Petugas memeriksa persyaratan dokumen kesehatan calon penumpang pesawat udara di Terminal Domestik Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Badung, Bali, Kamis (5/8/2021). Pengawasan di pintu masuk Indonesia diperketat guna mencegah penularan virus varia | ANTARA FOTO/Fikri Yusuf

Nasional

Kemenkes Cegah Pintu Masuk Varian Baru

Pengawasan di pintu-pintu masuk Indonesia diperketat guna mencegah penularan virus varian baru.

JAKARTA -- Kementerian Kesehatan meminta semua pihak terlibat memperketat pengawasan di pintu-pintu masuk Indonesia guna mencegah penularan Covid-19, terutama varian baru Covid-19, Mu. Pengawasan difokuskan kepada pelaku perjalanan internasional dari sejumlah negara.

Juru Bicara Kementerian Kesehatan, Siti Nadia Tarmizi, mengatakan, data yang dihimpun Kemenkes menunjukkan 2,24 persen warga negara Indonesia yang kembali dari perjalanan luar negeri teridentifikasi positif. Padahal, mereka dinyatakan negatif di negara keberangkatannya.

Warga negara asing (WNA) juga begitu. Sebanyak 0,83 persen WNA, kata dia, dinyatakan positif ketika dites di pintu masuk Indonesia. Padahal, mereka negatif di negara asalnya.

Secara keseluruhan, kata Nadia, pada periode 1 sampai 31 Agustus 2021, terdapat 4,5 persen pelaku perjalanan internasional terkonfirmasi positif Covid-19 dari jumlah total kedatangan 36.722 orang. Terdapat lima negara penyumbang terbanyak pelaku perjalanan positif Covid-19.

Sebanyak 15 persen yang positif datang dari Arab Saudi dan delapan persen lainnya dari Malaysia. Kemudian, tiga persen dari Uni Emirat Arab, dua persen dari Korea Selatan, dan dua persen dari Jepang.

"Pemerintah fokus kepada lima negara asal pelaku perjalanan yang catatan positif Covid-19-nya tinggi pada saat datang ke Indonesia," kata Siti dalam siaran persnya yang dikutip Ahad (12/9).

Sementara, pada periode 1 hingga 6 September, kata Nadia, terdeteksi 2 persen pelaku perjalanan internasional terkonfirmasi positif Covid-19 dari jumlah total kedatangan 7.179 orang. Penyumbang terbesar masih Arab Saudi dan Malaysia.

Selain mengawasi pelaku perjalanan lima negara tersebut, kata dia, pemerintah juga fokus memantau pelaku perjalanan dari negara yang sudah terjangkit Covid-19 varian Mu. Misalnya, dari Kolombia dan Ekuador.

“Kami juga melakukan pemantauan terhadap varian Mu yang saat ini menyebar di 46 negara dan kami terus melakukan koordinasi dengan petugas di pintu masuk negara dan menyusun berbagai kebijakan untuk mengantisipasi kemungkinan masuknya varian yang dikatakan memiliki potensi kebal terhadap vaksin,” ujar dia.

Pada Jumat (11/9), Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito mengungkap, terdapat varian kategori tambahan, yakni alerts for futher monitoring atau yang membutuhkan lebih lanjut sedang dipantau Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

"Kategori tambahan ini disebut sebagai alerts for further monitoring. Salah satunya adalah varian yang berasal dari Indonesia, yaitu B14662, yang ditetapkan dalam kategori tersebut pada 28 April 2021," ujar Wiku dalam konferensi pers secara virtual, Jumat (10/9).

Meski begitu, pengaruh perubahan pada angka kasus di masyarakat belum jelas sehingga masih diperlukan studi lebih lanjut. Wiku meminta masyarakat tidak perlu khawatir dengan adanya varian baru. Masyarakat hanya perlu meningkatkan kewaspadaan tanpa terlalu takut berlebihan.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat