sebagai produser, Eka berhasil menerjemahkan ide dan inspirasi Cinta hingga melahirkan nada seperti yang dia inginkan. “Markisa” menjadi single pertama Cinta pada 2021.

Single terakhirnya adalah “Cloud 9” yang rilis pada April 2020. Cinta memiliki tiga kata untuk menggambarkan lagu barunya, yakni fresh, juicy, dan flirty. Dia menjelaskan, kata fresh karena menarik perhatian, juicy karena membuat orang percaya diri dan ingin menari, serta flirty karena bisa diinterpretasikan dengan berbagai cara.

“Saya sendiri menyerahkan visualisasinya kepada pendengar, apa yang ingin mereka lihat atau dengar,” kata lulusan Columbia University itu.

Dengan banyaknya unsur yang dimasukkan ke dalam tembang itu, Cinta ingin, “Markisa” bisa diterima oleh para pendengar musik. “Saya berharap, banyak orang yang bisa dengar lagu ini, menghargai kerja keras yang saya curahkan untuk membuat lagu ini, dan bisa bangga dengan budaya yang Indonesia miliki,” ujarnya.

Cinta juga berharap, “Markisa” menjadi single ikonik yang mampu mengangkat semangat siapa pun serta membuat orang bahagia dan merayakan kehidupan. Produser Eka Gustiwana menjelaskan, awalnya, tidak berpikir untuk memasukkan instrumen tradisional karena tidak semua artis mau dengan hal itu. Sebaliknya, Cinta justru meminta ada unsur Indonesia di lagu barunya. Awalnya, Eka berpikir Cinta hanya ingin memasukkan satu instrumen tradisional.

“Kami kasih tunjuk suara-suara dari beberapa musik tradisional, ternyata Cinta mau semuanya,” ujar Eka.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat