Pekerja menyelesaikan pembangunan proyek tol Serang-Panimbang di Serang, Banten, Senin (30/11/2020). PT Wijaya Karya (Wika) Serang-Panimbang selaku pelaksana proyek mencatat hingga Oktober 2020 progres pembangunan konstruksi telah mencapai 84,19 pada seks | ANTARA FOTO/Muhammad Bagus Khoirunas

Ekonomi

BUMN Konstruksi Mulai Pulih

BUMN konstruksi sepenuhnya mendukung pemerintah membangun infrastruktur.

JAKARTA — Performa sejumlah Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak di bidang konstruksi tampak mulai pulih pada semester I 2021. Kondisi tersebut di antaranya tecermin dari kinerja keuangan PT Waskita Karya Tbk (WSKT) dan PT Adhi Karya Tbk (ADHI).

PT Waskita Karya (Persero) Tbk berhasil mengembalikan kinerja dengan mencatatkan perolehan laba bersih sebesar Rp 33,4 miliar sepanjang semester pertama tahun ini. Capaian ini merupakan perbaikan yang sangat signifikan dibandingkan rugi bersih yang dicatatkan Waskita sepanjang tahun lalu.

Presiden Direktur WSKT, Destiawan Soewardjono, mengungkapkan, perbaikan kinerja ini merupakan hasil dari strategi bisnis yang komprehensif. Tidak hanya berorientasi pada profit, perseroan juga mendukung pembangunan nasional.

“Pencapaian laba bersih didukung oleh keuntungan dari divestasi tol pada kuartal II. Sebagai pengembang jalan tol dengan model bisnis recycling asset, kami tidak hanya dapat membangun jalan tol baru yang bermanfaat bagi masyarakat, tapi juga mampu mencatatkan laba melalui pelepasan saham badan usaha jalan tol (BUJT),” kata Destiawan dikutip Republika, Ahad (5/9).

Selama periode Januari-Juni 2021, Waskita membukukan pendapatan usaha sebesar Rp 4,7 triliun dengan laba kotor sebesar Rp 172,9 miliar. WSKT juga mencatatkan total aset sebesar Rp 105,3 triliun, total liabilitas Rp 89,7 triliun, serta total ekuitas perusahaan sebesar Rp 15,6 triliun.

Di tengah situasi yang penuh ketidakpastian akibat pandemi, WSKT sukses mencatatkan arus kas bersih dari aktivitas operasi positif sebesar Rp 673 miliar. Selain itu, WSKT juga membukukan arus kas aktivitas investasi sebesar Rp 1,7 triliun dan arus kas aktivitas pendanaan sebesar Rp 34,2 miliar.

Hingga 30 Juni 2021, WSKT berhasil meraih nilai kontrak baru sebesar Rp 3,1 triliun. Sekitar 65 persen dari kontrak baru tersebut berasal dari proyek pemerintah dan BUMN, sementara sisanya berasal dari proyek swasta dan pengembangan bisnis.

Beberapa kontrak yang dimenangkan Waskita, antara lain kontrak pembangunan Masjid Sheikh Zayed Solo, pembangunan Pasar Baru Trade Center Bandung, Pembangunan Kampus UIII tahap III, dan penataan Kawasan Pura Besakih.

Pada semester II, Waskita akan fokus untuk meningkatkan produktivitas operasional dengan beberapa strategi utama seperti perolehan tambahan modal kerja dengan pinjaman yang dijamin pemerintah, refocusing sumber daya alat dan manusia, serta memperkuat implementasi digitalisasi di seluruh proses bisnis.

“Kami menargetkan akselerasi progress seluruh proyek existing pada kuartal III dan IV. Tidak hanya untuk mengejar target pendapatan, tapi kami juga menjaga kepercayaan yang telah diberikan oleh para klien,” kata Destiawan.

Selain itu, untuk meningkatkan kondisi fundamental keuangan perusahaan, WSKT juga menargetkan proses restrukturisasi keuangan dan beberapa transaksi divestasi dapat diselesaikan di kuartal III dan IV tahun ini.

Raihan laba bersih juga diperoleh PT Adhi Karya Tbk. Berdasarkan laporan keuangan, ADHI membukukan laba yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp 8,28 miliar pada paruh pertama 2021. Perolehan itu tumbuh 19,94 persen dari periode yang sama tahun lalu Rp 6,90 miliar.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by PT Waskita Karya (Persero) Tbk (waskita_karya)

Meski demikian, ADHI mencatatkan penurunan dari sisi pendapatan. Pendapatan usaha perseroan tercatat sebesar Rp 4,44 triliun selama paruh pertama 2021. Pendapatan usaha ini turun 19,50 persen dari periode sama tahun sebelumnya Rp 5,52 triliun.

Di sisi lain, beban pokok pendapatan tercatat turun dari Rp 4,72 triliun pada semester I 2020 menjadi Rp 3,77 triliun. Sejumlah beban lainnya juga susut antara lain beban usaha sebesar 13,74 persen dari Rp 387,60 miliar pada semester I 2020 menjadi Rp 334,32 miliar pada semester I 2021.

Berbeda dari BUMN Karya lainnya, pada paruh pertama tahun ini, PT Wijaya Karya Tbk WIKA, membukukan laba bersih Rp 136,09 miliar. Dibandingkan periode yang sama tahun lalu, perolehan tersebut menyusut 58 persen dari Rp 324,74 miliar. Penyusutan laba ini sejalan dengan penurunan pendapatan sebesar 5,1 persen dari Rp 7,13 triliun menjadi Rp 6,76 triliun.

Direktur Utama Perseroan, Agung Budi Waskito, mengatakan, raihan laba bersih semester ini didukung oleh penjualan sebesar Rp 6,77 triliun. "Catatan tersebut mencerminkan keberhasilan WIKA untuk tetap mencatatkan kinerja positif di tengah pandemi Covid-19," kata Agung.

Agung menjelaskan, kontribusi terbesar dari penjualan didapat dari sektor Infrastruktur dan Gedung. Selanjutnya, penjualan juga disumbang oleh sektor Energy & Industrial Plant dan sektor industri.

Meskipun terjadi penyusutan laba, menurut Agung, keuangan WIKA saat ini berada pada kondisi baik. Hal ini ditunjukkan dengan kas setara kas periode Juni 2021 ini meningkat dibandingkan periode yang sama tahun lalu, serta rasio gross gearing dan net gearing masing-masing hanya sebesar 1,58 kali dan 1,13 kali.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat