Petugas membersihkan kaca yang dipasangi stiker sertifikasi halal Majelis Ulama Indonesia (MUI) di Jakarta, Senin (12/10). Undang-undang (UU) Cipta Kerja Pasal 35A ayat 2 berdampak mengubah regulasi penerbitan sertifikasi halal di Indonesia dengan memberi | Republika/Putra M. Akbar

Ekonomi

IUAE-CEPA Genjot Perdagangan Produk Halal

Produk halal Indonesia kompetitif di pasar global.

JAKARTA -- Perundingan Indonesia-United Arab Emirates Comprehensive Economic Partnership Agreement (IUAE-CEPA) diyakini akan meningkatkan perdagangan produk halal antarkedua negara. Indonesia maupun Uni Emirat Arab (UEA) memandang adanya potensi besar dalam industri halal ataupun keuangan syariah.

Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi mengatakan, pasar produk halal saat ini tersebar di 57 negara dengan nilai pasar mencapai 1,8 miliar dolar AS. Sekitar 53 persen dari pasar produk halal adalah generasi muda.

"Jadi, ini adalah pasar yang luar biasa. Kita sudah berbicara dengan UEA bahwa ini adalah subjek yang akan dikerjakan dan kami dalami," kata Lutfi dalam konferensi pers, Kamis (2/9).

Ia menjelaskan, produk halal itu termasuk di antaranya makanan dan minuman hingga industri busana Muslim. Menurutnya, UEA sebagai mitra Indonesia dalam perundingan memiliki peran strategis untuk penetrasi pasar halal global. UEA merupakan hub perdagangan dan investasi di kawasan Timur Tengah hingga ke Afrika.

"Kita tidak hanya melihat UEA sebagai sahabat, tapi juga pintu masuk pasar nontradisional," kata Lutfi.

Saat ini, perundingan IUAE-CEPA telah dimulai dan ditargetkan rampung pada tahun depan. Lutfi menargetkan sejumlah komoditas maupun produk jadi untuk meningkatkan ekspor.

"Ada beberapa item karena Indonesia sekarang sedang berevolusi dari negara penjual barang mentah dan setengah jadi menjadi produk industri berteknologi tinggi," ujar Lutfi.

Ia mengatakan, komoditas yang paling strategis untuk diekspor ke UEA, yakni emas dan perhiasan serta stainless steel. Selain itu, Indonesia juga ingin bekerja sama dalam perdagangan alumina dan aluminium.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by Kementerian Perdagangan RI (kemendag)

 

Untuk produk jadi, Lutfi menargetkan produk otomotif dari Indonesia bisa masuk ke UEA. Selain itu, pasar Afrika juga dapat dijangkau melalui UEA sehingga hasil kerja sama tersebut memberikan dampak luas.

"Kita ingin pasar Afrika lewat UEA bisa menikmati industri otomotif kita. Sekarang sudah ada tanda-tanda, tapi harapannya pada masa depan produksi mobil kita bisa merajai pasar UEA," ujarnya.

Mengutip data Kementerian Perdagangan, total nilai perdagangan Indonesia-UEA pada 2020 mencapai 2,93 miliar dolar AS. Pada semester pertama 2021, nilai perdagangan kedua negara mencapai 1,86 miliar dolar AS. Total nilai ekspor pada semester I tahun ini tercatat 850 juta dolar AS naik 31,08 persen dari periode sama tahun lalu. Sementara itu, nilai impor sebesar 1 miliar dolar AS atau tumbuh 23,26 persen.

Sementara itu, Menteri Negara Perdagangan Luar Negeri Uni Emirat Arab, Thani bin Ahmed al-Zeyoudi, menuturkan, pihaknya telah mengkaji perkembangan ekonomi syariah di Indonesia dalam kurun waktu dua bulan terakhir.

Menurutnya, terdapat lompatan signifikan di Indonesia sehingga sekarang menjadi pemain di level global. Di sisi lain, UEA dengan pasar halal yang besar pun dapat menjadi mitra strategis bagi Indonesia untuk peningkatan nilai perdagangan.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by Kementerian Perdagangan RI (kemendag)

Thani mengatakan, sangat banyak subsektor yang bisa dikerjasamakan kedua negara dalam lingkup produk halal hingga keuangan syariah. "Dalam dua hingga tiga tahun ke depan, masih ada ruang kolaborasi tidak hanya dalam aspek perdagangan, tapi juga investasi sekaligus penciptaan lapangan kerja," ujarnya.

Dalam lima tahun terakhir total volume perdagangan nonmigas antara kedua negara mencapai 11 miliar dolar AS. "UEA adalah salah salah satu tujuan utama ekspor Indonesia dan kedua negara memiliki visi yang sama untuk masa depan yang lebih bersih dan hijau," kata dia.

Thani mengatakan, kerja sama ekonomi kedua negara terbuka untuk bidang energi dan tambang, pariwisata, pertanian, hingga industri halal. Pihaknya optimistis perundingan perdagangan tersebut akan menjadi platform untuk kerja sama ekonomi yang modern dan dinamis serta merefleksikan hubungan strategis kedua negara.

"Meskipun dunia menghadapi banyak tantangan, saya sangat optimistis dengan masa depan kita. Saya yakin perdagangan bisa menjadi katalis perubahan positif," kata dia.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat