Umat Islam berdoa usai melaksanakan Shalat Idul Fitri di Masjid Al Azhar, Jakarta, Kamis (13/5/2021). Selama pandemi ini religiusitas masyarakat meningkat. | ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay

Nasional

Hikmah Doa Wali Saat Pandemi Covid-19

Selama pandemi ini religiusitas masyarakat meningkat.

JAKARTA -- Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Bidang Dakwah dan Ukhuwah, KH Muhammad Cholil Nafis, mengajak umat mengkaji doa yang mungkin dipanjatkan wali atau orang yang dekat dengan Allah SWT saat pandemi Covid-19 ini. Hal ini disampaikannya saat Focus Group Discussion (FGD) yang disiarkan langsung YouTube Republika Official berjudul 'Tips Memperkokoh Iman di Kala Pandemi', Senin (13/9).

Kiai Cholil mengatakan, saat pandemi Covid-19, digelar doa nasional. Presiden, para menteri, dan ulama berdoa bersama. Semuanya berdoa agar Covid-19 ini segera diangkat oleh Allah SWT, tapi nyatanya Covid-19 masih tetap ada.

Kemudian orang-orang bertanya apakah itu benar doa dari orang-orang alim. Orang-orang pun ada yang mengira, jangan-jangan doa-doa yang dipanjatkan manusia sudah tidak ada yang diterima oleh Allah SWT.

"Ini (pandemi Covid-19) apakah rahmat atau laknat, jangan-jangan seisi dunia ini doanya sudah tidak ada yang diterima karena hampir semua umat Islam sudah berdoa agar pandemi diangkat," kata dia.

Namun, Kiai Cholil meyakini, mungkin ada orang yang berdoa agar pandemi ini jangan dulu diangkat. Mereka adalah para wali atau orang yang dekat dengan Allah SWT.

"Bagaimana doanya wali? (mungkiin) Ya Allah ketika tha'un atau wabah ini merupakan rahmat-Mu kepada kami, dan ini bagian dari pelebur dosa-dosa kami dan ini untuk mendekatkan kami kepada-Mu Ya Allah, maka biarkanlah wabah ini Ya Allah dan beri kami kesabaran," ujar Kiai Cholil.

photo
Sejumlah siswa berdoa saat mengikuti simulasi pembelajaran tatap muka (PTM) di SD 1 Jepang, Mejobo, Kudus, Jawa Tengah, Jumat (27/8/2021). Menyusul turunnya angka kasus Covid-19 di wilayah itu, tiga sekolah melakukan simulasi PTM terbatas sebagai persiapan simulasi PTM secara serentak seluruh sekolah di wilayah itu pada 30 Agustus 2021. - (ANTARA FOTO/Yusuf Nugroho/aww.)

Ia mengungkapkan, berdasarkan hasil survei Litbang Kementerian Agama, selama pandemi ini religiusitas masyarakat meningkat. Bahkan, umat beragama di Indonesia yang membaca kitab suci meningkat drastis.

Menurutnya, kalau wali berdoa agar pandemi ini tetap ada dulu, maka doa yang dipanjatkan oleh orang pada umumnya bisa jadi kalah oleh doa para wali. "Mungkin kita agak aneh bicara seperti ini, kok ada orang berdoa minta sengsara (minta pandemi ada), kalau kita melihat doanya Rabiah Al-Adawiyah, (ia berdoa) Ya Allah rela masuk di neraka asal Engkau ridha dan tidak harus surga," jelas Kiai Cholil sambil tertawa kecil.

Wakil Pemimpin Redaksi Harian Republika, Nur Hasan Murtaji mengatakan, tema yang diambil dalam diskusi ini sepele, tetapi penting. Kalau di tagline Satgas Penanganan Covid-19 BNPB sebenarnya iman ini ditempatkan di urutan pertama.

"Namun tampaknya tagline yang pertama menjadi pembahasan yang terakhir di beberapa kesempatan, malah yang diutamakan imun duluan, kemudian aman," kata Hasan.

Ia menerangkan, menjaga imun artinya memperbanyak asupan gizi. Sementara cara menjaga aman dengan menerapkan protokol kesehatan di manapun berada. "Namun masalah iman ini meski di urutan pertama (dalam tagline), tapi ia diakhirkan," ujarnya. 

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat