Warga negara asing (WNA) berjalan di area Terminal 3 Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten, Jumat (23/7/2021). Kemenhub tengah menyusun regulasi perjalanan guna mengadang varian Mu.  | ANTARA FOTO/Fauzan

Kabar Utama

Wapres: Waspadai Masuknya Varian Mu

Kemenhub tengah menyusun regulasi perjalanan guna mengadang varian Mu. 

JAKARTA -- Wakil Presiden KH Ma'ruf Amin meminta agar pintu masuk perjalanan ke dalam negeri diperketat untuk mencegah masuknya varian Mu atau B.1.621. Wapres berharap pengetatan itu bisa mencegah varian baru Covid-19 masuk ke Tanah Air melalui perjalanan orang.

"Saya kira sementara ini diperketat saja pintu masuknya. Supaya mereka yang masuk, kalau memang nanti membawa varian baru itu sudah bisa dicegah lebih awal," ujar Wapres dalam konferensi pers secara virtual saat peninjauan sekolah di Bogor, Kamis (9/9).

Wapres mengatakan, pengetatan dilakukan di pintu masuk bandara maupun pelabuhan yang menjadi tempat keluar-masuknya perjalanan orang. "Baik di lapangan udara maupun pintu laut semua dilakukan pengetatan. Jadi arahnya kepada itu," ungkapnya.

Namun, Wapres mengingatkan yang terpenting dalam mencegah masuknya varian Mu dengan melakukan persiapan dari dalam. Persiapan dimulai dengan menerapkan protokol Kesehatan, yakni memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak, serta testing, tracing dan treatment juga menjadi hal paling penting untuk memastikan tidak ada yang terpapar Covid-19.

Persiapan paling penting berikutnya adalah dengan terus mempercepat perluasan vaksinasi Covid-19. "Vaksinasi jadi kuncinya yang paling penting. Itu game changer-nya," kata Kiai Ma'ruf.

Untuk itu, Wapres menekankan upaya percepatan vaksinasi Covid-19 mulai dari penyediaan vaksin hingga mengerahkan vaksinator dari berbagai jalur mulai dari tenaga kesehatan, TNI/Polri, tenaga BKKBN dan penyebaran vaksinasi selain pemerintah pusat serta pemerintah daerah untuk menggencarkan vaksinasi.

Varian Mu alias B.1.621 yang pertama kali diidentifikasi di Kolombia pada Januari 2021, kini dilaporkan telah menyebar ke 46 negara. Varian tersebut merupakan varian terkini yang ditetapkan Badan Kesehatan Dunia (WHO) sebagai variant of interest alias varian yang jadi perhatian.

Empat varian sebelumnya yang juga jadi sorotan adalah Alpha dari Inggris, kemudian Beta dari Afrika Selatan, Gamma dari Brasil, Delta dari India.

Menurut Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit AS (CDC), varian Mu mengandung sejumlah mutasi. Salah satunya mutasi P681H seperti pada varian Delta yang meningkatkan potensi penularan dan penyebaran. Mutasi lainnya adalah kombinasi E484K dan K417N yang disebut berpotensi menghindari antibodi.

Sejauh ini, varian itu menyumbang kurang dari satu persen kasus Covid-19 secara global. Di Kolombia, varian itu diperkirakan bertanggung jawab untuk sekitar 39 persen kasus. Varian ini juga telah terlacak di Eropa.

Laporan dari Badan Kesehatan Masyarakat Inggris pada bulan lalu memperkirakan varian Mu mungkin sama resistennya terhadap vaksin, seperti varian Beta. Namun, badan itu menekankan bahwa lebih banyak data yang diperlukan. “Varian Mu menarik bagi kami karena kombinasi mutasi yang dimilikinya,” kata  perwakilan dari WHO, Maria Van Kerkhove.

Kehadiran varian baru Covid-19 belakangan jadi sorotan karena daya rusaknya. Indonesia yang sempat mereda penularan Covid-19-nya pada awal tahun ini, misalnya, dikejutkan dengan lonjakan tajam yang dipicu masuknya varian Delta. Lonjakan kedua ini menulari jauh lebih banyak warga dan menyebabkan kasus kematian berkali-kali lipat dari gelombang sebelumnya.

Kendati demikian, sementara ini WHO tetap menilai varian Delta sebagai jenis virus SARS-CoV-2 paling mengkhawatirkan. Pemimpin teknis WHO, Maria Van Kerkhove menekankan, dalam hal peningkatan kasus, varian Mu tidak lebih mengkhawatirkan dari Delta.

“Varian Mu meningkat prevalensinya di beberapa negara Amerika Selatan, tetapi juga menurun di wilayah lain di dunia, terutama di mana varian Delta sudah beredar,” kata Kerkhove seperti dilansir CNBC, Rabu (8/9).

Sejauh ini, Kementerian Kesehatan menyatakan terus berupaya mengantisipasi penyebaran varian Mu dan beberapa varian lainnya. "Kami terus berkonsultasi ke WHO untuk memperbaharui informasi terbaru terkait varian Mu dan varian lainnya yang berpotensi menyebar ke Indonesia, " ujar Juri Bicara Kemenkes, Siti Nadia Tarmizi, Kamis (9/9).

Langkah berikutnya, melakukan pengetatan kebijakan karantina dan testing bagi pelancong dari luar negeri. "Kami juga melakukan pemantauan varian Mu yang menyebar di 46 negara. Kami terus berkomunikasi dengan petugas di pintu masuk negara untuk menyusun kebijakan antisipasi kemungkinan masuknya varian Mu yang memiliki kekebalan terhadap vaksinasi," terang Nadia

"Pemerintah berupaya mencegah masuknya varian baru dari luar negeri ini melalui karantina pengetatan internasional. Entry dan exit testing serta persyaratan vaksin," kata Nadia menambahkan.

Hingga saat ini, sekitar 5.835 hasil sequencing telah dilaporkan. Dari total tersebut, 2.300 di antaranya merupakan varian Delta yang ditemukan di 33 provinsi di Indonesia. 

Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito juga mengatakan, pemerintah berupaya mencegah masuknya varian baru Mu dari luar Indonesia dengan melakukan pengetatan di setiap pintu masuk dan keluar negara. "Nanti akan dilakukan pengetatan. Tunggu saja pengumuman pemerintah," ujar Wiku saat dihubungi, Kamis (9/9).

photo
Petugas memeriksa persyaratan dokumen kesehatan calon penumpang pesawat udara di Terminal Domestik Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Badung, Bali, Sabtu (21/8/2021). - (ANTARA FOTO/Fikri Yusuf/rwa.)

Selama ini, lanjut Wiku, pemerintah terus memperketat sejumlah hal termasuk kewajiban menjalani tes Covid-19 pada saat datang maupun meninggalkan Indonesia. "Pemerintah juga berusaha mencegah munculnya varian baru di dalam negeri melalui strategi vaksinasi, serta berbagai kebijakan menyeluruh yang mampu menekan angka kasus yang hanya dapat berhasil jika dibarengi peran aktif masyarakat yang tetap mempertahankan disiplin 3M dan divaksinasi," kata Wiku.

Susun regulasi

Pemerintah akan mengatur perjalanan internasional untuk mengantisipasi masuknya varian baru virus Covid-19 yaitu varian Mu. Kementerian Perhubungan menyatakan, saat ini dalam proses menyusun regulasi perjalanan internasional. 

Juru Bicara Kemenhub Adita Irawati mengatakan, Kemenhub sudah berkoordinasi dengan pihak terkait untuk membahasnya. "Nantinya akan dituangkan dalam ketentuan termasuk surat edaran yang mengatur syarat perjalanan internasional," kata Adita kepada Republika, Kamis (9/9). 

photo
Warga negara asing (WNA) melakukan validasi dokumen penerbangan di area Terminal 3 Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten, Jumat (23/7/2021).  - (ANTARA FOTO/Fauzan)

Sementara itu, Dirjen Perhubungan Udara Kemenhub Novie Riyanto mengatakan, saat ini pembahasan terkait regulasi tersebut masih dilakukan. Khususnya mengenai syarat perjalanan udara yang melalui bandara internasional. "Malam ini kami rapat untuk revisi Surat Edaran. Jadi belum final," tutur Novie. 

Sebelumnya, Kemenhub memastikan segera menyiapkan langkah mencegah varian Mu masuk ke Indonesia. Untuk mencegah masuknya varian baru Covid-19 ke Indonesia, salah satunya perlu dilakukan pengendalian transportasi di simpul-simpul transportasi yang melayani rute-rute internasional. "Yakni di bandara internasional maupun pelabuhan internasional,” kata Menhub Budi Karya Sumadi dalam pernyataan tertulisnya, Selasa (7/9). 

Budi menyatakan, Kemenhub akan berkoordinasi dengan pihak-pihak terkait. Khususnya dengan Kementerian Luar Negeri, KKP Kementerian Kesehatan, Satgas Penanganan Covid-19, dan Ditjen Imigrasi. 

Begitu juga dengan TNI dan Polri untuk melakukan penjagaan. Selain itu juga meminta pendapat para ahli epidemiologi dan mencari informasi tentang pengalaman negara lain. “Koordinasi ini untuk menentukan langkah pengendalian yang diperlukan, dalam rangka mencegah masuknya varian baru Covid-19,” tutur Budi.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat